Malam itu, beberapa bunshin Naruto tersebar di wilayah sepanjang jalan utama distrik Trost. Selain itu, bunshin Sai juga ikut mengintai. Naruto merubah 1 bunshinnya menjadi seseorang yang biasa terlihat di sana lalu pura-pura berjalan melewati sebuah kereta kuda berwarna hitam dengan corak hiasannya berwarna sedikit keemasan. Bunshin naruto mengambil sebuah kertas agar dia tidak dicurigai. Sai berada di atas bangunan yang menjadi tempat di mana kereta kuda itu terparkir. Dia menyelinap dan bersembunyi di dekat lubang cerobong asap. Burung pengintainya datang membawa berita dari Naruto.
"Stohess." Ujar Naruto.
"Seperti dugaanku, mereka akan membawa Eren dan Historia ke distrik Stohess..." Levi termenung sesaat. Armin menyadarinya.
"Ada apa, Heichou?"
"Tidak, tidak ada apa-apa. Mungkin ini hanya firasatku saja." Ujar Levi lagi.
"Baiklah aku rasa sudah cukup. Aku akan melepaskan bunshinku dan hanya menyisakan 1 saja. Mereka sangat berbahaya." Ujar Naruto yang mendapat persetujuan dari Levi.
"Hah... Syukurlah keberadaan mereka bisa diketahui... Aku sempat putus asa." Ujar Armin.
"Jangan khawatir, beberapa dari kita memiliki intuisi yang sangat tajam. Jangan lupa juga kalau aku cukup ahli dalam mengintai." Ujar Sai tersenyum.
"Bagaimanapun caranya, Eren harus ditemukan." Ujar Mikasa serius.
"Heichou, bagaimana rencananya nanti? Kita tidak mungkin harus bergerombol seperti ini." Ujar Jean.
"Aku dan Naruto akan mengawasi rute yang diambil musuh untuk membawa Eren. Kau dan sisanya berbaur dengan kerumunan orang dan mengikuti keretanya." Jelas Levi.
"Tapi, apa tidak apa-apa, jumlah kita tidak imbang." Ujar Connie.
"Menurutku tidak apa-apa, Connie, Naruto bisa menjadi banyak." Mikasa berkata dengan ekspresi datar. Naruto hanya tersenyum mendengar Mikasa berkata seperti itu. Dia sudah bisa sedikit mengerti bagaimana Naruto itu.
"Selain itu, aku juga membawa 3 orang dari squad Hanji. Jangan khawatirkan kami, tugas pengejaran aku serahkan penuh pada kalian. Satu hal lagi, kemungkinan kita akan bertempur dan saling melukai satu sama lain. Jika harus membunuh, bunuh saja karena mereka pun akan membunuh kalian. Kita harus saling menjaga satu sama lain, apa kalian mengerti?"
"Baik!"
***
Jean dan Sai menerima selebaran pamflet. Tertulis di pamflet itu deskripsi kejahatan anggota satuan survey corps yang telah melakukan pembunuhan pada seseorang. Sketsa wajah Levi, Naruto dan Sai terpampang di situ, juga daftar nama-nama anggota yang lainnya. Sai memperhatikan pamflet itu, terutama sketsa wajahnya.
"Mereka tidak menggambarnya dengan baik. Mataku tidak begitu kecil, pipiku juga tidak gemuk." Sai meraba wajahnya dan melepas topi yang ia kenakan.
"Bukankah itu bagus, mereka akan mengira kau sebagai orang lain... Hei, pakai topimu!" Seru Jean.
"Kalau begini, survey corps benar-benar akan dibubarkan." Ujar Armin sambil membaca selebaran yang Jean berikan.
"Hah... Aku kira kita hanya berhadapan dengan titan, tidak aku sangka kalau nasibku akan menjadi buronan. Jika kita gagal dan tertangkap, hidupku akan berakhir di tiang gantung dan kematianku disaksikan ratusan orang."
"Jangan bicara seperti itu, Jean, aku yakin Erwin-danchou tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Dia pasti punya seribu macam cara agar kudeta ini berhasil. Masih ada banyak misteri yang belum kita ketahui jawabannya. Selama kita bisa mengendalikan keluarga Reiss, aku yakin Eren bisa mempelajari pengetahuan tentang pengerasan titan." Ujar Armin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heroes
FanficSetiap orang di dunia ini bisa menjadi pahlawan. Pria, wanita, tua, muda, bukanlah sebuah hambatan. Pahlawan yang mendapat pengakuan juga kepercayaan dari semua orang dengan memikul beban yang berat, kebencian dan juga harapan. Pahlawan yang membawa...