Sai membuka tas milik Sakura yang tertinggal di sana. Sudah diduga, Sakura menyimpan sekitar 10 botol tabung kecil beserta alat suntiknya. 1 botol sudah digunakan dan tersisa 9 lagi. Sai mengambil 1 botol, namun ia ragu untuk apa obat ini digunakan, apakah untuk sakit biasa atau keracunan. Sai membolak-balikkan cairan berwarna hijau terang itu. Di balik wadah obatnya, Sai menemukan sesuatu. Sai membuka kertas yang terlipat di sana.
"Regenerasi chakra? Hm... Sepertinya, ini obat yang tepat untuk Naruto." Sai kembali mengamati obat itu. Ia membongkar barang bawaan Sakura lebih banyak. 1 kotak obat 'Regenerasi Chakra', selembar selimut tipis, dompet yang berisi uang dan sebotol ukuran sedang pil hitam. Sai tahu pil apa itu, wajahnya berubah drastis mengingat betapa mengerikannya rasa pil hitam sebesar kelereng itu.
DOK DOK
Sai menoleh, dia berdiri dan kemudian membuka pintunya. Armin dan Levi muncul dari balik pintu. Sai mempersilahkan mereka masuk.
"Apa Naruto masih belum bangun?" Tanya Armin. Sai mengangguk.
"Dia menggunakan chakranya terlalu banyak. Yang tersisa hanya untuk mempertahankan agar nyawanya tidak keluar dari tubuhnya."
"Dia suka sekali memaksakan diri, Anak Bodoh." Ujar Levi.
"Tapi, aku menemukan obat di dalam tas Sakura, ada selembar kertas juga." Sai memperlihatkan obat yang dimaksud. Armin mengambilnya. Levi melihat tulisan yang ada di kertas itu.
"Apa yang tertulis di situ?" Tanyanya.
"Regenerasi chakra. Aku berniat menginjeksikan obat ini pada Naruto agar ia bisa lebih cepat pulih." Ujar Sai.
"Ya, jika itu bisa membantu, sebaiknya kau lakukan saja." Levi menarik kursi dan mendudukinya.
"Sai-san, apa kau bisa melakukannya?" Tanya Armin sambil menyerahkan obat itu pada Sai. Sai menggeleng.
"Apa ada teknik khusus saat menyuntik?" Tanya Sai.
"Sebaiknya minta tolong pada orang yang mengerti, aku akan memanggil Hanji kemari." Levi berdiri.
"Terima kasih, Levi-heichou... Hm?" Sai melihat ke arah jendela. Dia membukanya dan membiarkan seekor burung masuk. Selagi Sai menyiapkan kertas, burung itu terbang berputar-putar di sekitar ruangan. Kertas terbeber dan burung itu menabrakkan dirinya menjadi sebuah tulisan. Sai terbelalak kaget.
"Tidak mungkin..." Ujarnya lirih. Levi dan Armin mendekat.
"Ada apa? Apa terjadi sesuatu?" Tanya Armin.
"Ada sekelompok titan di dalam dinding. Mereka menyerang Connie dan yang lainnya... Heichou!"
"Cih! Waktunya pas sekali. Aku akan pergi memanggil Hanji kemari. Armin, tetaplah disini." Levi membuka pintunya.
"Baik!" Jawab Armin.
Levi pun berlalu meninggalkan 3 orang berada di ruangan itu. Armin tertegun mendengar berita ini. Dia menebak-nebak dan menganalisa bagaimana bisa ada titan di dalam dinding Rose.
"Armin, apa kau baik-baik saja?" Tanya Sai.
"Ah, ya... Hah... Hari ini sungguh melelahkan, banyak sekali hal yang terjadi dan membuat kepalaku pusing... Bagaimana bisa... dinding Rose dijebol... Siapa yang melakukannya... Sebelumnya juga, ada titan di dalam dinding, pendeta itu bilang dia tidak boleh terkena matahari. Apa maksudnya... Apa maksudnya semua ini..."
"Armin." Sai menepuk bahu Armin, dia terkesiap lalu matanya lekat menatap Sai. Sai mengambil sesuatu, dia mengeluarkan 2 butir pil hitam dan memberikannya pada Armin.
"Apa ini?"
"Racun untuk mengembalikan tenagamu." Sai juga mengeluarkannya dan melemparnya ke dalam mulut. Dia mengambil air minum lalu menelannya. Armin masih menatap benda bulat di tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Heroes
FanfictionSetiap orang di dunia ini bisa menjadi pahlawan. Pria, wanita, tua, muda, bukanlah sebuah hambatan. Pahlawan yang mendapat pengakuan juga kepercayaan dari semua orang dengan memikul beban yang berat, kebencian dan juga harapan. Pahlawan yang membawa...