04

5.9K 720 7
                                    

9 Sep 1543


Aku bertemu dengan putri Count Lons. Kami bermain bersama di halaman belakang. Lola mendapat giliran berjaga, tapi ada yang aneh.

Lola harusnya mencariku, tapi hingga sore aku tak bertemu dengannya. Sir Carmen bahkan menjemputku dan mengatakan bahwa Lola sudah pulang sejak tadi aing.

Kenapa dia malah pergi begitu saja? Apa dia tahu bahwa aku bukan Alicia yang asli jadi tidak mau bermain lagi?

---

"Nona, apa kau tidak memiliki sesuatu untuk dibagikan pada kami?"

"Ya, itu benar, kami sudah kelaparan lima hari tanpa makanan," sahut pria berambut cokelat.

Aku membisu. Aku meneguk saliva kasar. Jantungku mulai tidak beraturan. Keringat dingin pun mulai bercucuran. Aku mencoba mengatur napasku.

"Maaf, tapi aku tak punya apa-apa lagi," ujarku dalam satu tarikan napas.

Mataku mulai mencari benda untuk pertahanan diri. Pikiranku mulai kacau, memikirkan apa yang akan mereka bertiga lakukan.

Pria gendut itu menatapku dengan pandangan yang tak bisa aku artikan. Ia mulai mendekat, sedangkan aku mengambil langkah mundur. Kakiku sedikit gemetar, tak kuat menahan rasa takut yang mulai menjalar.

"A-apa yang kau lakukan?"

"Tenanglah Nona, kami hanya ingin sesuatu yang seharusnya kami dapatkan," balas pria kurus itu. Ia mulai tertawa keras.

Apa maksud perkataannya itu?

"A-aku tak paham maksud kalian."

Mereka bertiga tertawa bersama, namun pandangannya tak lepas dariku. Aku dibuat merinding karenanya. Apa yang sebenarnya mereka pikirkan? Aku tidak memiliki makan ataupun uang sekarang.

"Kemarilah Nona Kecil, kami tak akan menyakitimu. Kamu mungkin akan mendapat tuan yang baik hati jika ikut dengan kami," katanya sambil menatapku, "tubuhmu dan wajahmu pasti akan menghasilkan banyak uang. Ah, tapi kita bisa bermain-main terlebih dulu."

Sial, sepertinya aku paham maksud mereka!

Napasku tercekat. Mataku mulai bergerak ke sana kemari, mencari jalan keluar. Di sebelah kananku kosong. Ini kesempatan!

Aku sedikit mengangkat rokku dan mulai berlari ke arah barat. Degup jantungku semakin cepat. Di sana ada jalan untukku kabur dari situasi buruk ini.

Namun ....

"AKH!" Aku berteriak kesakitan.

Duk!

Rambutku ditarik secara paksa. Tubuhku terhuyung, kehilangan keseimbangan dan jatuh ke belakang. Suara tawa tiga pria berhasil membuatku ketakutan setengah mati. Mereka tidak melepaskanku begitu saja.

"Oh ayolah, Nona, jangan bermain kejar-kejaran," kata pria berambut cokelat itu. Ia tersenyum licik.

"Tidak ada gunanya memberontak, wanita tidak bisa melakukan apa-apa."

Aku menggertakkan gigiku. Tanganku mulai meraba tanah, mencari sesuatu yang berguna. Sebongkah kayu langsung kugenggam. Aku berusaha berdiri sembari membalikkan tubuhku dan mengayunkan kayu itu.

Tapi gerakan itu terhenti. Senjata dadakanku langsung ditangkap pria gendut. Ini percuma. Kekuatanku tak sebanding.

"Astaga ayunan apa itu? Tak ada niatan membunuh sama sekali," komentar pria kurus yang datang terakhir.

Actually, I'm Not The VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang