T;H;I;R;Teen > Hellevator

18.7K 3.5K 1.5K
                                        

Happy reading🧚‍♂🧚‍♂


Suara seseorang dari belakang membuatku menghentikan aktivitas mengemas alat tulis. Aku yang tengah berdiri sambil memegang kancing tas terdiam di tempat.

"Shey, lo tembus."

Tubuhku rasanya akan berubah menjadi patung jika saja dua cewek---yang dikatakan Niki sebagai temanku---muncul ke hadapan wajahku.

Mereka berdua menyengir. "Bercanda."

Bibirku terbuka lebar, aku mendengus tak percaya. Apa hal tersebut bisa dianggap lelucon? Aku sungguh ketakutan bila kejadian itu terjadi! Bola mataku berkedip dua kali menalar apa yang telah mereka lakukan.

Memang aku tidak terlalu menyukai mereka, tingkah mereka aneh.

"Kaget?" Cewek berambut pink yang mengenakan rok span super ketat tersenyum manis, yang kutau namanya Yujin. "Gitu doang kok kaget sih?"

Satunya lagi memilin rambutku sembari tersenyum miring, namanya Wonyoung. "Tadi Suno dateng ke kelas kan? Lo kok nggak bilang-bilang kita sih?"

"Tadi pagi gue denger-denger lo berduaan sama Jungwon di koridor. Kenapa? Kalian ngomongin gue?" Yujin menimpali.

Mereka menatapku menggunakan tatapan...? Apa-apaan mereka itu.

Keningku berlipat. Kutepis tangan mereka dari tubuhku. "Emang kenapa kalau gue jumpa abang sendiri?"

"Abang sendiri?" Mereka berdua serempak tertawa mengejek. "Sejak kapan lo jadi sepolos ini?"

Aku memicingkan mata--merasa terganggu--lalu mengabaikan mereka, kembali mengemas alat tulis ke dalam tas, sebab bel pulang telah berbunyi sepuluh menit lalu, kelas bahkan sudah sepi.

Namun tanpa kusadari, tiba-tiba Yujin menarik kerahku ke atas dan mengangkat tinggi-tinggi, aku tersentak, ia meremas kedua kerahku dengan kencang.

"Berani lo micingin mata ke kita?! Lo pikir lo siapa?!"

Aku terkejut akan apa yang ia lakukan. Sekuat tenaga aku berusaha melepas cengkeraman tangannya namun tidak bisa. Dia sangat kuat.

"Jangan berlaku seenaknya, Choi Sheya! Sementang lo kita anggap temen, jadi ngelakuin hal semau lo ha?!"

Rautku berubah pucat, dia membentakku menggunakan suara tinggi, nyaliku menciut. Padahal kata Niki---mereka adalah temanku---tetapi mengapa....?

Brak

Aku didorong ke belakang dengan keras sampai menabrak tiga meja, rasanya pinggangku akan patah, tubuhku terduduk di lantai, posisi yang mengenaskan.

Ia melangkah mendekat, perlahan aku mundur. Telapak tangan kujadikan tumpuan, seluruh tubuhku bergetar karena takut. Tampilan mereka seperti preman. Seragam mini, rambut diwarnain, dan jika tidak salah ada tato di leher mereka. Aku benar-benar ketakutan. Belum lagi kelas sudah tidak berpenghuni selain kami bertiga.

"Ja-jangan mendekat!" teriakku spontan.

Wonyoung tertawa mengejek. "Mau main-main ternyata, Yu. Pake segala akting ketakutan," ucapnya pada Yujin.

Aku membungkam.

Cewek berambut pink itu menghentikan langkah dan bertolak pinggang. "Diri," serunya padaku. Aku bergeming.

"Diri!" bentaknya, lagi. Seketika aku berdiri seraya memasang air muka tegang.

Dia kembali mendekat, aku merunduk karena takut dicampakkan seperti tadi lagi. Tetapi setiba di depanku, dia tidak melakukan hal buruk, hanya mengelus rambutku pelan. Aku mendongak, menyaksikan ia yang kini tersenyum lembut.

My Brothers | ENHYPEN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang