09

4.6K 550 16
                                    

3 Mar 1544

Apa aku membuat keputusan yang salah? Haruskah aku menolak saat ibu mengajakku masuk ke rumah ini?

Akhir-akhir ini aku dihantui perasaan bersalah. Aku bukanlah Alicia yang asli, aku hanya berpura-pura menjadi dirinya.

Aku takut bagaimana reaksi orang-orang saat mengetahuinya. Apa ... aku akan dihukum mati karena menipu para bangsawan?

Aku ... tak menginginkannya.

---

"Uh, Sir Aaron? Kenapa kau ada di sini?" tanya Carmen yang masih terduduk di atas tanah. Ia memegangi kepalanya yang sedikit pusing.

Aaron mendengus. "Kebetulan lewat," balasnya.

Mendengar balasan itu membuat Carmen ingin menimpuk orang di hadapannya ini. Namun sangat tidak memungkinkan. Dia putra seorang duke dan memiliki hubungan kekeluargaan dengan kaisar negeri ini.

"Tak disangka prajurit favorit instruktur Tora kalah dari berandalan seperti ini."

Carmen berdecih. "Ini bukan kalah, aku memiliki rencanaku sendiri, tapi diinterupsi oleh seseorang." Ia berdiri dan berjalan untuk mengambil pedangnya.

"Benarkah? Tapi tidak terlihat seperti itu di mataku."

Carmen menatap Aaron. "Kau akan terus berbicara atau membantuku membereskan sisanya?"

"Kau membutuhkan bantuan?"

"Tidak, tidak jadi, aku tak butuh bantuan bocah kurang ajar sepertimu," sarkas Carmen yang mulai menyerang sisa anak buah Tonio.

Aaron tergelak. Ia mulai mengangkat pedangnya dan membantu Carmen. "Oh ayolah, apa kau marah? Pantas saja tidak ada wanita yang mendekatimu."

"Sial, kata siapa, huh? Bukankah itu kau?"

"Hehhh~ tak mau mengaku, padahal saat acara perpisahan kemarin kau mabuk dan mengeluh soal kisah cintamu."

Carmen mengerutkan keningnya. "Kau salah, aku tidak pernah mabuk seperti sir Joseph. Lebih baik pikirkan saja dirimu yang sampai saat ini tak memiliki pujaan hati."

"Tenang, kau tak perlu khawatir. Aku masih muda, jadi perjalanan hidupku masih jauh. Tidak sepertimu yang sudah tua."

"Aku masih 22 tahun, Bocah Sialan. Dan, umur juga tak ada yang tahu."

Mereka mengatasi anak buah Tonio dengan cepat. Walau sambil berdebat, sinkronisasi mereka terbilang cukup bagus. Ya, walau ini baru kedua kalinya mereka bekerja sama.

"Omong-omong, kenapa kau ada di Desa Rech? Bukankah kau seharusnya kembali bertugas di istana?"

Aaron menyeret tubuh orang-orang yang ia pukuli itu dan meletakkan mereka di satu tempat. "Kena hukuman karena tidak sengaja buat tumpukan jerami di dekat gudang penyimpanan terbakar."

Carmen hanya bisa menganggukkan kepalanya, seakan-akan hal yang didengarnya lumrah. Ya, mungkin untuk orang yang tak mengenal Aaron akan mengatai pemuda itu gila.

Actually, I'm Not The VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang