11

3.7K 454 13
                                    

7 Oct 1544

Hari ini adalah hari penyambutan untuk para ksatria yang baru saja balik dari medan peperangan. Aku ingin melihat mereka semua, tapi aku tidak diperbolehkan untuk keluar.

Ini semua karena kemarin aku membolos pelajaran sejarah dan tertangkap oleh Wettson.

Demi apapun, Wettson benar-benar menyebalkan!

Padahal aku ingin melihat para ksatria, terutama pewaris Archduke Crest itu. Huh ... menyebalkan.

---

"Bagaimana bisa orang asing duduk di antara kita?" Aaron menatap tajam sosok yang tengah duduk menikmati keripik yang disajikan pihak bar.

Albert mengembuskan napas panjang. "Walau sebenarnya saya tak pernah ingin berada di pihaknya, tapi kali ini saya setuju dengan perkataan sir Aaron," timpalnya.

"Aku di sini karena nona Alicia mengundangku."

Aaron mendengus. "Hah? Bukankah kau yang memaksa nona Alicia melakukannya?"

"Haha ... apa maksudmu? Aku tidak pernah memaksa. Nona Alicia sendiri menyetujuinya, jadi kalian tidak memiliki hak mengusirku sekarang," balas pria itu. Ia tersenyum tipis. Namun lengkungan bibir itu terlihat sangat tidak tulus.

"Sudah, sudah, jangan bertengkar, nona Alicia saja tidak meributkan hal ini. Sir Black Panther, tolong jangan diambil hati untuk perkataan mereka," kata Carmen menengahi.

Black Panther tertawa pelan. "Tidak, ini bukan masalah besar, Sir Carmen."

Aku hanya bisa diam dan tersenyum canggung. Berbeda dengan Aaron, Albert, dan Black Panther yang saling melempar tatapan dingin. Mereka sudah seperti kucing yang memperebutkan wilayah kekuasaan saja.

Untungnya ada Carmen yang mencairkan suasana tegang di meja kami. Dan dalam beberapa menit, keduanya menjadi akrab. Carmen bahkan memuji senjata yang Black Panther pakai.

Oh iya, bagaimana kami bisa bersama dengan Black Panther? Ini semua berawal karena kami yang tak sengaja bertemu dengannya setelah berkeliling Desa Rech. Pria bersurai hitam itu meminta dibelikan bir untuk pertolongan yang dia berikan waktu itu. Tentunya aku tidak bisa menolak.

Aaron berdecak. Laki-laki itu membuang mukanya agar tak melihat wajah yang lain. Dia terlihat sangat kesal sekarang.

Sepertinya Aaron orangnya sensian, deh? Kenapa marah-marah mulu, sih, aku jadi parno dia malah berniat membunuhku jika aku menyinggungnya.

"Oh iya, Albert, prioritas utama kita adalah pelabuhan dan penginapan, ya?" tanyaku setelah beberapa saat diam.

"Iya, dua tempat itu paling dibutuhkan untuk menambah pendapatan. Disusul dengan menara jam dan beberapa fasilitas umum lainnya," tanggap Albert tanpa berpikir panjang.

Black Panther yang tak sengaja mendengar pun ikut bersuara. "Apa kalian akan membuka jalur pelabuhan lagi?"

Albert mengangguk pelan. Ia menaikkan kacamatanya. "Iya, apa ada yang salah?" Ia bertanya dengan nada sinis yang kentara.

"Ya, apa kau ada masalah jika pelabuhan dibuka lagi?" imbuh Aaron yang tiba-tiba.

Entahlah, aku sudah tidak paham dengan jalan pikirnya.

Laki-laki yang ditanya pun menggeleng. "Tidak, ini bagus menurutku, membantu para pedagang untuk melakukan hubungan ekonomi dengan kerajaan dan kekaisaran sekitar."

Actually, I'm Not The VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang