𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 41

6K 913 119
                                    

Normal POV

Dua bulan berlalu, (y/n) masih juga belum sadarkan diri, Ayumi, Tanjiro, Muichiro, Giyuu, Yoriichi, Douma dan Nezuko selalu mengunjungi kamar (y/n) untuk mengecek keadaannya tapi tak ada kemajuan, keadaan (y/n) masih sama seperti sebelumnya.

Perlahan kelopak mata (y/n) terbuka, kepalanya sedikit pusing, ia akhirnya mencoba duduk lalu melihat sekeliling, hari sudah malam, entah jam berapa sekarang. (y/n) mencoba turun dari ranjangnya, perlahan ia berjalan keluar, ia berjalan seorang diri ke tempat yang sama saat ia dan Ayumi bernyanyi bersama.

(y/n) duduk bersender di pohon besar, ia memejamkan matanya menikmati angin malam yang menerpa wajahnya

"Sedang apa di sini?"

Suara lembut itu membuat (y/n) membuka matanya dan menoleh kearah pemuda berambut panjang dengan anting hanafuda ditelinganya, (y/n) tersenyum lembut pada Yoriichi

"Menikmati angin" jawab (y/n) lembut

Yoriichi duduk di samping (y/n) setelah melepas haorinya, "Kau bisa kedinginan" ucap Yoriichi lalu menyelimuti (y/n) dengan haorinya

(y/n) menekuk lututnya lalu meletakkan kepalanya bertumpu dilututnya sambil menatap Yoriichi, "Arigatō karena sudah membantu kami melawan Muzan" ucap (y/n) sambil tersenyum

Yoriichi tersenyum membalas senyuman (y/n) lalu menyangkutkan rambut (y/n) ke belakang telinganya, "Seharusnya aku yang berterima kasih karena kau memberiku kesempatan untuk membebaskan Nii-sama" jawab Yoriichi

"Jika bukan karena Yori-san, Nii-chan tidak akan berlatih pernapasan Matahari dan luka Nii-chan pasti akan parah" ucap (y/n)

"Dia kuat karena bertekat untuk melindungimu dan Nezuko, orang tua kalian pasti bangga karena kalian selalu saling melindungi" balas Yoriichi

"Hm, aku berharap dengan ini Tou-san, Kaa-san, Rokuta, Hanako, Shigeru, dan Takeo bisa tenang di sana" ucap (y/n) memejamkan matanya mengingat masa-masa sebelum Muzan membantai keluarganya

Yoriichi tersenyum lembut sambil menatap (y/n) yang sedang memejamkan matanya, ia bahagia bisa bertemu gadis seperti (y/n) yang tidak mudah menyerah, ia bahagia karena pernapasan yang ia buat bisa berguna bagi (y/n) dan Tanjiro, ia bahagia karena ia akhirnya bisa membebaskan kakaknya dan membunuh Muzan.

"Apa menyenangkan?" Tanya (y/n) tiba-tiba membuat Yoriichi bingung

(y/n) lalu membuka matanya dan mengangkat kepalanya, "Apa menyenangkan menatap wajahku?" Tanya (y/n) sambil tertawa

"Ya, karena wajahmu mendatangkan kebahagiaan untukku" jawab Yoriichi lembut

"Hahaha apa aku sedang digoda?" Canda (y/n) masih dengan tawanya

"Arigatō, aku tidak tahu sudah berapa lama aku tidak merasa sebahagia ini" ucap Yoriichi tiba-tiba

Tawa (y/n) terhenti digantikan oleh senyum lembut, ia lalu dengan beraninya menyenderkan kepalanya dibahu Yoriichi, "Semua sudah berakhir, Muzan sudah kalah, sudah saatnya semua orang bahagia, jalani sisa hidup Yori-san dengan bahagia" balas (y/n)

Yoriichi tersenyum menanggapi ucapan (y/n), "Benar, sudah waktunya semua orang bahagia" ucap Yoriichi mengulang ucapan (y/n)

Mereka akhirnya menikmati malam dengan mengobrol, saling menceritakan beban pikiran dan saling memberi solusi, Muichiro yang mengikuti (y/n) karena tak sengaja melihat (y/n) berjalan seorang diri akhirnya memilih pergi dari sana setelah melihat (y/n) saling bercanda dengan Yoriichi.

.

Pagi tiba, Kediaman Kupu-kupu heboh karena (y/n) yang tidak ada di kamarnya, Ayumi yang kaget pun tidak ke pikiran untuk menggunakan kekuatannya untuk mencari keberadaan (y/n), tapi semua kehebohan itu seketika hening saat melihat Yoriichi yang berjalan bersama (y/n) dengan haori Yoriichi ditubuh (y/n)

"Kenapa kalian di luar semua?" Tanya (y/n) bingung saat melihat semua penghuni Kediaman Kupu-kupu berada di halaman depan

Dengan cepat Ayumi memeluk tubuh (y/n) dengan erat, "Gw pikir lu bakal ninggalin gw lagi" ucap Ayumi

(y/n) membalas pelukan Ayumi, sesekali ia menepuk pelan punggung Ayumi, "Gw gak tega ninggalin temen laknat gw sendirian disini" jawab (y/n) membuat Ayumi terkekeh

"Lu yak, orang lagi bahagia malah kek gitu ngomongnya" protes Ayumi setelah melepas pelukan (y/n)

"Ya emang mau jawab kek gimana? Lu kan emang laknat, kasihan orang-orang disini klo harus jaga lu yang laknat ini" ucap (y/n) seenaknya

Ayumi mendorong pelan kepala (y/n), "Klo gw laknat, lu apaan bego" ucap Ayumi

"Dih jan sama-samain gw ama lu yak" jawab (y/n) dengan wajah jijik yang dibuat-buat

Mereka akhirnya tertawa setelah saling mengejek membuat semua orang bingung karena tak mengerti apa yang mereka bicarakan, Shinobu menyuruh (y/n) untuk kembali ke kamarnya karena ia baru saja bangun dan harus banyak istirahat. Di kamar (y/n), Nezuko tak mau melepaskan pelukannya, padahal Tanjiro sudah berkali-kali menyuruh Nezuko melepaskan pelukannya agar (y/n) bisa istirahat tapi Nezuko terus menolak.

Berhari-hari berlalu, (y/n) sudah kembali pulih, hari ini (y/n), Tanjiro, Nezuko akan kembali ke rumahnya begitu pula dengan Douma, Yoriichi, Zenitsu dan Inosuke yang ikut dengan mereka. Saat mereka sudah jauh dari Kediaman Kupu-kupu, Muichiro menghampiri (y/n) dengan membawa sebuah kain yang membungkus sesuatu, (y/n) akhirnya menyuruh yang lain untuk berjalan lebih dulu

"Apa ini?" Tanya (y/n) setelah menerima bungkusan yang diberikan oleh Muichiro

"Aku sudah mengatakannya bukan? Aku tidak akan menyerah, perasaanku masih sama, aku tahu kau baru saja pulih tapi aku ingin mengetahui jawabanmu, kau tidak harus menjawab sekarang, tolong .. tolong jawab aku dengan ini saat kita bertemu lagi" jawab Muichiro sambil tersenyum tipis

(y/n) menatap bungkusan ditangannya, "Hm, aku akan memikirkannya dan memberikan jawabannya nanti saat kita bertemu lagi" balas (y/n) lalu tersenyum lembut

"Pergilah, mereka pasti sudah jauh, hati-hati di jalan" ucap Muichiro

"Hm! Aku pergi" ucap (y/n) kemudian berlari menyusul yang lainnya

Mereka berjalan bersama hingga akhirnya melihat seorang pria tua sedang menyapu halaman rumahnya, dengan cepat Tanjiro berlari kearah pria itu

"Paman Saburo!" Teriak Tanjiro lalu memeluknya disusul Nezuko dan (y/n)

"Syukurlah kalian selamat" ucap paman Saburo

Setelah bertemu paman Saburo mereka kembali berjalan menuju rumah keluarga Kamado, sesampainya di sana (y/n), Tanjiro dan Nezuko lebih dulu berdoa kuburan Kie beserta empat anaknya yang sudah ditumbuhi bunga, setelah itu mereka masuk dan membersihkan rumah.

Hari yang panjang, (y/n) berbaring di tatami, mengistirahatkan tubuhnya yang lelah setelah berjalan jauh dan membersihkan rumah, walau mereka membersihkannya ramai-ramai tapi karena rumah itu sudah tak berpenghuni selama dua tahun lebih jadi cukup banyak yang perlu dibersihkan, Tanjiro datang dan duduk di samping (y/n) lalu mengelus kepalanya

"Arigatō karena sudah menyelamatkan Nii-chan" ucap Tanjiro

"Iie, ingat kata Kaa-san, kita harus saling melindungi, jadi jangan berterima kasih" jawab (y/n) lalu tersenyum

"Melihatmu tersenyum rasanya seperti melihat Kaa-san" ucap Tanjiro

"Bukan seperti Tou-san?" Tanya (y/n)

"Haha benar, wajahmu mirip dengan Nii-chan tapi kau juga terlihat mirip dengan Kaa-san" jawab Tanjiro

Tiba-tiba Nezuko datang dan berbaring di samping (y/n) sambil memeluk pinggang (y/n)

"Rasanya seperti berada di samping Kaa-san" ucap Nezuko sambil memejamkan matanya

(y/n) dan Tanjiro saling pandang lalu terkekeh melihat kelakuan Nezuko yang bermanja pada (y/n), (y/n) dan Tanjiro akhirnya kembali ngobrol membiarkan Nezuko yang tertidur sambil memeluk (y/n).











.
.
.
.
.
.
T
B
C
.
.
.
.
.










•》15 Maret 2021

【𝐄𝐍𝐃】𝐓𝐡𝐞 𝐓𝐰𝐢𝐧𝐬 𝐨𝐟 𝐊𝐚𝐦𝐚𝐝𝐨 | 𝐊𝐧𝐘 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang