-Masalah?-

2K 203 12
                                    

Sekarang kandungan Rosi sudah memasuki bulan kedua awal dalam kehamilan pertamanya. Permintaan dengan alasan ngidamnya ini benar-benar membuat Jeno kewalahan.

Andai saja istrinya itu meminta sesuatu hal yang wajar seperti meminta makan makanan yang pahit ataupun asam. Tapi tak disangka malah Rosi meminta banyak hal aneh yang bahkan sangat mustahil dilakukan.

Bahkan Jeno sampai harus tidur dikantor karna setiap hari begadang semalaman menemani Rosi yang mengoceh, mencarikan Rosi makanan ataupun hanya sekedar diajak Rosi sikat gigi atau bahkan Rosi tiba-tiba minta Jeno untuk memanggilkan siapapun yang Rosi mau pada malam hari.

Bayangkan saja sikat gigi jam 1 pagi. Untung saja Jeno tak disuruh Rosi mandi kembang pada Jam segitu.

Jeno memang mulai kewalahan untuk menuruti semua permintaan Rosi yang bisa dibilang cukup aneh-aneh. Tapi dia juga tak bisa mengeluh karna ini semua yang dia lakukan demi janin yang dikandung Rosi.

Berikan kesan pertama yang paling bagus untuk kehamilan pertama Rosi itu pikir Jeno.

"Ini gimana?"tanya Jeno seraya memegangi apel dan Jeruk.

Posisi Jeno sekarang adalah berdiri dengan satu kaki. Dengan Jeruk ditangan kirinya sedangkan apel ditangan kanannya. Rosi terus mengarahkan posisi yang benar kepada Jeno.

Sekarang Rosi tengah duduk disamping Lucas yang sedang memegang kuas yang siap melukis.

Ya Rosi mengidam lagi ingin Lucas melukis Jeno dengan keadaan seperti itu. Sebenernya bukan begitu rencana awal Rosi. Ia ingin melukis sendiri tapi apala daya dia sangat malas untuk saat ini.

"Udah belum Lee? Capek nih gue gini mulu dari tadi" Jeno mulai mengeluh karna mulai merasakan kebas dikakinya.

"He! Language dijaga! Big no! Buat gue lo" peringat Rosi yang langsung diangguki Jeno.

Memang Jeno sering kali keceplosan menggunakan logat gue lo pada Rosi dan berakhirkan ceramah berkepanjangan dari Rosi.

"Udah bro udah siap dilukis" ucap Rosi seraya menepuk bahu Lucas.

Lucas yang tak tega dengan Jeno itu langsung dengan cekatan melukis Jeno. Rosi bilang tak apa jika hasilnya buruk Rosi tak akan marah. Jadi Lucas akan melakukan sesuai kemampuan saja tak memaksa diri jika tidak bisa.

"He! Jangan gerak!"tegur Rosi seraya menunjuk Jeno.

Percayalah Jeno masih sama seperti dulu tak suka ditunjuk-tunjuk tapi apala daya yang menunjuknya saat ini adalah bumil yang hamil anaknya.

"Sayang nggak suka ditunjuk-tunjuk" rengek Jeno yang membuka Lucas tersedak air liurnya sendiri.

"Minum dulu bro kok bisa keselek padahal nggak makan apa-apa" ucap Rosi seraya menyodorkan segelas air putih kearah Lucas.

Lucas sibuk memukul dadanya itu langsung menerima air dan langsung meneguknya hingga habis.

"Lu keselek apa haus?" cibir Jeno.

"Apasih Jeno kamu kok berisik banget dari tadi udah berdiri aja yang bener"tegur Rosi lagi.

Sedari tadi Jeno saja yang selalu disalahkan.

Dua hal yang membuat Lucas tersedak yaitu pertama rengekan dari mulut Jeno yang baru ia dengar. Kedua yaitu tentang ingatan masalalu dimana tangannya hampir saja patah karna dia tak sengaja menunjuk kearah Jeno.

Ah lelaki ini belum berubah banyak ternyata itu yang ada dipikiran Lucas. Jeno sudah menjadi calon ayah tapi sifat brigas dan kepemimpinannya masih belum hilang dari dirinya.

[3] LEE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang