Saat ini Vano dan Ara sedang duduk berdua di kantin, pasalnya Rafa dan Alin sedang pergi keperpus, Reyga tidur di kelas sementara Agnes berdiam diri pula di kelas.
Sesuai apa yang di katakan Vano, Ara memang benar-benar menjauhi Alin dan pura-pura lebih membela Agnes untuk mengetahui apa saja yang akan direncanakan oleh cewek itu, namun sampai sekarang dia tidak mendapati tanda-tanda Agnes bertindak.
Dari itu Ara berpikir mungkin saja Agnes sudah berubah.
"Gimana? Lo udah tau apa aja rencana temen lo itu?" tanya Vano, dan Ara menggeleng.
"Gue rasa Agnes udah berubah deh. Dia emang masih gak mau ngomong sama Alin, tapi selama gue awasin dia.. dia gak macem-macem kok."
"Gak usah naif dulu, Ra. Siapa tau dia lagi nyusun siasat. Orang pendiam kayak Agnes itu emang berbahaya. Diam-diam mematikan," sahut Vano, menatap Ara dalam-dalam. Jika di lihat-lihat cewek ini lumayan manis juga, apalagi waktu pertama kali mereka berkencan, Ara terlihat cantik saat terbebas dari seragam sekolah kedodoran.
Begitu pula yang di rasakan Ara, memangnya siapa yang menolak pesona Vano? Cowok itu memang di kenal mesum, tapi saat mereka berkencan, Vano sangat sopan dan sangat menjaganya. Hal itu membuat Ara menyukai Vano.
"Iya lo bener sih, entah apa aja di rencanain Agnes, gue harap dia berubah dan nyesel."
"Ntah lah. Kalo gitu lo jangan pernah lengah ya, bila perlu lo harus di samping Agnes 24 jam."
"Gila, yang ada dia curiga sama gue," ucap Ara.
"Dia gak bakal curiga, dia kan sahabat lo, atau gak lo provokasi dia aja soal Alin. Bilang kalo lo emang bener-bener benci sama Alin."
"Ara.."
Mendadak kedua orang yang sedang duduk di kursi itu menoleh pada sumber suara, Alin dan Rafa datang lalu mengganpiri meja mereka.
Dengan cepat Ara berdiri, ingin menghidar dari Alin, namun cewek itu. Malah menahan pergelangan tangannya.
"Ra, lo kenapa sih sama gue? Lo dan Agnes jauhin gue, salah gue apa sama kalian?" lirih Alin membuat Ara mendesah kasar."Lepasin tangan gue, Al. Mulai sekarang kita gak usah temenan lagi."
Mendengar itu membuat mata Alin berkaca-kaca. Kenapa Ara begitu tega mengatakan hal tersebut?
"Ra, lo lagi bercanda kan?""Gue gak lagi bercanda ya, anjing. Gue mau kita gak usah temenan lagi."
"Hei, gak usah ngomong kasar sama cewek gue," sahut Rafa, membuat Ara memutar bola matanya malas.
"Ini urusan gue sama Alin, lo gak usah ikut campur." Ara membalas, sementara Vano yang duduk tampak tak ambil pusing, dia tahu jika Ara sedang melakukan acting.
Meskipun Rafa ingin sekali mengumpat dan memaki Ara, namun dia urungkan, Alin akan membencinya jika ia melakukan hal itu, namun Rafa tidak dapat menyembunyikan kekesalannya pada Ara karena cewek itu malah membuat istrinya mengeluarkan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincere Love
Romance"Iya gue tau, tapi lo bisa nunggu kan? Please, Raf. Lo gak tau kalo pernikahan kita ini bikin gue stres, nikah muda gak ada di dalam mimpi gue.." Rafa manggut-manggut pelan. "Trus gue harus gimana kalo lagi birahi?" Bibir Alin berkedut menahan tawa...