◻️◻️◻️
"Ngapain lo pake jaket dia?"
"Masih punya rasa sama dia?"
"Mau balikan sama dia?"
"Atau mau jadi selingkuhan dia?"
"Anjing! Lo tuh berburuk sangka mulu! Kalau gue masih punya rasa sama dia juga bukan urusan lo! Jadi selingkuhan dia? Bisa gue lakuin sejak dulu, kenapa baru sekarang—kalau gue mau jadi kek gitu juga! Dan mau gue punya rasa kek, mau balikan kek, mau jadi selingkuhan dia kek bukan urusan lo! Lo bukan siapa-siapa gue!"
"Kalau lo gak percaya sama gue yaudah, jangan pernah kenal sama gue lagi! Gue gak suka orang yang gak percaya sama gue! Bye!"
Semua orang di sana memandang keduanya dengan aneh. Sejak tadi pagi kedua orang yang sedang adu mulut itu selalu saja menarik perhatian orang di sekitarnya. Entah ada apa dengan kedua orang itu—Fero dan si anak baru, Mayra.
"Ma-mayra," gumam Ella pelan. Ia berniat mengembalikan buku milik Mayra yang tertinggal di kelas, tapi saat ia menyusul ke parkiran—karena katanya Mayra akan pulang bersama Fero jadi Mayra keluar kelas duluan—tak ada Mayra di sini.
Mungkin sudah pulang. Pikirnya.
Ella kembali mengamati seluruh penjuru parkiran—eh, kok ada Fero? Bukannya sudah pulang dengan Mayra? Apa buku milik Mayra ia titipkan saja pada Fero?
Baiklah, dengan segala keberaniannya Ella mendekati Fero.
"Fe-fero," panggil Ella.
Fero menoleh dan memberikan tatapan datarnya.
"I-ini buku p-punya Mayra, aku nitip—to-tolong kasihin ke Mayra," kata Ella.
Fero mengambil buku yang disodorkan Ella tanpa kata.
Dirasa sudah tak ada urusan lagi, Ella berbalik berniat pergi dari parkiran.
"Tunggu."
Ella kembali berbalik karena Fero memanggilnya. "A-apa?"
"Kenapa Mayra bisa pake jaketnya Aldi?" Tanya Fero to the point.
"I-itu ... Ma-mayra tiba-tiba dapet," ucap Ella ambigu.
"Dapet?"
"I-iya pms. Te-terus Aldi ng-ngasihin jaketnya, Mayra a-awalnya nolak tapi di kelas g-gak ada lagi yang bawa jaket buat nutupin rok Mayra yang tembus."
Fero menghela napas. Ia telah berburuk sangka—
"Fe-fero jangan pernah kamu gak percaya sama Mayra ataupun nuduh dia, karena Mayra gak suka sama hal itu," ucap Ella dengan takut.
Damn! Sepertinya ia mendapat masalah besar.
"Aku duluan."
Fero tak menanggapi, ia memilih sibuk dengan pemikirannya sendiri. Bagaimana cara membujuk Mayra?
Tidak. Jangan dulu berpikir ke sana, sekarang ia harus tahu dulu Mayra ada dimana?! Tadi Mayra langsung pergi bergitu saja setelah mengucap beberapa kalimat pedas.
Fero harus mencarinya. Ya, benar. Ia segera tancap gas meninggalkan parkiran.
◻️◻️◻️
Pulang sama gue, tunggu di parkiran
Mayra tersenyum sumringah. Sebenarnya tadi saat meninggalkan Fero di kantin ia hanya kesal tidak benar-benar marah. Dan mendapati pesan seperti itu dari Fero, dapat membuat perasaannya benar-benar senang. Ia hanya memandangi pesan itu sambil senyum-senyum gaje.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Bad
General Fiction"Yang kalian lakukan salah." Baik Meyra maupun Fero tidak mempedulikan apa yang mereka lakukan itu salah atau benar. Yang mereka tau ialah mereka senang dan puas karena melakukan hal yang mereka inginkan. Started: 14 March update/seminggu dua sekali