12. Kesalahpahaman

2.8K 187 34
                                    

Farel selalu untuk Reina, ada untuk Reina, dan selamanya begitu.

-Farel Prasetyo Anggara-

Memikirkan kejadian kemarin atau kejadian yang lalu memang tidak ada habisnya, lebih baik lupakan, jangan dipikirkan dan bebaskan pikiran dari hal yang negatif, ubahlah pikiranmu untuk hal yang positif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memikirkan kejadian kemarin atau kejadian yang lalu memang tidak ada habisnya, lebih baik lupakan, jangan dipikirkan dan bebaskan pikiran dari hal yang negatif, ubahlah pikiranmu untuk hal yang positif. Itu lebih baik, karena dengan memikirkan hal yang tidak sepantasnya dipikirkan terlalu dalam akan menbuat diri kita sendiri mengalami fase menyerah.

Tetapi tetap saja, Reina sudah berusaha menenangkan pikirannya untuk tidak memikirkan perihal Farel dan keluarganya yang terlihat begitu mengharapkan Reina untuk cepat hamil, itu semua seakan menjadi beban untuk Reina sendiri.

Reina yang saat ini sedang berada di ruang guru, tepatnya di kursi dan tempat miliknya, selesai mengajar ia duduk dan merenungkan apa yang ada dalam pikirannya.

"Reina? Kamu kenapa?" tanya Mbak Karin, yang sudah berada di hadapan Reina.

Reina sedikir tersentak yang tiba-tiba melihat kedatangan Mbak Karin, "Eh, mbak. Kenapa apanya?"

"Iya kamu kenapa? Dari tadi pagi sampai sesore ini, kamu murung terus kaya lagi ada pikiran. Lagi berantem sama suami? Cerita sama Mbak, siapa tau mbak bisa bantu, paling tidak dengan kamu cerita kamu bisa lebih tenang," ujar Mbak Karin yang terdengar sangat peduli pada Reina, sampai sampai ia menggeserkan kursinya mendekat dengan kursi yang Reina duduki.

Reina menggelengkan kepalanya, "Mbak, aku mau nanya. Waktu mbak nikah, butuh berapa lama untuk Mbak hamil?" tanya Reina.

"Heum kalau gak salah ya, 1 tahun setelah nikah, mbak baru hamil."

"1 tahun?"

Mbak Karin menganggukan kepalanya, "Iya, lama ya? Tapi Mbak mah dulu santai aja, gak pernah khawatir dan selalu sabar gitu, Alhamdulillah suami mbak juga sama, kita sama sama sabar. Karena punya anak itu gak gampang, kita perlu mental dan persiapan, gak hanya asal." Mbak Karin menjelaskan, "Hem Mbak kayanya mulai bisa nebak nih kamu ada masalah apa. Tapi untuk lebih jelas kamu cerita ayo sama Mbak."

Reina tersenyum, lalu ia mulai bercerita, "Suami dan keluarganya, berharap banget supaya aku cepat hamil, mereka terus nanya kapan aku hamil, apalagi ada saudara aku yang baru menikah 2 bulan aja dia udah hamil. Jelas itu semua buat aku kepikiran sama hal ini," ujar Reina dengan suara parau.

"Reina, kamu gak perlu iri sama saudara kamu  yang udah hamil walau dia nikah baru-baru ini. Semua ini udah digarisin sama Tuhan, gak perlu risau dan kamu harus sabar. Tuhan udah menentukan apa yang terbaik buat kamu."

Reina mengangguk dan meresapi ucapan dari Mbak Karin yang begitu memotivasinya.

"Nih, siapa tau nih ya sekarang Tuhan itu lagi mempersiapkan semuanya, supaya kamu dan Farel juga bisa menikmati waktu berdua dan mempersiapkan untuk jadi sosok kedua orang tua yang baik buat anak kalian kelak. Percaya deh, Tuhan pasti memberikan yang terbaik buat kamu dan suami kamu."

Wedding Zone [Tamat✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang