T;H;R;E;E > Deeper

29.3K 4.4K 814
                                    

Aku membuka pintu kamarku secara perlahan, kusembulkan kepala melihat keadaan sekitar.

Sepi.

Satu kalimat yang mendeskripsikan suasana sekarang.

"Kayaknya lagi pergi semua," batinku. Lantas aku keluar dari kamar dan celingukan.

Apa yang kulakukan sekarang? Aku kebelet pipis, dan aku berencana mencari kamar mandi.

Kakiku mulai melangkah tak tentu arah.

Oh, demi apa, aku tidak tau apa-apa mengenai denah rumah ini. Banyak koridor dan juga pintu, apa aku harus membuka setiap pintu itu?

Sungguh, rumah ini teramat besar untukku.

Bagaimana ini? Aku harus apa?

Sekelompok wanita yang sepertinya pelayan menyadari keberadaanku. Mereka mendekat dan menunduk sebagai hormat.

"Ada apa Nona Sheya?"

Aku merasa tidak enak melihat raut mereka yang kikuk dan ... ketakutan?

Apa aku semenakutkan itu?

"Ergh ...."

Haruskah aku bertanya dimana kamar mandi?

Tidak. Apa aku ini tamu?

"Eum ... nggak ada, Bi." Aku memilih berjalan sendiri ke belokan koridor lain. Tidak mungkin aku bertanya pada pelayan sementara aku yang notabene pemilik rumah.

Tunggu---

Seenaknya saja aku berkata pemilik rumah. Tetapi, aku tau sebab pelayan tadi menyebutku dengan sebutan 'nona'. Itu artinya aku adalah tuan rumah, benar begitu?

Kakiku melangkah mengikuti kata hati, hingga aku sampai pada sebuah ruangan berkaca, aku masuk lebih lanjut, rupanya yang kumasuki adalah kolam renang.

Aku keluar dan mencari lagi.

Tanpa kutau aku malah memasuki ruang nonton. Di sana, terdapat Suno, Jake dan juga cowok yang kuyakini bernama Jungwon ... mungkin.

Aku ingin pergi, tetapi---

"Shey! Lo mau nonton juga? Ayo sini!"

Terlambat.

Aku membatu di tempat.

Cowok bernama Suno menghampiriku lalu menarikku paksa.

"Nggak usah taat banget. Bang Heeseung juga nggak bakal tau. Ayo kita nonton film biru kayak kemarin."

Film biru? Mataku melotot tak percaya.

Dia terus menarikku, padahal aku sudah mencoba melawan.

Dia mendudukkanku di tengah-tengah sofa, dimana dia di sebelah kanan dan Jake di sebelah kiri.

"Won, putar filmnya."

"Males ah, entar kena marah Bang Jay."

"Ck, dia kan nggak tau, lagi tidur paling."

"Tetep aja nggak mau."

Aku melihat cowok berwajah baby face itu menggedikkan bahu acuh.

"Jake." Suno beralih menatap cowok di sebelah kiriku. "Cepet putar."

Jake tersenyum miring, dia melirik ke arahku sejenak. "Sheya gue biasanya cerewet dan manis, tapi sekarang jadi pendiem. Mungkin kalau nonton begituan sifatnya balik lagi?" Dia bangkit dan bersiap memutar film biru.

Oh, astaga. Siapapun tolong aku.

Film biru? Kami akan menonton film biru? Aku? Bersama tiga cowok ini? Yang benar saja!

My Brothers | ENHYPEN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang