Choi Sheya terbangun di rumah sakit seusai koma. Saat pertama kali membuka mata, beberapa cowok dengan wajah rupawan nyaris sempurna mengaku sebagai sosok Abangnya. Anehnya, Sheya tidak mengenal mereka. Dan yang lebih buruk lagi ia tidak mengenal di...
Makasih atas 400+ votesnya💜 terharu banget💫💦 aku nggak nyangka cerita gajeku sampe 400 yang ngevote😭
Kadarnya aku kurangin deh, jadi 350 votes🤙😭 tapi seriusan aku seneng banget, makasih kalian yang masih tetap baca cerita tak jelas ini🤧
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy reading~
Seperti Nobita yang payah dan bodoh, aku hidup di dunia ini tanpa seorang-pun teman, menjalani hari-hari tanpa minat, dan menerima perlakuan menyedihkan, namun kemudian sebuah keajaiban datang, Doraemon datang, senantiasa menemani Nobita, membantunya dan selalu berada di sisinya. Jika aku adalah Nobita, lantas siapa Doraemonku?
"BUBAR! BUBAR!"
Suno muncul dari atas tangga, berteriak nyaring pada orang-orang yang mengelilingi kami. Di tangannya terdapat dua buah bola basket. Dengan langkah cepat ia berjalan kemari.
"MINGGIR!" Kali ini ia berlari. Orang-orang menyingkir cepat.
Mendengar derap kaki yang mendekat, Bang Jake yang tengah duduk di atas tubuh Om gila itu---memberinya bogeman tanpa ampun---bergegas bangkit berdiri. Pada saat itu juga sekuat tenaga Suno melayangkan satu bola basket ke wajah Om itu. Tidak memberi jeda, satu basket lagi Suno layangkan sampai hidung Om itu mengeluarkan darah segar. Keadaannya yang sudah parah karena Bang Jake, kini bertambah parah akibat Suno.
Suno menarik kerah kemeja Om itu sambil tersenyum manis. "Berani-beraninya Bapak nyentuh serbuk berlian. Sedangkan serbuk berlian lainnya aja nggak gue ijinin nyentuh dia, apalagi udah tua bangka macem lo." Tanpa tega ia menendang Om itu tepat di alat kemaluannya. Om itu terdorong sembari melotot kesakitan, sementara Suno tertawa bahagia sembari bertepuk tangan. "Rusak dah punya lo."
Aku hanya bisa terdiam melihatnya.
Sejurus kemudian Bang Jake merebutku dari genggaman Jungwon, memelukku erat.
"Lo bikin gue panik, Shey." Ia mengusap kepalaku.
Aku termenung beberapa detik, masih belum menyangka apa yang telah terjadi, hingga aku teringat tujuanku datang kemari.