-Perjanjian-

2K 178 53
                                    


Eric terus mengempur Rosi dalam 3 jam tanpa menghentikan hentakan pinggulnya. Tenaga Rosi sudah terkuras habis. Rosi benar-benar lelah untuk memenuhi nafsu Eric yang benar-benar kelewatan batas.

Rosi hanya bisa mengatur nafas dan sesekali mendesahkan nama Eric. Hati Rosi sakit jika seperti ini rasanya seperti Rosi menghianati Jeno.

"Eric.. Berhenti.. "Rosi memberanikan diri untuk menyentuh rahang Eric.

Eric tak mengubris ucapan Rosi malah semakin mempercepat ritmenya. Eric mulai melumat bibr Rosi dan mulai memainkan payudara Rosi.

Eric benar-benar mendapatkan kenikmatan sesungguhnya untuk saat ini. Rosi wanita yang masih ia inginkan sampai saat ini.

Mereka sama-sama mencapai klimak masing-masing. Dan Eric semakin menghentakkan juniornya kedalam agar spermanya tak berceceran keluar.

"Nagih tapi gue capek"setelah mengucapkan itu Eric langsung memberi kissmark pada leher Rosi.

"Lo milik gue"ujar Eric yang langsung mencabut juniornya dan memakai boxernya.

Rosi hanya bisa diam untuk saat ini. Mau menangispun ia tak mampu. Pikirannya kosong karna memikirkan kejadian yang barusan terjadi. Rahimnya menghangat karna sperma Eric.

Rosi benar-benar takut jika Rosi akan hamil nantinya.

"Lo nikmat"ujar Eric seraya  mencium pipi Rosi dan mulai memejamkan matanya seraya memeluk Rosi.

Rosi langsung menganti posisinya menjadi tidur kesamping dan membelakangi Eric. Tarikan pada perutnya itu membuatnya jaraknya dan Eric terkikis habis. Kulit mereka saling bersentuhan.

Rosi menggengam jemari Eric yang masih tak mau diam ingin menyentuh missVnya kembali. Rosi sangat ingin terbangun dari mimpi buruk ini. Rosi percaya semua ini hanya mimpi.

Kecupan basah pada bahu Rosi yang membuat Rosi ingin menangis saat itu juga. Tapi Rosi takut jika ia menangis Eric akan murka dan melakukan hal itu lagi padanya.

MissV nya sungguh nyeri saat ini sepertinya lecet karna permainan Eric yang jauh dari kata lembut.

"Tidur nanti sore kita mandi bareng" ujar Eric seraya mengeratkan pelukannya pada Rosi.

"Tidur sayang"Eric mulai mengusap perut Rosi.

Dan pada akhirnya mereka berdua sama-sama terlelap dalam tidurnya. Eric yang kecapean karna bercinta dengan Rosi. Dan Rosi yang lelah akan kehidupannya.

Jika boleh memilih untuk keadaan saat ini.  Rosi sangat ingin mati bersama anaknya saja jika mendapatkan takdir seperti ini. Takdir sungguh kejam merengut semua kebahagiaan Rosi.









Jam dinding menunjukkan pukul 2 siang tapi Rosi masih lelap dalam tidurnya. Tapi tidak dengan Eric dia sudah bangun dari tidurnya. Eric berusaha pelan membalikkan badan Rosi agar tidur menghadapnya.

Rosi tak terusik sama sekali karna perlakuan Eric. Tubuh Rosi benar-benar lelah untuk saat ini yang membuat dia terlelap jauh dalam tidurnya.

"Wanita manis"ujar Eric seraya mengelus pipi Rosi.

Chup

Kecupan singkat pada bibir Rosi yang sedikit bengkak karna Eric yang melumat bibir Rosi dengan kasar.

Eric memeluk Rosi dengan erat tak peduli jika Rosi akan terbangun karna kehabisan nafas dalam dekapannya. Eric sungguh-sungguh merindukan mantan kekasihnya ini.

Seharusnya Eric tak menyakitinya dulu. Walaupun usia hubungannya dengan Rosi belum cukup lama tapi perasaan pada Rosi benar-benar tak bisa ia lupakan.

[3] LEE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang