Two Bad • Part 5 ~ Eating Sate [2]

1.2K 37 2
                                    

◻️◻️◻️

"Lo tau nggak sih Fer?"

Fero menggeleng.

"Sate kambing nggak enak," ucap Mayra sambil mengerutkan dahinya tak suka.

"Terus?"

"Makannya gue nggak pernah beli sate kambing, selalu belinya sate ayam. Kalau lo sendiri?"

"Sama."

Mayra mendesah kasar. "Untung gue sabar, dari tadi ngomong lo irit banget sih. Nggak punya perbendaharaan kata?"

"Punya."

"Kenapa nggak dipake?"

Fero diam.

"Punya ilmu itu diamalin, bukannya dipendem. Ntar ketimbun sama yang lain jadi lupa deh,"

"Iya deh, iya." Nada suara Fero berubah lebih bersahabat. Dan setelahnya Mayra berjingkrak-jingkrak bahagia. Tanpa sadar Fero ikut menarik bibirnya ke atas.

Kenapa bisa semudah itu dirinya membuka diri pada orang lain yang baru dikenalnya?
Entahlah, Fero juga bingung enggan dirinya sendiri. Mungkin dirinya mulai bisa membuka hatinya setelah kehilangan yang ia rasakan.

"Lucu banget sih kalau senyum," ucapan gemas Mayra menyentaknya dari lamunan. Wajahnya kembali seperti sebelumnya—tanpa ekspresi.

"Senyum lagi dong!"

Fero menggeleng.

Mayra cemberut. Ia menumpukkan kedua tangannya di meja dan kepalanya ia simpan di atasnya.

Mau tak mau Fero tersenyum.

Mayra melirik kesamping—dan saat melirik—ia melihat Fero tersenyum ganteng. Kepalanya langsung ikut menoleh pada Fero. Dan Fero hanya terus tersenyum.

"Ganteng banget sih," gumam Mayra lirih.

Fero semakin tersenyum lebar.
"Fero, gue nggak kuat kalau gini."

Mayra mengenggelamkan wajahnya di meja dengan muka mupengnya itu.

"Udah pesen?" tanya Fero.

Mayra menggeleng.

Fero berdiri dan berniat untuk memesan pesanan mereka.

"No, no, no," ucap Mayra sambil menggelangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.

Satu alis Fero terangkat.

"Gue aja, gue yang traktir, gue yang ngajak, gue pesen, dan terserah gue mau pesen berapa, oke?"

Kepala Fero mengangguk.

Mayra berdecak. "Jawab dong!"

"Iya, terserah lo."

Mayra bergerak mengikuti Fero yang berdiri, dan Fero menggantikan Mayra yang duduk. "Tungguin ya!"

"Iya."

Mayra berjalan dengan riang ke gerobak penjual sate.

"Mang Aseppp! 4O tusuk yaaa!" ucap Mayra tepat di samping telinga Mang Asep.

"Iya, neng Mayra cantik." Mang Asep tersenyum lebar, tak masalah dengan telinganya yang kapan saja bisa rusak karna harus terus mendengar teriakan Mayra.

"Kok, banyak amat Neng Cantik?"

"Sama temen Mang."

"Yang mana?"

"Yang bule Mang, cowok."

Mang Asep mendapati keberadaan Fero. "Oh, yang itu. Pacar kali neng, kasep kitu."

Two BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang