𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 4

14.9K 2K 138
                                    

(y/n) POV

Pagi ini kami langsung pulang setelah berterima kasih dan pamit pada Paman Saburo. Selama perjalan pulang aku dan Tanjiro terus diam, aku ingin memulai percakapan tapi aku bingung harus membahas apa.

Akhirnya kami sampai di depan rumah, aku bisa melihat Nezuko yang sedang melindungi Rokuta dengan berlumuran darah. Jujur saja, saat melihat animenya aku tidak terlalu sedih, tapi setelah merasakan kehangatan keluarga, kemudian melihat kejadian ini, rasanya sangat menyedihkan.

Aku hanya diam tak bergeming, sedangkan Tanjiro sudah dari tadi berlari melihat keadaan rumah. Bisa kulihat wajah kaget Tanjiro, dia pasti sangat kaget melihat kejadian ini. Tak lama kemudian Tanjiro mengangkat Nezuko di punggungnya, dan berlari ke arahku.

"Ayo! Hanya Nezuko yang masih hangat, kita harus membawanya ke dokter di desa" Ucapnya lalu berlari menuruni gunung

Aku hanya bisa mengikutinya dari belakang, kulihat Nezuko mulai bergerak, dan tak lama kemudian Tanjiro dan Nezuko jatuh ke bawah.

Oh astaga, ini sangat tinggi! Aku tidak bisa loncat ke bawah sana, aku harus mencari jalan lain, mereka akan baik-baik saja seperti di dalam animenya kan?

Aku mulai berlari secepat mungkin menuju Tanjiro dan Nezuko. Saat aku sampai di sana, Tanjiro dan Nezuko sudah pingsan 'Apa aku terlalu lama?' Batinku sambil berlari mendekat ke mereka.

Saat aku mendekat, bisa kulihat Giyuu yang sedang bersender di pohon melirikku, tapi kuabaikan. Tepat saat aku sampai, Tanjiro bangun dan memegang haori milik Nezuko

"Nii-chan .. Nezuko .."

"Kau sudah bangun?" Mendengar suara Giyuu, dengan sigap Tanjiro langsung memelukku dan juga Nezuko

"Kunjungin tetua bernama Urokodaki Sakonji yang tinggal di kaki Gunung Sagiri. Katakan kepadanya bahwa Tomioka Giyuu yang mengirimmu" Ucap Giyuu, dia juga mengatakan bahwa Nezuko akan baik-baik saja karena sedang bersalju, tapi jangan biarkan Nezuko terkena cahaya matahari.

Setelah mengatakan itu, Giyuu langsung pergi. Aku dan Tanjiro membawa Nezuko kembali ke rumah, Tanjiro menyuruhku untuk mengganti pakaian Nezuko sedangkan dia akan mengubur ibu dan yang lainnya.

Setelah itu kami pun mulai berjalan menuju Gunung Sagiri, tapi sebelum itu Tanjiro menyuruhku dan Nezuko menunggu di dalam Gua kecil

'Dia pasti akan membeli keranjang. Harusnya dia membawa keranjang yang ada di rumah, kenapa dia malah membeli keranjang rusak?' Batinku saat melihat Tanjiro yang mulai berjalan menjauh

Kulihat Nezuko bersembunyi di belakangku, dia pasti takut terkena cahaya. Aku mulai mengelus kepala Nezuko hingga akhirnya dia berbaring di pangkuanku, setelah menunggu beberapa saat, Tanjiro datang dengan sebuah keranjang, beberapa bambu dan jerami

Tanjiro mulai memperbaiki keranjang itu, setelah selesai dia menyuruh Nezuko untuk masuk ke dalamnya, tapi tentu saja tidak cukup.

"Ne, Nezuko, apa kamu bisa membuat kecil tubuhmu? Kupikir kau bisa melakukannya, jadilah kecil Nezuko" Ucapku sambil menepuk punggung Nezuko, hingga akhirnya Nezuko menjadi kecil dan masuk kedalam keranjang

"Anak pintar" Ucapku sambil mengelus kepala Nezuko

"Ayo kita berangkat, Nii-chan" Ucapku sambil melihat kearah Tanjiro

"Ya!"

Akhirnya kami mulai berjalan menuju Gunung Sagiri, saat melewati sebuah rumah, Tanjiro bertanya arah menuju Gunung Sagiri pada seorang wanita bersama anaknya. Setelah memberi tahu arah menuju Gunung Sagiri, wanita tersebut mengatakan bahwa berbahaya jika berjalan saat malam dan banyak orang yang tersesat di sana. Kami mengatakan kalau kami akan berhati-hati.

【𝐄𝐍𝐃】𝐓𝐡𝐞 𝐓𝐰𝐢𝐧𝐬 𝐨𝐟 𝐊𝐚𝐦𝐚𝐝𝐨 | 𝐊𝐧𝐘 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang