Selesai makan malam bersama, tidak ada obrolan setelah itu, Rafa dan Alin kembali masuk ke kamar masing-masing tanpa sepatah kata.
Rafa pun tidak memaksakan Alin lagi, jika cewek itu tidak mau yasudah, toh dia harus memperbaiki perilakunya agar menarik di mata Alin, walaupun sebenarnya dia sangat ingin merasakan Alin lagi.
Awalnya sore ini Vano mengajak mereka jalan-jalan ke pantai, tapi karena turun hujan membuat rencananya batal, bahkan hingga malam ini hujan masih turun mengguyur deras.
Di kamar sebelah, Alin keluar dari kamar mandi setelah membersihkan tubuhnya alias memastikan tubuhnya agar wangi. Yah, dia memang sudah bertekad untuk memberikan hak Rafa lagi malam ini, meskipun Alin masih merasa sangat malu.
"Pake gak ya.." gumam Alin melihat beberapa lingerie yang dia beli ketika ke Mall tadi. Dia menggigit bibirnya gugup mengambil salah satu baju haram yang berwarna hitam.
"Ck, kayak jaring-jaring ikan," gumam Alin lagi. Pakaian macam apa ini? Sama sekali tidak menutupi tubuh Alin, namun begitu Alin tetap memakainya.
Lalu bagaimana sekarang? Alin bingung harus berbuat apa, apakah dia langsung ke kamar Rafa? Mengajak cowok itu bercinta?
"Gak-gak, yang ada dia mikir gue cewek nakal lagi." Hampir saja Alin melepaskan lingerie hitam itu, namun kembali mengurungkan niatnya.
"Cewek nakal apanya, lah gue kan istrinya. Suka-suka gue dong.."Memang sudah sinting, Alin malah berpikir yang tidak-tidak, padahal jika melayani suami malah mendapatkan pahala.
Cewek itu pun memutuskan tiduran di atas ranjang sambil menyelimuti tubuhnya yang telah terbalut lingerie seksi dengan selimut putih tebal.
Alin meraih ponselnya membuka room percakapannya dengan Rafa.
Alin sedikit kesal karena chat Rafa, tapi selanjutnya jantungnya malah tidak aman saat mendengar suara pintu kamarnya terbuka. Cepat-cepat Alin menutup wajahnya dengan selimut, mulutnya komat-kamit merasa nyesel tapi sudah terlanjur.
"Alin?" kening Rafa mengerut bingung melihat gundukan selimut yang di pastikan Alin bersembunyi di dalamnya.
"Jadi lo ajak gue kesini buat main petak umpet?" kata Rafa, cowok yang mengenakan celana pendek dan bertelanjang dada itu melangkah mendekati ranjang."Bangun gak, sebelum gue makan beneran. Asal lo tau gue udah puasa lama banget ya anjing." Rafa geram melihat Alin tak kunjung menurunkan selimut.
Sementara di balik selimut Alin mengumpat, rasanya dia berharap ada sebuah lubang di bawah kasur ini supaya Alin dapat melompat kedalamnya untuk menghindari Rafa.
"Ck, botol yakult. Jangan main-main lo." Rafa langsung saja menyingkap selimut Alin dengan kasar, detik kemudian kedua matanya membulat melihat apa yang Alin kenakan.
"Al..lin?" Mendadak kerongkongan Rafa mengering, tubuh Alin di balut oleh lingerie black, entah apa motif cewek itu mengenakan pakaian itu, namun demi apapun Rafa sangat menyukainya.
"Jadi lo panggil gue kesini buat nunjukin baju baru lo?" tanya Rafa tersenyum geli melihat wajah Alin yang memerah menggemaskan.
Alin mengangguk kaku. "M-maaf kalo jelek."
"You look beautiful and sexy," ucap Rafa serak, kedua matanya menyayup, menggelap melihat tubuh molek Alin. Napasnya memburu cepat, seketika tubuhnya menegang, merasakan libido kelelakiannya meningkat, milik Rafa tegang sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincere Love
Romance"Iya gue tau, tapi lo bisa nunggu kan? Please, Raf. Lo gak tau kalo pernikahan kita ini bikin gue stres, nikah muda gak ada di dalam mimpi gue.." Rafa manggut-manggut pelan. "Trus gue harus gimana kalo lagi birahi?" Bibir Alin berkedut menahan tawa...