Two Bad • Part 6 ~ Bad Destiny

1.5K 41 3
                                    

Apa yang lo rasain saat lo kehilangan orang yang lo sayangi? —Mayra Azzahra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa yang lo rasain saat lo kehilangan orang yang lo sayangi? —Mayra Azzahra

Hancur. —Fero Erlangga

Itulah hidup gue. —Mayra Azzahra

◻️◻️◻️

"Oke. Thanks Fer," ucap Mayra sambil menepuk bahu Fero.

"Masuk gih."

Mayra mengangguk dan melambaikan tangan.

Fero masih di tempatnya—memastikan kalau Mayra sudah masuk rumah.
Namun tak lama kemudian setelah Mayra masuk, sesuatu terdengar di lempar dan pecah lalu disusul dengan teriakan yang memekakan telinga. Luasnya taman yang menjaraki pagar dan rumah tak membuat suara teriakan itu teredam. Apakah pita suaranya tidak putus berteriak sekencang itu?

Motor yang masih menyala Fero matikan dan memilih untuk melihat kelanjutan dari kejadian di dalam rumah itu.

Tak lama kemudian Mayra muncul dengan wajah yang kalut namun lebih didominasi amarah. Masih dengan penampilan yang sama seperti tadi bersamanya.

Mayra tersentak kaget melihat keberadaan Fero yang masih ada di depan pagarnya. Ia kira Fero langsung pergi setelah ia masuk ke rumah.

Tak lama kemudian seorang bocah laki-laki seumuran anak Smp keluar dengan kesal.

Sayup-sayup Fero mendengar bocah itu berucap, "Pergi kak, Bunda lagi gak mood."

Setelah mengucapkan itu, Fero melihat dengan remang ekspresi putus asa dari bocah ingusan itu.

Mayra hanya mendengus sebal.

Bocah ingusan yang ternyata adik tiri Mayra itu menarik pergi kakaknya dari depan pintu sebelum ada seseorang yang kembali mengamuk.

Darren—ya, nama bocah itu Darren. Ia membawa Mayra ke hadapan Fero. Mayra mendelik tajam.

"Kakak temennya Kak May kan? Tolong bawa pergi Kak May ya Kak," ucap Darren seenak jidat.

Fero mengangkat satu alisnya.

Sedangkan Mayra berusaha melepaskan cekalan tangan Darren di tangannya.

"DARREN!"

"Nenek Sihir udah ngamuk lagi, cepetan Kak bawa Kak May pergi sebelum Kak May dikutuk jadi gila."

Mayra menoyor pelan kepala Darren dengan satu tangannya yang bebas. Dalam seperti ini Darren sempat-sempatnya berkata seperti itu.

"Ayo," ajak Fero akhirnya.

Mayra menatpnya bimbang. "Lo pulang aja."

Darren berdecak, "Cepetan Kak May. Tuh kan udah teriak-teriak lagi Nenek Sihir." ucap Darren begitu mendengar teriakan ibunya lagi.

Two BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang