20 May 1545
Pada acara perjamuan hari ini, aku bertemu Archduke Crest yang baru untuk pertama kalinya. Dari sekian banyaknya acara, hanya ini yang ia hadiri.
Omong-omong, aku akui jika dia tampan. Tapi menurutku, dia terlihat manis. Aku menyukainya. Ah, bukan berarti aku beralih dari Alex!
Aku akan menyukai Alex sampai kapanpun! Meski dia tak menyukaiku, tapi tak apa, hehe. Akan kubuat dia menyukaiku juga!
---
Keadaan ruangan yang didominasi warna hijau muda itu sangat suram. Salah satu penghuni ruang kerja itu sudah seperti mayat hidup. Bahkan kantung hitam telah bersemayam di bawah matanya.
Tok tok tok!
Pria dengan pakaian pelayan itu memasuki ruangan. Ia sedikit membungkuk sebelum bertanya, "Tuan, apa Anda ingin meminum teh?"
Sosok yang disebut itu menatap kepala pelayan sejenak, sebelum kembali pada kertas di tangannya. "Terserah."
"Lance, buatkan kami dua teh atau apalah yang bisa membangunkan semangat," sahut pria lainnya yang sudah tergeletak tak berdaya di antara tumpukan kertas.
Lance – kepala pelayan – pun mengangguk dan segera keluar untuk menyiapkan pesanan teman tuannya itu.
"Hei, sampai kapan pekerjaan ini selesai?" keluh Edward yang kini menatap atasannya itu sinis.
"Mungkin setelah rapat minggu depan nanti," sahutnya tanpa menoleh.
"Napoleon von Crest." Edward menegakkan tubuhnya dan menatap teman lamanya itu.
Napoleon mengacak rambutnya kesal. "Apa?"
Tidak, tidak jadi. Edward langsung memalingkan wajahnya. Nyalinya mendadak ciut.
Satu hal yang perlu ia hindari adalah membuat Napoleon kesal. Jika laki-laki itu kesal, maka tamatlah jiwa dan raga Edward. Itu sudah dipastikan.
Ya walau bukan sekali dua kali Edward kena hukuman karena membuat atasannya kesal, tapi tetap saja ini menyebalkan. Bahkan hukuman minggu lalu berhasil membuat Edward tertawa sampai menitikkan air mata.
"Apa kau tidak lelah? Bukankah setengah laporan ini bisa dilempar ke sir Ray?"
"Aku tidak sudi mendengar omongan gila orang itu lagi," balas Napoleon sembari meletakkan penanya.
Edward langsung menutup mulutnya rapat-rapat. Hampir saja ia membuat Napoleon kesal karena membawa nama seseorang yang telah masuk daftar hitam Napoleon.
Raymond von Yukrie. Marquis yang menjabat sebagai ketua tim ksatria putih. Sekaligus musuh nomor satu milik Napoleon.
Hubungan keduanya benar-benar buruk. Jika diibaratkan sebagai binatang, maka Napoleon adalah kucing dan Raymond adalah anjing. Tentu kucing dan anjing yang sama-sama galak.
Bagaikan air dan minyak, mereka tak akan pernah bersatu. Bahkan itu sudah menjadi rahasia umum di Kekaisaran Syein.
Jika aku teruskan, pasti dia akan membebaniku dengan laporan ini dengan deadline tidak ngotak, batin Edward yang mulai berkeringat dingin.
Napoleon memejamkan matanya sejenak. "Hei, apa kau pernah mencium seseorang?"
Edward menoleh. "Mencium? Hm ... aku pernah melakukannya beberapa kali. Aku sering melakukannya dengan mantan tunanganku, tapi untuk sekarang tidak terlalu banyak, kami la—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Actually, I'm Not The Villainess
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan] Letta yakin bahwa dirinya sudah meregang nyawa setelah merosot ke dalam jurang. Tapi saat ia membuka mata, ia malah memiliki tubuh baru! Awalnya dia berpikir hal ini keren karena seperti manhwa yang ia baca. Tapi Letta malah...