𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 37

5.7K 886 116
                                    

Giyuu POV

Sudah beberapa hari sejak aku menangis dipelukan (y/n), entah kenapa aku merasa dia seperti Nee-san, rasanya tenang.

Brak!

Suara pintu yang dibuka paksa membuatku kaget, aku mendongak melihat siapa orang tidak sopan yang membuka pintu seperti itu, ah ternyata (y/n), pantas saja, gadis itu selalu berbeda dari gadis pada umumnya.

Ia berjalan mendekat kearahku dan duduk tepat di hadapanku, bahkan duduknya pun tidak seperti gadis pada umumnya, "Bagaimana? Kau sudah berubah pikiran?" Tanyanya tiba-tiba

Aku menggeleng, dia terlihat kesal, "Argh kau itu bagaimana sih?! Kau pasti belum membaca suratnya kan?!" Ucapnya kesal, memang benar aku belum membacanya, aku takut jika ternyata Sabito membenciku

Ia lalu berdiri dan mengitari kediamanku seperti mencari sesuatu, masuk dari satu ruangan ke ruangan yang lain hingga akhirnya dia keluar membawa sebuah kertas ditangannya, ah dia mencari surat itu.

Ia lalu duduk kembali di hadapanku dan memberiku surat itu, aku tidak berani menerimanya, aku belum siap menerima kenyataan itu

Ia menarik kembali tangannya dan membuka kertas itu, aku menatapnya, aku penasaran apa yang akan dia lakukan

"Untuk Giyuu"

Aku melebarkan mataku, ternyata dia membacanya

"Tersenyumlah, aku sangat menyukai wajah ceriamu dan carilah teman, aku tahu kau jarang berbicara dengan orang lain setelah kematianku"

Aku masih terdiam, dia membacanya seolah-olah Sabito sedang berbicara, bahkan ekspresinya pun sama

"Dengar Giyuu, kematianku bukanlah kesalahanmu, menghadapi Oni itu adalah pilihanku. Aku ingin kau menjalani harimu sebagai Pilar Air dengan percaya diri karena kau berada di posisi itu berkat kekuatanmu"

Tanpa kusadari air mataku mengalir, aku merasa seolah-olah Sabito sedang bersamaku

"Jika aku masih hidup pun, posisi Pilar akan tetap untukmu karena itu adalah takdirmu"

Aku masih tidak percaya ini, apa Sabito benar-benar berpikir seperti itu?

"Hiduplah, ingat kembali ucapanku saat aku memukulmu, semua ini bukan salahmu"

Aku tersadar, ingatan penting yang kulupakan, saat Sabito menamparku, bahkan aku masih mengingat rasanya

"Mari bertemu di kehidupan selanjutnya, tetaplah menjadi sahabatku di kehidupan selanjutnya, Giyuu. Meski dengan surat, aku ingin mengucapkan selamat tinggal dengan benar, jadi, Selamat tinggal, Tomioka Giyuu"

(y/n) melipat kembali surat itu, pandanganku buram tertutup air mata, ini sudah kedua kalinya aku menangis di hadapannya, sungguh memalukan.

Normal POV

(y/n) menatap Giyuu yang sedang menangis tanpa suara, (y/n) mendekatkan dirinya dan memeluk Giyuu seperti beberapa hari yang lalu

"Lepaskan semua kesedihanmu" ucap (y/n) sambil menepuk pelan punggung Giyuu hingga suara tangis Giyuu mulai terdengar membuat siapa pun yang mendengarnya tahu betapa menyedihkannya dia

Dibalik pintu kediaman Giyuu, ternyata para Pilar sedang bersembunyi di sana, mereka melewatkan latihan Pilar hanya untuk mengikuti (y/n) yang menuju kediaman Giyuu tadi hingga akhirnya mereka juga mendengar isi surat dari Sabito.

"Kenapa .. kenapa mereka memilih melindungiku ..?" Tanya Giyuu di tengah tangisannya

"Itu karena mereka ingin kau tetap hidup, mereka menyayangimu" jawab (y/n) sambil mengelus pelan kepala Giyuu

【𝐄𝐍𝐃】𝐓𝐡𝐞 𝐓𝐰𝐢𝐧𝐬 𝐨𝐟 𝐊𝐚𝐦𝐚𝐝𝐨 | 𝐊𝐧𝐘 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang