T;W;E;N;T;Y > Butterfly

16.6K 2.9K 1.2K
                                    

Cuma mau bilang, ngga akan ada rules lagi ya, makasih yang selalu voment🙃

Happy reading

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

N.b: jangan baca cerita ini, gaje pake banget(?)!


"Ma-maaf, Pak, sa-saya khilaf." Aku menyatukan kedua telapak tangan, memohon ampun.

"Khilaf? Khilaf kamu bilang?! Merusaki seratus dua puluh enam mobil itu kamu katakan khilaf? Kamu dan ketiga abangmu ini gila!"

Brak!

"Jangan ngebentak Sheya gue. Lo polisi apa bukan? Ngelakuin hal kasar sama cewek? Cih." Jake mencibir sinis.

"Heh!" sentakku padanya, kupelototkan mata ke arahnya. "Yang sopan sama polisi. Kalau kita beneran dipenjara gimana?"

"Ya dia ngebentak lo."

"Jelas aja dia ngebentak, kita buat onar di jalan tol." Mataku terus membulat, bibirku berkomat-kamit agar tiga orang di hadapanku ini mengerti bahwa kondisi sekarang bukanlah main-main.

"Hey! Kalian jangan bertengkar di sini!" bentak Pak Polisi. Aku tersentak, kembali menatap ke depan---ke arahnya---.

Pak Polisi melempar kertas kepada kami, aku mengambil dan melihatnya.

"Liat itu! Liat seberapa parah jalan tol akibat perbuatan kalian! Apa kalian nggak mikir? Pakai otak kalian! Kalau terjadi kecelakaan bagaimana?!"

"Kita berempat punya kuping, nggak usah teriak-teriak nggak jelas. Mau gue cekik leher lo sampe putus?" Jungwon memancarkan aura mengintimidasinya. Sontak kutepuk pahanya kuat. Ia terlonjak, menatapku tajam.

Pak Polisi berdecak sembari menggeleng-gelengkan kepala. "Ckckck, benar-benar kalian anak tidak tau diri. Masih muda, sudah berlaku kurang ajar. Bagaimana nasib orangtua kalian ha?"

"Bapak punya anak?" Tiba-tiba Suno bertanya.

Apa lagi ini....?

"Jelas saja punya. Tapi tidak berkelakuan buruk seperti kalian."

"Yah, kasian banget anaknya, punya orangtua begayaan seperti Bapak, yang ngelarang anaknya ini-itu cuma demi ngejaga image baik." Ia tersenyum manis, sangat manis, sampai matanya menyipit. "Untung saya dan saudara saya nggak munafik, kayak keluarga Bapak."

Brak!

"Kurang ajar kalian, bisa-bisanya tidak memiliki sopan santun sama sekali," bentaknya, kuat.

Tubuhku sampai terkesiap saking terkejut.

"Panggil wali kalian kemari! Cepat! Tidak akan saya biarkan kalian bebas dan berkeliaran lagi. Akan saya pastikan kalian membusuk di balik jeruji!"

Napasku tertahan, membayangkan kata-kata barusan bila benar terjadi. Aku, di, penjara, sampai, mem ... busuk? Tidak ada masa depan? Tidak ada hidup bahagia? Tidak ada ... menikah? Pupilku membesar. Mengerikan! Mengerikan! Itu sungguh mengerikan!

My Brothers | ENHYPEN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang