𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 36

5.8K 876 105
                                    

(y/n) POV

Saat aku ingin berjalan menemui Tanjiro di kediaman Kupu-kupu, tiba-tiba saja Mui muncul di hadapanku membuatku terkejut

"Jelaskan padaku" ucap Mui tiba-tiba

"Menjelaskan apa?" Tanyaku

"Jelaskan kenapa kau menarik Tomioka-san dan kenapa kau memeluknya" ucapnya, sepertinya dia marah, nada bicaranya berubah

"Aku hanya menyemangatinya, kau tahu dia sama sepertimu yang ditinggal oleh orang yang dia sayangi, dia sama sepertimu yang diserang oleh Oni, kakak perempuannya mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkannya, temannya yang dia percaya juga mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan Giyuu-san" jelasku

"Tapi bukankah kau tidak perlu memeluknya?" Sarkasnya, nada bicaranya berubah total

"Benar, aku memang memeluknya, apa kau tahu dia mau menyerah? Aku tidak suka dengan orang yang menyerah, Sabito-san mempercayakan mimpinya itu pada Giyuu-san, tapi dia malah ingin menyerah karena merasa tak pantas, dia terus menyalahkan dirinya atas kematian Tsutako-san dan Sabito-san, dia tak punya siapa-siapa, aku mencoba menyemangatinya karena dia orang pertama yang kukenal di organisasi ini, jika bukan karnanya aku mungkin tidak akan menjadi Kisatsutai" balasku

Aku sedikit kecewa karena Mui tak bisa memahamiku, aku tahu perasaan Giyuu, aku tahu bagaimana rasanya sedih tapi tak memiliki siapa pun untuk berbagi kesedihan, jadi aku ingin menghiburnya, apa itu salah?

"Aku tidak tahu kenapa kau sangat membelanya, kurasa itu memang kesalahannya, seharusnya dia membantu bukan bersembunyi dibalik orang lain" ucapnya

Jujur saja aku kecewa dengan ucapannya, apa hanya aku yang berpikir kalau kehidupan Giyuu itu menyedihkan? Tapi aku harus tenang, jika aku terbawa perasaan aku bisa salah mengambil langkah, aku tidak ingin kejadian diluar perkiraan muncul

"Memang benar seharusnya dia membantu, tapi apa kau tahu kalau pada saat itu Giyuu-san masih kecil? Tsutako-san mati dimalam sebelum pernikahannya, padahal seharusnya Tsutako-san bisa hidup bahagia tapi dia mengorbankan nyawanya hanya untuk melindungi adiknya, mungkin jika Giyuu-san tahu kalau Tsutako-san akan mati malam itu dia tidak akan membiarkan Tsutako-san menghadapi Oni itu"

Mui tak menjawab ucapanku, dia hanya menunduk, apa yang dia pikirkan?

"Tapi tetap saja, bukankah dia seharusnya mencari orang untuk menolong?" Tanya Mui

"Apa kau pikir Giyuu-san bisa keluar jika kejadian itu tepat berada di depan lemari tempat dia sembunyi?" Ucapku balik bertanya

Mui menggeleng pelan sebagai jawaban, "Kalau begitu biarkan aku mengurus ini, aku tidak ingin pengorbanan Tsutako-san dan Sabito-san menjadi sia-sia, jadi percaya padaku" ucapku

Mui menatapku cukup lama hingga akhirnya ia menghela nafas dan mengangguk, "Baiklah, aku tak akan ribut lagi tentang masalah ini" ucapnya

Aku mengelus kepalanya, "Seharusnya kau mengatakan itu dari tadi, baiklah aku akan pergi sekarang" ucapku

Belum sempat aku pergi, Ayumi sudah lebih dulu muncul tak jauh dariku

Normal POV

Ayumi berjalan mendekati (y/n), sedangkan (y/n) hanya diam menatap Ayumi yang berjalan mendekat

"Biasa aja neng natepnya" ucap Ayumi yang berdiri dua langkah di depan (y/n)

"Kemana aja lu?" Tanya (y/n)

"Maen, ngapa? Mau ikut?" Jawab Ayumi santai

"Lu harusnya kalo mau kabur ngajak-ngajak bego, kalo tau lu kaga ikut rapat tadi kan gw juga kaga ikut" protes (y/n)

【𝐄𝐍𝐃】𝐓𝐡𝐞 𝐓𝐰𝐢𝐧𝐬 𝐨𝐟 𝐊𝐚𝐦𝐚𝐝𝐨 | 𝐊𝐧𝐘 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang