-Perdebatan-

1.7K 177 33
                                    

Proses pemakaman Eric sudah selesai. Sedaritadi Rosi hanya bisa pingsan dan pingsan. Dan Jeno setia berada disisi Rosi pada saat Rosi tak sadarkan diri.

Semuanya tengah berkumpul di Mansion besar milik Eric. Disini sudah ada keluarga Jeno, Rosi dan Eric dan juga ada teman-temannya Jeno.

Keluarga Eric sudah tau jika Rosi sedang mengandung anak Eric. Mereka juga memiliki hak lebih atas Rosi dan janinnya karna mereka adalah orang tua Eric.

"Kamu ikut siapa?"tanya Nyonya Son pada Rosi.

"Jika Nyonya lupa Rosi masih sah menantu saya"timpal Mama Jeno tak terima dengan adanya pertemuan ini.

Yang mereka mau saat ini hanya satu. Membawa Rosi pulang kembali ke Seoul. Tapi keluarga Eric sangat menolak kekeh untuk merawat Rosi dan calon cucunya.

Wajah Rosi benar-benar pucat saat ini. Rosi masih stres memikirkan Eric yang sudah terkubur rapi didalam tanah. Tapi ia harus disidang seperti ini.

Tidakkah orang-orang disekitarnya ini memperhatikan kesehatannya. Apa tidak ada yang peduli pada dirinya.

"Jika Anda lupa Rosi sedang mengandung darah daging anak saya. Jadi saya lebih berhak atas Rosi untuk saat ini"balas ketus Nyonya Son.

Tak ada yang salah dalam kalimat Nyonya Son. Tapi amarah Jeno serasa diuji dibuatnya.

Lisa dan Yuqi hanya bisa kawatir dengan keadaan Rosi yang kiat memucat. Bahkan jemari Rosi terus meremat. Mental Rosi terganggu untuk saat ini.

"Kak bisa ngobrolin ini nanti nggak"bisik Lisa pada Taeyong.

"Gue nggak tau"ujar Taeyong.

"Kamu ikut siapa sayang?"tanya Nyonya Son lembut pada Rosi.

Mama dan Papa Rosi hanya bisa diam untuk saat ini. Karna keputusan besar ini hanya terletak pada putrinya. Hanya putrinya yang bisa mengambil keputusan ini.

Rosi hanya diam membisu tak mau menjawab.

"Saya bisa merawat cucu anda. Biarkan saya membawa pulang istri saya"kini giliran Jeno yang membuka suara.

"Kamu musuh anak saya! Bagaimana bisa saya membiarkan cucu saya dirawat oleh kamu"sarkas Nyonya Son.

Keluarga Son memang terkenal keras dan pendendam. Jadi jangan salah jika Eric memiliki sifat demikian.

"Kamu pikir saya dan istri saya percaya sama kamu! Tidak!"bentak Tuan Son.

"Apa hak anda melarang saya sebagai suami sah Rosi untuk membawa pulang istri saya!"bentak Jeno tak terima.

"Berandal kayak kamu mau ngurus cucu saya"ujar Tuan Son meremehkan.

"Anak saya bukan berandal!"bela Mama Jeno seraya menunjuk kearah Tuan Son.

"Berandal tetaplah berandal"sarkas Nyonya Son.

"Anda berkata demikian! Anak anda lebih bajingan daripada anak saya! Anak anda menculik dan menghamili istri orang! Apakah anak anda punya harga diri!" maki Mama Jeno kian menjadi.

Rosi semakin menahan sesak didadanya. Orang yang sudah mati tak pantas dihina walaupun sebejat apapun dalam kehidupannya. Itu prinsip yang Rosi tanamkan pada hatinya.

Rosi juga tak yakin jika dia dan anaknya saat ini hidup dengan keluarga Jeno apakah dikemudian hari jika anaknya sudah lahir maka keluarga Jeno akan nerima?

Tidak semudah itu pikir Rosi.

Anaknya ini bukan darah daging Jeno. Bagaimana Jeno akan menyayanginya nanti.

[3] LEE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang