(y/n) POV
Aku berlari kearah Tanjiro, keadaannya cukup menyedihkan karena mendapatkan luka cukup banyak, bahkan untuk berjalan pun harus di bantu Nezuko dan seorang Kakushi
"Nii-chan .. Nezuko .. bisa berjalan di bawah matahari .. ?" Tanyaku pura-pura kaget
"Hm, Nezuko bisa berjalan di bawah matahari karena mengorbankan dirinya" jawab Tanjiro dengan bahagia
"Ohayo, Nee-chan" ucap Nezuko
Walau aku sudah tahu kalau Nezuko pasti bisa menaklukkan matahari, saat merasakannya langsung rasanya sangat membahagiakan, langsung saja aku memeluk Nezuko
"Kau berhasil, Nezuko!" Ucapku dengan bahagia pada Nezuko, Nezuko hanya membalas pelukanku
Tiba-tiba saja ada yang ikut berpelukan dengan kami, ternyata itu Tanjiro, dia memeluk kami sambil menangis, oh astaga ini mengharukan. Aku mengambil kesempatan berpelukan ini dengan menyentuh tangan Tanjiro lalu menyembuhkannya, ia terlihat sedikit kaget saat lukanya perlahan sembuh tapi akhirnya dia makin mengeratkan pelukannya
.
Saat ini aku sedang berada di sebuah ruangan bersama Oyakata-sama dan para Pilar, ini bagian laporan tentang tanda, seharusnya bagian ini di pimpin oleh Amane-san, tapi karena Oyakata-sama sehat jadi beliau yang memimpin.
"Jadi apa yang kalian rasakan saat tanda itu muncul?" Tanya Oyakata-sama
Mui dan Mitsuri terdiam, "Saya tidak terlalu yakin, saya hanya merasa bersemangat saat itu dan saya juga merasa sangat kuat" jawab Mitsuri, jawabannya berbeda dari Animenya, cerita sudah berubah, tapi secara garis besarnya masih sama
"Bagaimana denganmu, Muichiro?" Tanya Oyakata-sama sambil menatap Mui
"Maaf, Oyakata-sama, saat itu saya merasa senang karena suatu hal hingga saya melupakan hal lain" jawab Mui sambil menunduk, bisa kulihat wajahnya yang sedikit merah, apa yang dia dipikirkan?
"Hahh, Souka .." ucap Oyakata-sama dengan kecewa
Oyakata-sama lalu menatapku, "Anakku, bukankah kau memiliki tanda seperti milik Tsugikuni-san?" Tanya Oyakata-sama
Aku mengangguk sebagai jawaban, "Benar, Oyakata-sama, saya mendapatkan tanda ini setelah berlatih dengan Tou-san" jawabku
"Apa ayahmu juga memiliki tanda?" Tanya Oyakata-sama penasaran
Aku mengangguk, "Tapi tanda milik Tou-san seperti luka bakar baru, awalnya milik saya juga seperti itu tapi setelah berlatih kembali setelah sakit, tanda itu semakin besar dan berbentuk seperti ini" ucapku sambil menunjuk tanda milikku
"Sakit?" Tanya Oyakata-sama lagi
"Benar, saat mendapatkan tanda ini saya sakit karena saat itu saya masih kecil, saya ingat saat itu saya tiba-tiba saja terjatuh karena badan saya yang tiba-tiba panas dan jantung saya yang berdetak dengan sangat cepat, setelah saya mengingat kembali kejadian itu tepat saat tanda ini muncul" jawabku lagi, memang benar saat itu aku tiba-tiba sakit saat berlatih dan aku merasakan apa yang di katakan Mui pada Amane-san saat di manga
"Souka, jadi intinya jantung yang berdetak sangat cepat dan badan yang panas" ucap Oyakata-sama menyimpulkan
"Ya, mungkin kira-kira panasnya 39 derajat? Saya tidak terlalu mengingatnya tapi saat itu Kaa-san dan Tou-san sangat panik, saya hanya bisa samar-samar mendengarnya" ucapku
"Tch, jadi semudah itu ya" celetuk Sanemi
"Aku iri terhadap orang bodoh yang mengatakan ini hal mudah" sindir Giyuu
Astaga aku ingin ketawa, saat membaca manga nya aku tertawa hingga terjungkal, tapi setelah mengalaminya langsung ternyata ini lebih lucu, aku sangat ingin ketawa tapi tidak sopan jika tertawa di hadapan Oyakata-sama
"Apa?" Tanya Sanemi sambil menoleh kearah Giyuu
Giyuu dengan tampang tak bersalahnya menjawab, "Bukan apa-apa"
"Sepertinya memunculkan tanda akan menjadi prioritas utama bagi Pilar saat ini" ucap Shinobu
"Setuju" ucap Pilar lainnya
"Terima kasih, Anak-anakku, tapi ada satu hal yang ingin kukatakan tentang pelatihan tanda kalian" ucap Oyakata-sama
"Apa itu?" Tanya Mitsuri sambil memiringkan kepalanya
"Mereka yang telah memunculkan tanda harus ikut berpartisipasi. Tidak peduli tanda itu muncul pada siapa, dan tidak ada pengecualian" ucap Oyakata-sama, aku menoleh kearah Giyuu, ini pasti berat untuknya
Oyakata-sama lalu pergi dari ruangan bersama kedua anaknya, sekarang tinggal aku dan para Pilar, Ayumi sialan, dia menolak ikut rapat darurat ini, andai aku bisa ikut kabur, aku pasti sudah kabur lebih dulu darinya.
Kulihat Giyuu yang berdiri saat para Pilar akan berdiskusi tentang pelatihan tanda, saat Giyuu akan jalan aku menahan tangannya
"Giyuu-san, kau akan pergi?" Tanyaku dan diangguki olehnya
"Kalau begitu aku juga akan pergi" ucapku membuat semua orang kaget terutama Mui, bisa kulihat wajahnya yang terlihat lebih kaget dari yang lainnya
"Apa yang kau maksud, (y/n)?" Tanya Giyuu
"Aku sudah berjanji pada Sabito-san kalau aku akan menggantikannya untuk terus berada di sampingmu dan mendukungmu" jawabku
"Aku tidak mengerti" ucap Giyuu
"Kau pasti belum membaca surat dari Sabito-san" tebakku dan benar saja, dia terdiam tak menjawab ucapanku
"(y/n) .." panggil Mui, aku menoleh kearahnya yang ikut berdiri
"Gomen, Mui, aku ada urusan yang harus diselesaikan dengan Giyuu-san" ucapku lalu menyeret Giyuu pergi
.
Kami berdiri disalah satu dermaga kayu, "Tolong baca surat itu, saat ini Sabito-san sudah tidak ada di sini, aku tau kalau kau merasa tak pantas menjadi Pilar karena kau merasa kalau Sabito-san lebih pantas mendapatkan gelar ini, tapi ingat ini, Sabito-san bangga padamu karena kau berhasil menjadi Pilar" ucapku pada Giyuu, ia terlihat menunduk
"Gomen .. aku .. aku merasa tak pantas .. saat itu .. jika saja dia tak menyelamatkanku .. jika saja saat itu aku membantunya .." ucap Giyuu dengan suara bergetar
Aku tahu ini tidak sopan tapi aku menariknya dalam pelukanku dan menepuk punggungnya dengan lembut, "Jika kalian tetap bersama saat itu, kalian berdua akan mati. Sabito-san berharap kau bisa melanjutkan mimpinya, dia mempercayai itu padamu" ucapku padanya
Giyuu lalu membalas pelukanku dan menangis, suara tangisannya sangat memilukan, baunya sangat menyedihkan, tak ada kemarahan, hanya ada kesedihan di dalam dirinya. Aku tetap memeluknya hingga tak lagi terdengar suara tangisannya, ia lalu melepaskan pelukannya sambil menunduk dan menutup wajah bagian bawahnya
"Gomen, aku bersikap tak sopan padamu" ucap Giyuu dengan suara serak khas orang habis nangis
"Tak apa, sekali lagi, pikirkan ucapanku barusan, jika kau butuh waktu untuk berpikir, aku akan menjelaskannya pada Pilar yang lain" ucapku padanya
Dia mengangkat kepalanya, wajahnya terlihat berantakan, matanya memerah, "Arigatō, aku memang butuh waktu untuk memikirkan ini" ucapnya sambil tersenyum
Oh astaga, senyumnya sangat langka! Jika saja ada Hp di sini, aku mungkin bisa mengabadikannya tapi sayang aku terlalu malas membuat Hp
Aku membalas senyumnya dan mengangguk, aku menyuruhnya istirahat karena dia pasti merasa lelah setelah menangis cukup lama tadi, dia menuruti ucapanku dan pergi, setelah Giyuu sudah tak kelihatan, aku berjalan, aku ingin menemui Tanjiro yang sedang berada di kediaman Kupu-kupu, tapi seseorang tiba-tiba saja muncul di hadapanku, siapa lagi kalau bukan Mui.
.
.
.
.
.
.
T
B
C
.
.
.
.
.•》1 Februari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
【𝐄𝐍𝐃】𝐓𝐡𝐞 𝐓𝐰𝐢𝐧𝐬 𝐨𝐟 𝐊𝐚𝐦𝐚𝐝𝐨 | 𝐊𝐧𝐘 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬
Fanfiction「𝐂𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞」 (l/n) (y/n) adalah seorang gadis cantik yang memiliki segalanya. Suatu hari saat sedang berjalan menuju sekolah, ia melihat sahabatnya yang akan tertabrak mobil. Melihat itu (y/n) bergegas lari menuju sahabatnya itu untuk menyelam...