-Bumil-

2.3K 201 5
                                    

Sekarang sudah seminggu setelah Rosi yang dirawat dirumah sakit. Kandungan Rosi sudah lumayan kuat jadi diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit.

Dan sudah 2 hari juga Jeno begadang nemenin Rosi yang ngoceh nggak jelas. Karna itu sekarang menjadi kebiasaan Rosi setiap malamnya. Jeno takut nanti anaknya bakalan banyak omong kalau begini.

Dan mereka berdua berakhir hanya tidur 3 jam setelah itu. Karna jika Jeno tidur duluan pasti Rosi akan mengomel dan makin banyak omongnya.

Dan sudah 2 hari juga Jeno harus mangku Rosi yang tidur saat ia kerja dikantor. Untungnya itu tak terlalu menganggu Jeno bekerja. Ia juga ingin terus menjaga Rosi saat kehamilan pertama ini.

Menurut Jeno kehamilan Rosi yang pertama ini bener-bener berharga. Jeno bahkan sampai mimpi anak kecil karna saking seringnya nemenin Rosi nonton video Baby Yuan.

Pekerjaan kantor yang cukup menumpuk, tugas perkuliahan yang gencar mengejar waktu, ibu hamil yang tidak bisa diam itu Sangat-sangat bisa membuat kepala Jeno pening dan ingin pecah.

Cukup lelah itu yang Jeno rasakan tapi setelah tau janin Rosi sudah mulai kuat itu membuat Jeno merasa tak terbebani.

Setelah seminggu pulang dari rumah sakit Jeno dan Rosi langsung cek kandungan. Hanya untuk melihat perkembangan sang janin. Dan dokter berkata kalau janinnya kuat dan sehat.

"Jeno mau makan"ucap Rosi yang berada dipelukan Jeno.

"Makan apa? Sekarang udah jam 2 pagi" tanya Jeno seraya mengusap kepala Rosi.

"Pengen makan Ramyeon tapi sama Mama nggak dibolehin"

Rosi mengerucutkan bibirnya karna teringat segala larangan yang mertuanya berikan dengan alasan untuk kesehatan Janinnya.

"Ya kalau nggak boleh berarti nggak boleh sayang"Jeno memeluk Rosi yang beberapa hari ini memang susah diatur jika yang mengatur bukan Mamanya.

Bahkan sudah seminggu ini Jeno menjadi orang cepu yang selalu mengadukan ke Mamanya jika Rosi susah diatur. Biarkan saja dia jadi orang cepu daripada dia terserang darah tinggi.

"Jeno tapi aku pengen ramyeon kayaknya gidam deh"ucap Rosi seraya memainkan jemarinya didada Jeno.

"Nggak boleh bohong"peringat Jeno.

"Kamu mau anak kita nanti jadi tukang bohong karna kamu pas hamil dia sering bohong?"ucap Jeno seraya memeluk Rosi.

"Hehe iya bohong akunya yang pengen ramyeon" Rosi hanya cengesan saja kalau sudah begitu.

Malam ini cukup dingin mungkin tak akan dingin jika mereka berdua berolahraga malam itu yang ada dipikiran Jeno.

"Olahraga udah boleh nggak?"tanya Jeno seraya memainkan punggung Rosi.

"Katanya jangan dulu kalau udah masuk bulan kedua baru boleh. Emang kenapa? Kamu lagi pengen ya?" tanya Rosi seraya mengusap rahang Jeno yang dingin.

"Iya"

"Tapi kalau nggak boleh ya bisa nahan" timpal Jeno lagi seraya memeluk Rosi.

"Suamiku sudah bukan orang pemaksa lagi" ucap Rosi seraya menepuk punggung Jeno.

Jeno mulai mengeratkan pelukannya lagi. Matanya juga mulai panas karna sudah mulai mengantuk.

"Ayo bobo"ucap Rosi seraya bergerak sedikit mencari titik nyamannya.

"Selamat tidur Nyonya Lee" ucap Jeno diakhiri kecupan dikepala Rosi.

"Selamat tidur juga Tuan Lee" timpal Rosi.

[3] LEE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang