Rescue

5K 397 98
                                    

"Cih! Anak bodoh itu, apa yang dilakukannya?!" Levi segera mengoperasikan manuver 3D-nya dan mendarat di bahu titan Eren. Sai terkejut tanpa bisa berkata apa-apa tentang hal yang baru kali ini ia lihat. Naruto ikut melompat ke atas pundak titan Eren.

"Eren! Kau dengar aku?! Keluarlah!" Teriak Levi.

"AAAAGH...!"

"Sial, dia tidak bisa dikendalikan! Naruto, aku akan memotongnya, kau bantu aku mengeluarkan Eren!" Seru Levi.

"Aku mengerti!"

Levi berayun dan melakukan gerakan memutar. Secepat kilat dia memotong tengkuk titan. Dia roboh dan Naruto berhasil menarik sebagian tubuh Eren yang masih menyatu dengan daging titan. Dia mengeluarkan kunainya dan memotong urat daging yang terhubung dengan wajah Eren. Naruto menariknya. Setengah badan Eren sudah terpisah, tinggal bagian kakinya saja yang masih menyatu. Eren membuka matanya dan mulai membaca situasi.

"Agh!" Dia buru-buru mengeluarkan kakinya. Dengan dibantu Naruto, dia melompat menuruni tubuh titan.

"Apa yang terjadi?" Tanya Levi.

"Ada beberapa orang yang menyerang. Senjatanya melukaiku dan... Aku berubah menjadi titan..."

"Cih! Dimana orang-orang itu?" Tanya Levi lagi.

"Aku lihat mereka lari." Ujar Eren lagi.

"Yang penting kau tidak apa-apa... Hm? Sai?!" Naruto menoleh dan melihat Sai berdiri seperti patung menyaksikan tubuh titan Eren yang berasap. Jaraknya dengan tubuh titan itu hanya 2 meter saja. Sai berdiri di depan wajahnya tanpa bergeming. Matanya hanya menatap apa yang di depannya. Eren mendekati Sai.

"Dia akan menghilang. Maaf sudah membuatmu terkejut, Sai-san."

"Ah, tidak... Tidak apa-apa, ya, aku sangat terkejut melihat monster ini..."

"Ini tidak akan terjadi lagi, tapi aku tidak bisa menjaminnya." Eren menundukkan kepalanya.

"Sepertinya kita harus menggali kuburan yang sangat besar." Ujar Sai sambil tersenyum.

"Tidak perlu, dia akan menguap dan menghilang. Untunglah tidak ada orang di sekitar sini." Levi menyimpan kembali pedangnya. Sai mendekati tubuh titan yang masih menguap itu lalu menyentuhnya.

CSSSH...

Sai reflek menarik kembali tangannya dan menggosok-gosokkanya pada baju yang ia kenakan. Naruto, Eren dan Levi memandang Sai heran.

"Sai! Kau tidak apa-apa?! Kenapa kau menyentuhnya?!" Naruto berteriak.

"Rasanya seperti menyentuh panci berisi kuah ramen yang mendidih..." Sai tersenyum.

"Kenapa kau malah tersenyum?!" Seru Naruto.

"Aku berusaha menahan air mataku dengan senyuman, Naruto." Ujar Sai lagi.

"Jadi, ini yang dinamakan 'tersenyum dibalik tangisan'." Eren berkata polos. Levi menganggukkan kepalanya. Sai menyeka air matanya, lalu kembali memasang wajah datarnya yang khas.

"Hah?! Istilah dari mana itu?! Hah... Jadi, kita akan berada di sini sampai tubuh titan Eren menghilang?" Tanya Naruto.

"Sebaiknya begitu, akan sangat merepotkan kalau sampai ada yang melihatnya. Eren, seperti apa orang-orang yang menyerangmu?" Tanya Levi.

"Mereka memakai topeng, aku tidak bisa melihat wajah mereka." Jawab Eren.

"Apa mereka mengenakan ikat kepala seperti kami? Setiap desa ninja punya lambang di ikat kepalanya masing-masing." Ujar Naruto. Eren menggeleng.

The HeroesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang