Eren memandang hamparan lautan dengan mata hampa, tidak seperti yang lain. Mata mereka menunjukkan kebahagiaan karena ini adalah hal yang paling menakjubkan dalam hidup mereka. Tidak ada senyum di wajah Eren, hanya sebuah ekspresi kecewa.
"Mikasa... Armin... Jika kita mengalahkan musuh yang ada di seberang sana, apa kita akan benar-benar bisa mendapatkan kebebasan yang sesungguhnya?" Tanya Eren sendu. Armin tercengang, namun Mikasa hanya menatapnya dengan wajah datar. Biarpun begitu, Mikasa mengerti apa yang Eren rasakan.
"Apa kalian juga pernah memikirkan hal ini?" Tanya Eren sambil menoleh.
"Aku tidak tahu, tidak ada jaminan kita bisa menang dari dunia, tapi masih ada cara agar kita bisa seperti apa yang kau maksudkan itu." Ujar Armin. Eren menatapnya sendu, dia seolah tahu apa yang Armin pikirkan. Dunia adalah musuh mereka, selama ini mereka dimangsa oleh saudaranya sendiri. Sekarang mereka tahu alasan mereka begitu mendapat kebencian dari dunia. Iblis memang seharusnya tidak pernah ada, tapi yang terlihat di mata Eren hanyalah orang-orang yang sedang tersenyum ceria bermain air di lautan. Eren kembali menatap seberang lautan yang terhampar luas, bahkan dia tidak tahu ada apa di seberang sana. Sayup-sayup Eren mendengar percakapan Naruto, Jean, Connie dan Sasha. Naruto berjongkok menceritakan seseorang tanpa ikut berendam di air.
"Apa? Siapa dia? Apa dia juga punya monster sepertimu?" Tanya Jean.
"Dia adalah adik dari raikage, namanya Paman Killer Bee, dia sangat hebat! Wujud bijuunya adalah gurita berekor 8 dengan kepala seperti sapi! Eh... Atau kambing, ya? Ah, hm... Yah... Yang jelas kepalanya bukan kepala gurita! Dia sering berteriak 'Wiii...!'" Seru Naruto bersemangat memperagakan gaya Killer Bee.
"Wiii...!" Seru Sasha.
"Dia berteriak seperti itu?" Tanya Connie.
"Dia juga suka sekali berbicara dengan nada yang a...neh, tapi aku suka ga...ya...nya... kono yarou, baka yarou... Yeah..." Naruto berbicara dengan menggerakkan tangannya dan seperti sedang bernyanyi. Sasha tertawa.
"Hah?" Jean menganga.
"Ahahaha...! Aneh sekali! Tapi... aku... juga... su...ka... Kono yarou, baka yarou..." Ujar Sasha mengikuti Naruto.
"Yeah..." Seru Naruto dan Sasha bersamaan.
"Aku semakin geli mendengarnya." Ujar Jean.
"YEAH..." Kali ini Connie, Naruto dan Sasha kompak mengatakannya.
"Hentikan kalian!" Teriak Jean. Connie dan Sasha kembali tertawa.
"Gurita itu seperti apa, Naruto?" Tanya Sasha. Naruto berdiri dan mulai berjalan ke arah bebatuan yang ada di sana.
"Oi, Naruto, kau mau ke mana?!" Seru Jean. Naruto berbalik.
"Menangkap gurita...!" Teriaknya sambil melambaikan tangannya. Jean, Sasha dan Connie saling pandang. Mereka hanya melihat Naruto yang semakin menjauh.
"Ah, ada!" Naruto memungut seekor gurita kecil yang sedang bersembunyi di antara bebatuan. Warnanya cokelat kehitaman mirip batu dan tentakelnya meliliti tangannya. Kemudian dia kembali memperhatikan keadaan sekitar, matanya tertuju pada sesuatu di balik batu tidak jauh dari tempat sang gurita ditemukan. Naruto kembali memungutnya, namun kali ini dia mengambilnya dengan sangat berhati-hati. Seekor lobster berukuran cukup besar berhasil Naruto tangkap. Dia segera berlari cepat kembali ke tempat Jean dan yang lainnya berkumpul untuk menunjukkan gurita dan lobster tangkapannya.
"Oi...!" Seru Naruto. Dia melompat agar bisa lebih cepat sampai.
"Naruto! Hah?! Benda apa yang kau bawa?" Tanya Jean.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Heroes
FanfictionSetiap orang di dunia ini bisa menjadi pahlawan. Pria, wanita, tua, muda, bukanlah sebuah hambatan. Pahlawan yang mendapat pengakuan juga kepercayaan dari semua orang dengan memikul beban yang berat, kebencian dan juga harapan. Pahlawan yang membawa...