3 Nov 1545
Saat aku ke istana hari ini, aku dibiarkan melihat Alex yang mengerjakan tugasnya.
Tidak seperti sebelumnya di mana aku akan diusir, karena katanya aku akan mengacau. Padahal aku akan diam memerhatikan Alex!
Ah, apa ini pertanda Alex menyukaiku? Apa aku harus mencoba menyatakan perasaan di bawah pohon Yuju?
---
Aku menyandarkan punggungku pada kepala sofa. Memejamkan mata sejenak, aku menghela napas dalam-dalam.
Baru saja aku selesai membersihkan diri dan mengobati luka gores di wajah. Sekarang aku hanya perlu menunggu waktu malam saja.
Tapi bukannya malah tenang, aku jadi kepikiran tentang beberapa hal. Misalnya Alexander.
Kenapa dia bersikap manis kepadaku tadi? Lalu kenapa juga dia mempertegas jika aku tunangan dia kepada Aaron?
Aku mulai berpikir. Apa sebenarnya motif Alexander sekarang? Tidak mungkin dia ingin memperbaiki citra hubungan kita, bukan?
Lagipula, yang melihat hanya Aaron. Albert dan Carmen sibuk membereskan kekacauan acara tadi. Lalu Aidan? Entah pergi ke mana, aku bertemunya di depan kereta kuda.
Warga yang lain juga tidak begitu memperhatikan karena sibuk dengan para pemberontak tadi. Beda cerita jika dia melakukannya di acara besar yang dihadiri pada bangsawan.
Lalu apa lagi?
Tidak mungkin dia menyukaiku, karena dia saja hanya memanfaatkanku untuk tahtanya. Tidak lebih dari itu.
Namun satu hal yang pasti, dia memiliki tatapan bermusuhan dengan Aaron. Dia seperti orang yang tengah marah.
Padahal mereka adalah sepupu, tapi kenapa keduanya tidak akrab? Mereka saling melempar tatapan bermusuhan yang sangat jelas sejak awal.
Jika dilihat dari keadaan tadi, bisa disimpulkan bahwa semua tindakan Alexander didasari oleh Aaron.
Kalau tidak, kenapa juga Alexander melakukan semua itu, di saat hanya ada Aaron yang melihat?
Jangan-jangan ....
"Alex menyukai Aaron?" gumamku.
Tidak, bukannya apa. Aku tiba-tiba saja teringat sebuah cerita yang pernah aku baca dulu. Itu sebuah kisah di mana tokoh utama pria memanfaatkan tokoh utama wanita agar tokoh pria lainnya cemburu.
Ya ... plot twist yang sungguh mencengangkan, bukan? Aku bahkan dibuat 'kosong' selama dua hari berturut-turut karena tidak percaya dengan ending cerita itu.
Padahal di awal cerita, keduanya selalu bertengkar, memaki, dan saling menatap sinis. Tapi sebenarnya mereka berdua hanya ingin membuat kesal satu sama lain sembari menahan perasaan masing-masing.
Dan perilaku Alex memiliki pola yang sama dengan cerita itu, di mana tokoh pria mencoba bermesraan dengan tokoh wanita agar yang lainnya cemburu!
"Tapi, jika memang benar seperti itu, bagaimana dengan ending novel ini? Apa Lily akan tersakiti dan menempuh hidupnya sendiri begitu saja seperti novel itu?" Aku bertanya, entah pada siapa.
Aku menggelengkan kepalaku pelan. "Tidak, aku tidak perlu memikirkan kisah cinta orang lain."
Mau mereka saling mencintai atau tidak, aku tidak perlu ikut campur. Jika memang seperti, aku akan dengan senang hati mendengarnya, karena akhirnya aku bisa lepas dari Alexander! Sepenuhnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Actually, I'm Not The Villainess
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan] Letta yakin bahwa dirinya sudah meregang nyawa setelah merosot ke dalam jurang. Tapi saat ia membuka mata, ia malah memiliki tubuh baru! Awalnya dia berpikir hal ini keren karena seperti manhwa yang ia baca. Tapi Letta malah...