Happy reading👍
Aku mengerjapkan mata secara perlahan. Kelopak mataku terasa berat untuk dibuka, siluet seseorang tak sengaja menyapu pandangan buramku. Dengan susah payah, kubuka mata hingga terjaga sempurna. Kukucek sejenak baru berkedip beberapa kali.
Aku menguap ketika rasa kantuk masih menyerang.
"Udah tidurnya?"
Celetukan tersebut membuat nyawaku yang tadi masih melayang kini masuk sepenuhnya. Sontak aku menegakkan tubuh seraya memasang wajah bantal.
"Lo---" Tenggorokanku mengering.
Ia menatapku datar. "Lo ketiduran setelah buat dua belas kupu-kupu."
"A-apa?" Bibirku terbuka lebar. Dua belas dari seribu...?
"J-jam, jam berapa ini?" Kepalaku celingukan kesana-kemari, mencari keberadaan jam dinding.
"Jam tujuh malam," jawab Sunghoon, datar.
Aku menahan napas. "Jam ... tu--juh?"
Mampus.
Sebentar lagi Bang Heeseung pulang.
Berapa lama aku tidur? Dan juga ... masih dua belas kupu-kupu?
Kuraih origami yang tersisa dan membentuknya cepat. Rautku berubah pucat, keringat turut mengucur dari pelipis. Tanganku sampai bergetar saat melipat kertas.
Bisa-bisanya aku tertidur di saat-saat begini. Astaga.
Ketika sibuk membentuk origami dengan panik, tiba-tiba beberapa keranjang diletakkan di depan wajahku, tepatnya ke atas meja di depanku. Aku terpelongo.
"Gue bantuin buat seratus delapan puluh delapan. Ikut punya lo, totalnya dua ratus."
"Lo, lo buat ini semua?" Kuperhatikan kupu-kupu berwarna-warni di dalam keranjang besar tersebut, tertata rapi dan indah.
"Iya."
Ekspresiku berubah cemberut. "Kenapa? Kan gue bilang tadi nggak butuh bantuan lo!"
"Lo mau ngasih dua belas kupu-kupu ke Bang Heeseung?" Ia berkata dengan raut datar. "Oke, biar gue ambil buatan gue." Tangannya terjulur meraih keranjang yang ia sodorkan tadi. Aku membulatkan mulut, refleks menarik keranjang itu kembali.
"Kan udah lo kasih, mana boleh diminta balik." Aku berdiri. Mengambil keranjang-keranjang berisi kumpulan kupu-kupu itu kemudian meletakkannya di meja lain.
"Digantungi biar lebih bagus," celetuk Sunghoon.
"Ha? Lo bilang apa?"
Ia menghela napas, ikut bangkit dari duduk lalu mendekatiku. Setiba di sebelahku, dia mengambil satu bentukan kupu-kupu buatannya. Meraih nilon, memotong pendek kemudian mengikat di bagian tengah kertas---tubuh kupu-kupu---seusai selesai, ia mengambil selotip dan memotongnya menjadi bentukan kecil-kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brothers | ENHYPEN✓
FanfictionChoi Sheya terbangun di rumah sakit seusai koma. Saat pertama kali membuka mata, beberapa cowok dengan wajah rupawan nyaris sempurna mengaku sebagai sosok Abangnya. Anehnya, Sheya tidak mengenal mereka. Dan yang lebih buruk lagi ia tidak mengenal di...