Mereka berencana kembali ke desa sehari setelah beristirahat sejenak serta membantu orang-orang yang berada di pengungsian. Tim medis dan ninja lain mulai berdatangan untuk merawat yang terluka. Tidak sedikit dari para penduduk desa yang terluka parah setelah mereka berubah menjadi monster setinggi belasan meter. Selain itu, sabetan kunai dan pedang juga turut menambah luka pada tubuh mereka.
"Nona, aku minta maaf sudah melukaimu." Ujar Eren khawatir pada seorang gadis muda yang terkena luka akibat sabetan pedang di punggungnya. Gadis itu menggeleng sambil tersenyum.
"Tidak masalah, walau sangat sakit tapi ini akan segera sembuh. Aku malah senang bisa keluar dari tubuh putih itu. Terima kasih banyak! Kamu adalah pahlawan bagi desa ini!" Dia tersenyum senang. Eren tersipu, telinganya memerah dan gerakan tubuhnya juga kikuk. Dia malu setengah mati. Eren menunduk dan pelan-pelan mendongakkan kepalanya.
"Sama-sama..." Ujarnya sambil tersenyum.
"Apa aku boleh menjabat tanganmu?"
"Tentu saja!" Eren mengulurkan tangannya dan langsung diraih oleh gadis itu. Bukan hanya telinga, kini wajah Eren yang memerah. Eren menggaruk kepalanya. Dia semakin malu dibuatnya.
"Sepertinya kamu bukan ninja." Ujar gadis itu.
"Tanganmu keras tapi hangat... Kamu adalah orang yang sangat baik!" Tambahnya lagi. Gadis itu mengatakannya dengan senyuman. Memang, gadis itu sangat manis, rambutnya legam menutupi punggung, bola matanya hitam yang berkilau terkena cahaya matahari seolah bersinar seperti kristal. Kulitnya sangat putih dan memiliki rona merah muda di pipinya. Eren terkejut, dia merasa jantungnya berdegup sangat kencang.
"Ah, ah, aku... Aku merasa mukaku panas...! Aku juga merasa jantung ini akan melompat keluar melalui mulutku! Aku ini kenapa...?!"
"Kau baik-baik saja?"
"Ah, ya, anu, aku tidak apa-apa... Haha..." Eren reflek menarik tangannya yang sedari tadi digenggam gadis itu.
"Ya, aku bukan ninja! Aku hanya seorang tentara pembasmi titan!" Eren berseru dan membuat gadis itu sedikit terkejut.
"Hmph! Kau tidak perlu berteriak, aku ada di depanmu." Gadis itu sedikit terkekeh melihat Eren yang seperti itu. Eren menampar pipinya sendiri. Suaranya sangat keras dan membuat gadis itu kembali terkejut.
"Maaf!" Eren berseru lagi.
Setelah memastikan kondisinya sudah membaik, mereka bersiap untuk kembali ke desa. Rock Lee dan Tenten harus kembali lebih awal karena ada sesuatu antara mereka dan gurunya. Sisanya mereka serahkan pada tim ANBU dan ninja medis. Misi mereka selesai dengan sempurna. Tidak ada korban jiwa saat penaklukan monster itu, semuanya selamat. Mereka melintasi goa yang sebelumnya dijadikan sebagai tempat penelitian. Yang tersisa kini adalah cerukan raksasa dihiasi barang-barang yang menghitam dan hangus karena ledakan.
Bunshin Naruto yang ikut melakukan pertempuran bersama ANBU juga menginformasikan kalau Sano sudah disegel dan dibawa ke Konoha. Entah apa yang akan dilakukan mereka pada Sano yang merupakan ninja Edo Tensei. Selain itu, ninja pelarian yang berhasil selamat semuanya ditahan dan akan berada di bawah pihak Konoha. Eren menyaksikan tempat itu. Hancur berkeping-keping. Ledakan yang terjadi juga sangat besar, karena itu orang-orang yang terkena ledakan sudah pasti menjadi abu.
"Naruto, Edo Tensei itu apa?" Tanya Eren.
"Eh? Hm... Itu adalah teknik yang membangkitkan orang mati. Setelah hidup lagi, dia akan berada di bawah pengguna jutsunya. Itu jutsu terlarang dan sangat berbahaya." Jelas Naruto.
"Berbahaya?"
"Mayat Edo Tensei tidak akan mati dengan mudah tanpa dilakukan penyegelan, dia akan terus berregenerasi tanpa henti dengan chakra yang tidak terbatas. Walaupun sekelas ninja biasa, jika dia adalah Edo Tensei, akan sangat sulit untuk melawannya." Sai memperjelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heroes
FanfictionSetiap orang di dunia ini bisa menjadi pahlawan. Pria, wanita, tua, muda, bukanlah sebuah hambatan. Pahlawan yang mendapat pengakuan juga kepercayaan dari semua orang dengan memikul beban yang berat, kebencian dan juga harapan. Pahlawan yang membawa...