Memories

5.1K 319 39
                                    

Sai dan Sasha diangkut ke atas dinding bersama beberapa orang yang terluka lainnya. Mereka tidak mendapat luka yang serius seperti Sai. Moblit menjaganya sesuai perintah Hanji. Sai masih terpejam tak berdaya, Naruto dan Sasuke mendekatinya.

“Sai…” Ujar Naruto lemah. Sasuke memastikan keadaannya, Sai tampak dalam kondisi antara hidup dan mati.

“Naruto, kita akan kembali setelah Sai benar-benar sembuh. Aku sudah berjanji pada Kakashi untuk membawa kalian kembali dalam keadaan sehat, tidak peduli berapa lama pun kita tinggal di tempat ini, setidaknya biarkan dia sembuh total.” Ujar Sasuke. Naruto menganggukkan kepalanya. Hanji datang mendekati mereka. Hanji membawa beberapa botol air minum dan obat-obatan untuk Sai.

“Aku akan membalut kepala Sai. Lukanya terlalu parah…” Ujar Hanji sambil membasahi kain dengan air lalu menyapukannya ke wajah Sai. Setelah bersih, Hanji mengoleskan obat pada lukanya agar bisa mempercepat proses penyembuhannya. Tidak lupa juga, dia menyuntikkan obat buatan Sakura yang selalu ia bawa atas perintah Erwin karena keselamatan Sai dan Naruto merupakan tanggung jawabnya.

“Bagaimana kondisi Sai?” Tanya Levi yang tiba-tiba mendekati mereka. Naruto menggeleng.

“Aku tidak tahu, Heichou.”

“Lukanya cukup parah, tapi setelah mendapat perawatan yang cukup, aku yakin dia akan baik-baik saja.” Jawab Sasuke.

“Kau bisa mengetahuinya?” Tanya Hanji. Sasuke menganggukkan kepalanya. Hanji sekilas melihat mata Sasuke yang berwarna merah.

“Itu mata sharingan, ya? Aku langsung merinding melihatnya.” Hanji membatin. Tangannya terus bergerak mengobati Sai.

“Aku bisa melihat chakranya mengalir dengan lambat, luka yang dia terima terlalu dalam. Sebenarnya, bagaimana bisa dia terluka sampai seperti ini?” Tanya Sasuke pada Hanji.

“Sai… Terkena ledakan 2 buah tombak petir… Dia juga menerima paparan uap panas titan kolosal. Setelah itu, tubuhnya jatuh dengan menghantam bangunan… Begitulah… yang aku tahu…” Hanji menjelaskannya dengan suara bergetar. Naruto menghela napas panjang. Walau terluka cukup parah, setidaknya Sai masih selamat.

“Hanji, apa obat dari Sakura sudah kau berikan pada Sai?” Tanya Levi. Dia ikut berjongkok agar bisa melihat Sai lebih dekat.

“Sudah, aku sudah menyuntiknya. Kita hanya harus menunggu hasilnya saja.” Hanji menyelesaikan pekerjaannya.

“Ugh…” Sasuke memegang kepalanya.

“Eh? Apa kau juga terluka, Sasuke?” Tanya Hanji. Sasuke menggelengkan kepalanya.

“Tidak, aku hanya kelelahan mengakitfkan sharinganku sepanjang hari dan juga menggunakan Susanoo dalam waktu lama.”

“Chakramu pasti terkuras banyak.” Ujar Levi.

“Aku baik-baik saja, jangan khawatirkan aku… Kau tahu tentang chakra.” Ujar Sasuke.

“Sedikit.” Jawab Levi singkat. Dia melirik Naruto yang masih bersedih atas kondisi Sai. Levi menghiburnya dengan mengusap kepalanya.

“Bocah itu bilang kalau Sai akan baik-baik saja, berhentilah berwajah menjengkelkan seperti itu. Aku juga tidak bisa memaafkan diriku kalau sampai terjadi hal yang lebih buruk dari ini padanya. Kau tahu sendiri kalau akulah yang memintanya menggantikanku membantu Eren dan Hanji menghadapi Reiner dan Bertholdt, karena Sai memiliki kemampuan terbaik dari kita semua dalam hal bermanuver dan melakukan penyerangan. Asal kau tahu saja, hanya Sai yang mampu melukai titan kolosal. Biarpun prajurit veteran seperti Hanji ataupun yang lainnya, hal itu sepertinya terlalu sulit. Aku rasa, julukan ‘Prajurit Terkuat Umat Manusia’ sudah berhasil diraih oleh Sai.” Ujar Levi. Naruto mengangguk.

The HeroesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang