Rumbling (Last)

3.3K 321 82
                                    

“Titan…” Gumam Jean. Levi berdecak kesal, perkiraan mereka benar-benar jauh dari rencana. Tidak hanya Levi yang tertegun cemas menatap sekumpulan titan di depannya, semua orang pun tercengang tak percaya. Hanji melirik teman-temannya, dia khawatir karena keadaan seperti ini mustahil untuk bisa dikendalikan dengan mudah.

“Hah… Ini jauh lebih berat dari dugaan kita…” Hanji menghela napas.

“Apa-apaan… titan itu…” Connie tampak putus asa. Berkali-kali dia menyapu peluh di kepalanya, bukan karena cuaca, namun respon melawan ketakutan besar dalam dirinya. Terlebih lagi saat dia melihat sekawanan titan yang memiliki senjata berupa busur yang siap mereka lepaskan. Tidak hanya itu, titan yang memiliki kulit seperti batu pun berdiri di depan barisan pemanah seolah menjadi perisai.

“Tidak hanya di belakang sana, di bagian depan tubuh titan Eren juga.” Ujar Levi.

“Armin ditangkap sebelum sempat melakukan transformasi dan keadaan kita sekarang dikepung kawanan titan yang berpenampilan aneh… Ya… Mereka aneh karena mereka masih berdiam seolah sedang mengamati situasi dan menunggu saat yang tepat untuk menyerang.” Hanji melirik kesana kemari memperhatikan tingkah aneh titan yang mengepungnya. Mikasa menatap tajam, dia sudah bersiap jika harus menghadapi mereka.

“Tenang, Mikasa, kita tidak boleh terburu-buru.” Ujar Levi yang menyadari maksud tindakan Mikasa itu.

“Hm… Menurut pengamatanku, sepertinya mereka adalah 9 titan dari masa lalu, sebaiknya kita benar-benar tidak boleh gegabah saat melawannya, terutama kalian berdua, Heichou dan Sai. Aku tidak tahu apakah mereka memiliki kesadaran seperti aku dan Annie atau hanya dikendalikan oleh kekuatan sang pendiri.”

“Apa mereka bisa mati?” Tanya Connie penasaran. Titan Pieck meliriknya.

“Aku tidak yakin, tapi mau sebanyak apapun kita membunuh mereka, sepertinya akan menjadi hal yang benar-benar sulit… Sai, Heichou, kuharap kalian tidak memaksakan diri.”

“Aku sudah sembuh Pieck, aku hanya merasa kakiku kram, terima kasih sudah khawatir.” Sai bersiap dengan jutsunya. Dia mengeluarkan kertas dan kuasnya.

“Sai, apa kau ingin menyegel mereka?!” Seru Jean. Sai menggelengkan kepalanya.

“Itu teknik yang sangat sulit dan memakan banyak waktu, membunuh mereka adalah hal yang tepat, selain itu, aku tidak ingin menyia-nyiakan chakraku untuk penyegelan karena itu teknik yang tidak berguna untuk saat ini.” Sai menggambar sesuatu. Sebuah anak panah melesat dengan kecepatan tinggi ke arahnya, Sai berhasil menghindar sambil melemparkan tombak petir ke arah kawanan titan itu.

DHAR!

Para titan serempak menyerang, diawali dengan menggunakan senjata mereka. Lalu, jejeran titan armor berada di bagian paling depan seolah berperan sebagai pertahanan utama mereka. Di belakangnya, berbaris titan yang mirip seperti titan palu perang dengan berbagai macam senjata di tangan mereka.

“Panah… Tombak, busur silang… Mereka benar-benar tidak ingin kita mendekat.” Hanji menghindari serangan dengan bersembunyi di balik tulang titan Eren yang menjulang tinggi.

Jreb jreb jreb jreb jreb jreb jreb

Anak panah kembali dilepaskan oleh titan-titan itu untuk tetap menjauhkan manusia-manusia yang hendak menyerang mereka. Selain berkumpul di bagian belakang tubuh titan Eren, mereka juga memagari bagian punggung sang titan pendiri. Hanji dan teman-temannya berada di situasi yang menakutkan, mereka dikepung puluhan titan dari masa lalu yang memiliki kecerdasan. Para titan itu menyerang secara serempak. Selain dengan senjata, para titan yang lain juga menyerang Hanji dan timnya dengan tangan kosong. Mereka beramai-ramai memberikan pukulan secara membabi buta.

The HeroesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang