Two Bad • Part 23 ~ Ice Krim

796 28 0
                                    

Sorry for late update

◻️◻️◻️

"Kok gak ngerti-ngerti sih! Gue kesel lama-lama!"

Fero hanya bisa terus mengelus dada sedari tadi. Perkataan barusan bukan yang pertama kali didengarnya, ini sudah entah berapa kali kekasihnya memekik kesal karena ia tak bisa mengerti apa yang dijelaskan Mayra. Nyatanya status mereka kini tak mengubah apapun, Mayra tetap saja bersikap seperti dahulu kala. Apalagi kini sedang mendapat tamu bulannya, perpaduan yang sangat complicated. Kalau sedang tidak kedatangan tamu bulanan pasti Mayra tak akan seperti ini—ah, sudahlah, lebih baik dengarkan Mayra yang sedang menjelaskan beberapa rumus yang tak dimengertinya sama sekali.

Keduanya kini sedang mengerjakan tugas di apartemen Fero. Kebetulan ini hari minggu, jadi mereka sudah berkutat dengan buku dan pulpen sejak tadi pagi, ditemani dengan segelas minuman dan beberapa toples cemilan.

"Gue gak paham."

Mayra menghela napas berat. "Mending lo diem aja deh, pusing gue."

Bukankah dari tadi Fero diam? Dan Mayra yang sedari tadi berbicara?

Akhirnya Fero diam dengan segala kejengkelannya. Orang pacaran tuh makin so sweet, makin romantis, makin lengket, tapi tidak berlaku bagi mereka berdua. Yang terhadi malah saling memberikan tatapan tajam, tak mau mengalah satu sama lain.

Keduanya kini sibuk dengan pikirannya masing-masing. Fero dengan segala kebutekannya akan soal Fisika yang besok harus dikumpulkan. Mayra dengan segala kekesalannya dan mengerjakan tugas Sejarah yang dikirim lewat wa oleh Ella yang panjangnya minta ampun.

Setelah berulang kali membaca soal dan mencari rumusnya di buku paket, akhirnya Fero bisa mengerjakan tugasnya dengan mudah.

"Fero gue mau eskrim," cicit Mayra sambil memegang sejumput bajunya.

Fero segera saja menatap mata Mayra yang memelas bak anak anjing. Tadi saja pelatat-pelotot, sekarang malah kayak mau nangis. 

"Bentar, dikit lagi," ucap Fero sambil menyelesaikan tulisannya.

Fero dan Mayra kompak membereskan buku mereka, lalu menyisihkannya ke sudut meja. Mayra yang masih dengan piyamanya, Fero dengan training selututnya beserta kaos polos—berangkat untuk membeli eskrim di minimarket sebrang apartemen.

Mayra mengambil setoples besar eskrim rasa cookies and cream.

"Kalau lo suka beli aja yang banyak, buat stok," ucap Fero.

Senyum lebar terbit di bibir Mayra, ia mengambil lagi empat toples yang sama—semuanya jadi lima toples.

"Lo gak mau beli eskrim?" tanya Mayra.

"Gue gak terlalu suka yang manis-manis, kalau gue mau tinggal minta punya lo," Fero mengambil tiga toples yang tak bisa Mayra bawa.

Mayra mendesis dan pergi ke kasir dengan Fero di belakangnya. Kasir yang bertugas terlihat melirik-lirik Fero dengan kagum, Mayra kebetulan melihatnya—refleks ia melingkarkan tangannya ke tangan Fero.

Fero menoleh pada Mayra yang memberikan senyuman, Fero balas tersenyum. Entah apa yang terjadi pada Mayra, sedari tadi ekspresinya berubah-ubah dengan cepat. Tapi lebih baik seperti ini saja—lebih cocok. Hal utama dari itu sebenarnya Fero tidak pening menghadapi tingkah Mayra yang semakin absurd.

Fero melepaskan tangan Mayra dari lengannya saat membuka pintu minimarket.

