21. Musibah

3.3K 170 20
                                    


Farel dan Reina — selamanya.

Farel dan Reina — selamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







"AAAAAAAAAAA!!"


















HAP!














BRAKKKKK!














"REINA! HATI-HATI!"

Hampir saja.

Telat beberapa detik Reina sudah pasti terjatuh, dan bisa dibayangkan apa yang akan terjadi jika Reina sampai terjatuh. Bagaimana nasib dia dan bayinya?

Ya! Farel — dia datang, dan untungnya ia datang tepat waktu. Ia berhasil menangkap tubuh Reina.

"Untung aja aku balik lagi karena handphone aku ketinggalan. Gimana kalau aku gak datang? Rein, tolong!  Hati-hati jangan lengah, di perut kamu ada bayi kita." Farel dengan nafas yang menggebu-gebu ia menasihati Reina. Tentu saja ia pun panik, untungnya setelah mendapatkan handphone, entah mengapa ada dorongan yang membuat Farel berjalan ke arah kamar mandi, memang ia sedikit ingin pipis, tapi biasanya ia bisa menahan itu.

Mungkin ini petunjuk dari Tuhan.

Farel melepaskan rangkulan tangannya dipinggang Reina. "Kamu gapapa, kan?" tanya Farel.

Reina terlihat sangat kaget, sampai-sampai wajahnya kian memucat. "Aku gapapa. Makasih karena kamu datang."

"Aku jadi khawatir sama anak aku yang ada di dalam perut kamu, jaga diri aja kamu gak bisa, apalagi jaga bayi kita," celetuk Farel dengan enteng tanpa memperdulikan perasaan Reina.

Reina begitu tertohok dengan ucapan yang Farel lontarkan, kini matanya mulai berkaca-kaca. "Jadi? Maksud kamu aku belum pantas jadi seorang ibu?"

Tes!

Air mata Reina turun begitu saja.

Farel mulai menyadari bahwa ucapannya itu salah, salah besar. Tapi satu sisi ia berpikir, ia seperti itu karena ia ingin Reina bisa menjaga diri. Itu saja, apa Farel salah?

Reina keluar dari kamar mandi, dengan air mata yang sudah membasahi pipinya. Ia berjalan dengan tergesa gesa menaiki tangga menuju kamarnya. Setelah sampai di depan pintu kamarnya, Reina masuk lalu mengunci pintu kamarnya itu.

"Farel jahat!" Reina duduk dipinggir kasur. "Kenapa dia tega ngomong kaya gitu, aku tau tadi itu kesalahan aku, kelengahan aku, tapi kenapa dia sampai ngomong gitu, hiks ... hiks ...."

Reina langsung membuka handphonenya. Lalu mengirim pesan suara pada Rey.

🔊 Abang! Marahin Farel bang! Marahin jangan sampe enggak, jangan banyak tanya. Marahin Farel aja intinya!

Wedding Zone [Tamat✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang