31 Dec 1544
Tahun ini seperti tahun-tahun sebelumnya, tidak ada yang menarik sama sekali. Tidak ada yang berubah juga. Walau sebenarnya hubunganku dan yang lainnya tidak bertambah baik.
Permohonanku masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, semoga aku bisa dekat dengan keluarga baru ini. Ah iya, semoga Alex juga mau bermain denganku walau sebentar.
Semoga Dewi Eirene mengabulkan keinginanku tahun ini.
---
Ayahku selalu berkata, "Kekerasan tak akan pernah menghasilkan hal bagus."
Aku tidak pernah menyukai kekerasan sejak dulu. Caraku untuk menyelesaikan masalah adalah dengan bicara. Jika mereka tetap keras kepala, aku akan meninggalkan mereka.
Tapi di dunia ini berbeda. Tidak ada yang pergi begitu saja. Mereka akan menyelesaikan masalah mereka melalui apapun, bahkan kekerasan sekalipun.
"Apa Anda baik-baik saja, Nona?" tanya Albert seraya menepuk bahuku pelan.
Aku mencoba mengatur napasku. Pikiranku dipenuhi hal negatif sekarang. Bagaimana ... bagaimana jika mereka berdua membunuh seseorang di dalam sana?
Aku tahu Black Panther dan Aaron itu kuat. Mereka tidak akan kalah meski semua orang mengeroyok. Tapi lawannya? Mereka bisa saja mati di tangan mereka!
"Albert ... bagaimana jik—"
Belum sempat aku menyelesaikan perkataanku, kepalaku langsung tertoleh ke belakang, di mana pintu bar berada. Dua pria baru saja keluar dari sana dengan wajah puas.
Aku sempat mematung, meneliti mereka dari atas hingga bawah. Mataku membelalak saat melihat beberapa bercak darah di baju Aaron. Entah Black Panther memiliki juga atau tidak karena pakaiannya serba hitam.
Segera aku menghampiri mereka dan bertanya, "Bagaimana keadaannya?"
"Ini bukan masalah, aku tak akan ka—"
"Bukan kalian! Tapi dua orang tadi," seruku dengan perasaan campur aduk.
Di bajunya ada darah ... tidak mungkin mereka mati, kan?
Air muka Aaron langsung berubah drastis. Ia terlihat sangat kesal sekarang. "Kenapa kau malah mengkhawatirkan mereka? Bukankah kau ada di pihak kami?!"
"Aku hanya ingin bertanya, kalian tidak membunuh mereka, kan?" tanyaku lagi.
Black Panther tersenyum lembut. Ia menepuk pelan bahuku. "Tenanglah, mereka masih hidup dan bernapas."
Aku bernapas lega saat Black Panther menjawab itu. Setidak mereka masih hidup dan tidak mati. Jadi ... perkiraan terburuk tak akan terjadi.
"Kenapa kau malah lega seperti itu? Lagipula sudah sepantasnya mereka mati karena membicarakan hal buruk tentang bangsawan. Tidak hanya kau, bahkan Duke Ashley juga!"
Aku membuang napas kasar. Kepalaku mendadak pening. "Lalu? Apakah sudah sepantasnya seorang ksatria sepertimu menghajar warga biasa karena konflik pribadi?"
Bagaimanapun, ksatria tidak boleh menyerang warga biasa karena perasaan. Seorang ksatria boleh menghajar warga jika orang tersebut masuk dalam kriteria kriminal.
"Ini bukan hanya konflik pribadi. Apa kau tidak memiliki harga diri sebagai bangsawan?!" Aaron menghardikku. Wajahnya merah padam, bahkan urat-urat timbul di lehernya saat ia berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Actually, I'm Not The Villainess
Fantasi[Bukan Novel Terjemahan] Letta yakin bahwa dirinya sudah meregang nyawa setelah merosot ke dalam jurang. Tapi saat ia membuka mata, ia malah memiliki tubuh baru! Awalnya dia berpikir hal ini keren karena seperti manhwa yang ia baca. Tapi Letta malah...