Mayra melotot seketika, katanya ngajak pacaran tapi dirangkul tangannya aja gak mau?! Apa-apaan ini?! Apakah Fero hanya berniat mempermainkannya?! Kalau begitu—

Kali ini yang dilakukan Fero membuat Mayra semakin melotot dengan mata sipitnya itu.

Fero merangkulnya?!

Di depan banyak orang yang ada di pelataran minimarket!

Kalau gini caranya Mayra makin baper!

Oh my god, jaga hati Mayra jangan sampai lumer.

Bahkan setelah sampai di apartemen, Mayra masih tak bersuara dengan jantung yang berdegup kencang. Fero sih untung-untung aja ya kalau Mayra diem, tapi lama-lama makin aneh juga—yang biasanya banyak bacot jadi diem kek bekicot.

"Mayra," panggil Fero.

Mayra mengerjapkan matanya, ia akhirnya sadar bahwa ia sudah sampai di apartemen. Matanya bergulir pada Fero yang menatapinya dengan datar.

Ditatap kayak gitu juga Mayra udah baper, gimana kalau ditatapnya penuh cinta?

Kayaknya kamu terlalu sering nonton film bergenre roman Mayra, jadinya banyak halu. Hentikan itu sebelum pikiranmu semakin gak jelas.

"Hm,"

"Bukannya kalau lagi haid gak boleh makan es?"

Sial, pertanyaan Fero merusak dunia perhaluannya. "Ya nggak lah, saat es masuk ke tubuh lo—tubuh lo bakal sesuain es itu sama suhu tubuh lo sendiri. Singkatnya gini, waktu lo makan eskrim apa tainya dingin kayak waktu dimakan?"

Fero menggeleng. "Anget."

"Makannya jangan sotoy," cetus Mayra sambil meraih plastik berlogo minimarket sejuta umat itu dari tangan Fero, lalu membawanya ke dapur. Disimpannya di kulkas empat toples dan satu toples dibawa ke ruang keluarga.

"Nonton film dong Fer, gabut gue."

Fero tak menjawab dan memilih film di netflix. Film series menjadi pilihannya. Setelah memilih film, ia memusatkan perhatiannya pada Mayra yang fokus menonton sambil memakan eskrimnya dengan lahap. Terlihat tenang, tidak lagi banyak bertingkah aneh.

Kalau hanya dengan hal itu Mayra bisa tenang. Maka Fero akan melakukannya setiap kekasihnya itu kedatangan tamu bulanan. Yang dimaksud Fero di sini, ialah membelikannya es krim dan menyuguhkan film yang seru untuk mengalihkan perhatian. Hidup Mayra memang sesederhana itu.

Fero malah terus fokus pada Mayra dan tak ikut menonton. Hingga ... saat ada eskrim yang tersisa di sudut bibir Mayra—alih-alih mengusapnya dengan tangan atau tisu, ia malah menjilatnya dengan mulutnya sendiri.

Mayra langsung menoleh pada Fero atas apa yang dilakukannya barusan. "Ih mesum banget sih," ucapnya kesal sambil menjaga jarak dari Fero.

Fero tak menjawab dan malah ikut menggeserkan tubuhnya, mengikuti Mayra. Yang direspon dengan pelototan Mayra dengan mata sipitnya itu—oh, iya ngomong-ngomong ini kali ke berapa Mayra melotot di part ini?

Bukannya merasa takut, Fero malah semakin ingin mengerjai Mayra.

"Gue kesel!" Mayra berdiri dari duduknya di atas sofa itu. Ia berkacak pinggang.

Dengan iseng Fero menyikut kaki Mayra sehingga terjatuh. Saat proses slow motion Mayra terjatuh, ia menggeser tubuhnya agar gadisnya bisa jatuh tepat di pangkuannya—seperti yang terjadi saat ini.

Mayra melotot tajam tepat di mata Fero yang ada di depannya. Oh no, lo salah pilih pacar Mayra, orang omes lu jadiin cowok lu. Wait ....

Apa benda keras yang berada tepat di bawah pinggulnya?

Jangan bilang?!

Shit!

◻️◻️◻️

Two BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang