-Berdua-

1.8K 198 9
                                    

Pagi ini sangat kebetulan sekali karna jadwal kuliah Jeno maupun Rosi sedang kosong dan sekarang waktunya Jeno berjuang menahan kantuknya dikantor karna sedari tadi diawasi oleh Rosi.

Bahkan Rosi sedari tadi terus mengoceh mengajak Jeno untuk berbincang dengannya. Memang Jeno yang membawa Rosi kekantornya. 

Ini kesalahannya

"Mau minum?"tawar Jeno pada Rosi terus mengoceh sedari tadi tanpa henti

Tawaran Jeno itu langsung dijawab dengan anggukan kepala oleh Rosi.

"Kamu sekarang banyak omong ya"ucap Jeno yang menyodorkan minuman ke mulut Rosi.

"Iya nggak tau kenapa aku sekarang banyak omong"ucap Rosi lalu meminum setengah dari air dibotol yang diberi oleh Jeno.

Setelah itu menaruh kembali botol itu keatas meja Jeno. Rosi mulai memeluk tubuh Jeno lagi. Jeno juga membalas pelukan Rosi.

Saat ini Jeno benar-benar ingin tidur nyenyak matanya sudah sangat panas menahan kantuknya sedari tadi.

"Lee tidur ya"

Jeno mulai mengusap punggung Rosi yang duduk dipangkuannya. Membawa Rosi kedalam pelukannya.

Tapi sedari tadi yang Rosi lakukan adalah bermain dasi Jeno terkadang juga tiba-tiba mengelus rahang Jeno yang membuat Jeno harus menutup mata untuk menahan gelojak dalam dirinya.

"Lee tidur hm.. "deep voice Jeno mulai keluar karna sudah tidak tahan menahan kantuknya bahkan hasratnya sendiri.

"Jeno merinding"ucap Rosi seraya mendongakkan kepala keatas melihat Jeno yang menutup matanya.

"Kenapa?" tanya Jeno seraya mengelus serta menepuk punggung Rosi. Berharap Rosi akan tertidur dan dia juga bisa tidur.

"Suara kamu bikin merinding"timpal Rosi seraya memeluk leher Jeno.

"Ngantuk aku"ucap Jeno jujur.

"Pengen jalan-jalan"rengek Rosi saat Jeno sepenuhnya menutup mata dan mulai mengeratkan pelukannya.

"Aku ngantuk sayang"suara serak Jeno menembus gendang telinga Rosi.

"Tidur dulu ya"Jeno mulai menepuk punggung Rosi.

"Hiks... "suara tangisan Rosi mulai terdengar.

Ah ayolah Jeno menahan amarah saat ini dia perlu tidur saat ini bukan untuk mendengar tangisan Rosi.

Kalau saja dia tak mengingat jika Rosi sedang mengandung mungkin Jeno sudah membentak Rosi agar Rosi bisa diam.

"Sayang ngertiin aku sekali aja ya? aku ngantuk banget "ucap Jeno seraya menangkup wajah Rosi.

Pipi dan hidung Rosi mulai memerah karna tangisannya. Jeno menatap lekat manik mata Rosi. Rosi juga menatap mata Jeno yang benar-benar sudah merah.

"Hiks.. "Rosi menempelkan pipinya ke pipi Jeno.

Sebenernya Rosi tidak tega dengan Jeno yang memang sedari tadi menahan kantuk. Tapi saat ini benar-benar ia sedang ingin jalan-jalan bukannya tidur.

Kapan dia mau diam saja? Nggak ada! Pasti ada aja yang pengen Rosi lakuin.

"Anak kita pengen jalan-jalan hm?"ucap Jeno seraya mengecup sekilas bibir Rosi yang mengerucut.

"Ayo jalan-jalan"ucap Jeno seraya mengelus punggung Rosi untuk menenangkan Rosi.

Jeno memilih mengalah pada akhirnya. Jeno tak mau Rosi nanti jadi kepikiran atau apapun ia tak mau membebani pikiran Rosi. Karna takut nanti berdampak pada kandungannya.

[3] LEE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang