-Busan?-

2.8K 246 15
                                    

Sudah sebulan dari kejadian Tyuzu yang datang kekantor Jeno dan berakhir dengan keributan yang cukup panas akhirnya Tyuzu tak pernah datang lagi mengusik keluarga Lee.

Sebenernya Jeno tidak yakin kalau Tyuzu benar-benar pergi. Tapi memang gadis itu plin-plan dan mungkin sedikit gila.

Tak beberapa lama Dari kejadian itu Jeno mendapat kabar jika Tyuzu ternyata liburan ke Daegu. Memang gadis yang susah ditebak pemikirannya. Mungkin benar jika dia memang gila.

Sekarang Jeno dan Rosi tengah lelap dalam tidurnya. Tiba-tiba Rosi terbangun dalam tidurnya. Jam dinding masih menunjukkan pukul 5 pagi ya matahari belum cukup untuk muncul.

Rosi memandang lekat paras tampan sang suami. Sangat-sangat tampan jika dilihat dari dekat. Berawal menyentuh pipi dan berakhir dibibir lalu mengecupnya sekilas.

Jeno merasa terusik lalu memeluk Rosi dengan erat serta menepuk pelan punggung Rosi agar tertidur lagi. Itu dipikiran Jeno tapi nyatanya sekarang malah Rosi yang semakin mengusik dia.

"Hari ini kamu libur aja ya"pinta Rosi pada Jeno yang masih menutup mata.

"Aku nggak bisa banyak berkas yang harus aku siapin buat minggu depan" jelas Jeno.

Bukannya ingin menolak permintaan Rosi untuk meliburkan diri. Jeno sangat amat tau jika Rosi sedang dalam masa rindu pada Jeno. Jeno saat ini juga sangat merindukan Rosi walaupun sekarang ia sudah ketemu.

Jadwal yang sangat padat seharian full diluar rumah setengah hari untuk kuliah dan setengah hari untuk kantor. Bahkan jika tak kuliah dia akan mendekam dikantornya sampai larut malam.

"Aku pengen ke Busan Jeno sehari aja" ucap Rosi memohon.

"Nggak bisa sayang.. Minggu ya?" ucap Jeno memberi penawaran.

"Aku maunya sekarang"ucap Rosi seraya mengeratkan pelukannya.

"Gue banyak kerjaan Lee"ucap Jeno sekali lagi agar Rosi bisa mengerti keadaannya.

"Ke Busan sekarang"ucap Rosi dengan nada seperti anak kecil yang ingin menangis.

"Ke Busan hiks.. "Rosi menangis itu yang membuat Jeno kebingungan.

"He! Kok nangis"sifat kerasnya kebawa refleks.

"Huwaaaa... "teriak Rosi seraya menangis.

"Jangan ngaco deh..Kenapa nangis?"tanya Jeno seraya menepuk pelan punggung Rosi.

"Busan.. "ucap Rosi lirih.

Isakan terus terdengar dan Rosi hanya menyebut kata Busan ditengah tangisannya. Entah Rosi mengigau atau apa Jeno juga tak mengerti. Jeno terus mengelus lembut punggung Rosi agar tenang.

"Busan Jeno! Busan!"ucap Rosi seraya mendongakkan kepalanya kearah Jeno.

"Mau ke Busan sekarang"ucap Rosi dengan ekspresi seperti anak kecil.

"Kalau gue libur ya Lee. Kita omongin tentang ini nanti kita makan dulu biar gue pesenin makanan. Mau apa?"pertanyaan Jeno malah mendapat tangisan dari Rosi.

"He! Diem!"ucap Jeno sedikit membentak. Bukan berniat kasar tapi itu memang sifat Jeno.

"Hiks.. Jahat.. Aku ndak mau makan hiks" ucap Rosi seraya melepas paksa pelukan Jeno dan berjalan keluar kamarnya.

"Mau kemana?"tanya Jeno yang tak digubris Rosi. Mau tidak mau Jeno mengikuti Rosi yang keluar kamar dalam keadaan ngambek.

"Mau kemana?"tanya Jeno seraya mencekal tangan Rosi yang memegang knop pintu seperti ingin keluar apartment.

[3] LEE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang