Choi Sheya terbangun di rumah sakit seusai koma. Saat pertama kali membuka mata, beberapa cowok dengan wajah rupawan nyaris sempurna mengaku sebagai sosok Abangnya. Anehnya, Sheya tidak mengenal mereka. Dan yang lebih buruk lagi ia tidak mengenal di...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy reading~
Niki membawaku pulang. Aku masuk ke dalam rumah setelah dia masuk lebih dulu sepuluh menit lalu.
Dengan bahu meluruh ke bawah, aku memasuki ruang utama.
Pikiranku kembali tertuju pada kejadian di pantai tadi. Selepas acara tangis-menangis, kami saling berdiam diri sambil menyaksikan matahari tenggelam. Tiada obrolan maupun percakapan, hanya keheningan.
Selanjutnya ia bangkit, tanpa mengucapkan sepatah-kata langsung pergi menuju parkiran. Terpaksa aku mengikuti dari belakang dengan hati yang sudah remuk.
Di sinilah aku berada, berjalan tanpa semangat di koridor rumah. Benar-benar menyedihkan.
Dan hal tak terduga terjadi kala aku berbelok ke ruang belajar.
Ratusan balon warna-warni menghujaniku saat aku baru menginjakkan kaki di ruang belajar---niatnya aku ingin menyendiri---diikuti sorakan menggema yang mengisi gendang telinga.