52. Teror

2.6K 185 32
                                    

°Jangan lupa vote dan komennya°

Hubungan baik akan hancur jika penghianatan ada di dalamnya.

Mohon maaf, durasi persahabatan telah habis.

-Axelio Girama-



~mantep Xel🤣





Kedua pria yang sama-sama menggunakan jas putih dengan alat medis yang melingkar di lehernya. Mereka saling menatap satu sama lain dengan tatapan tak suka.

Tidak, hanya satu pihak yang menatap dengan tatapan itu. Axel.

Farel dan Axel, yap! Mereka lah, saat ini mereka berdiri berhadapan. Persahabatan yang terjalin antara keduanya kini lebur hilang begitu saja. Pengkhianatan yang Farel lakukanlah yang membuat semua ini hancur.

"Xel? Lo udah mulai kerja?" Tanya Farel yang berusaha bersikap seperti biasa, tentu saja yang ia harapkan adalah ia ingin sekali dirinya dan Axel kembali berteman.

"Bukan urusan lo." Axel melangkahkan kakinya, melewati Farel yang sedang tersenyum ke arahnya.

Melihat Axel pergi - Farel kini berbalik untuk menatap kembali Axel yang mulai melangkahkan kakinya.

"Axel! Gue minta maaf, gue minta maaf banget sama lo, Xel. Dan, gue mau ucapin makasih banyak sama lo karena lo rela selamatin gue sampai lo koma beberapa bulan." Farel sedikit meninggikan suaranya.

Axel berhenti melangkahkan kakinya, namun ia sama sekali tidak berbalik menatap Farel kembali, ia membelakangi Farel.

"Sama-sama. Gue selamatin lo, karena lo adalah sahabat gue. Walau ternyata lo sama sekali gak anggap gue sahabat. Karena gak ada yang namanya sahabat khianatin sahabatnya sendiri."

Jawaban dari Axel begitu membuat Farel tertampar. Ia merasa sangat bodoh, Axel begitu baik, tetapi bodohnya ia seakan mengkhianati Axel begitu saja dengan hampir - menyukai Dara, istrinya Axel.

"Gue gak bermaksud khianatin lo, Xel. Gue gak bermaksud, gue terjebak situasi yang akhirnya -"

"Lo sama Dara cuma hampir saling mencintai, gue gak nyalahin lo doang kok, tapi gue juga nyalahin Dara - dia yang gak bisa setia sama gue gak seperti Reina, lo liat Rel walau dia dekat sama Rizki sepupu lo dan Rizki selalu ada buat bantu Reina, dia sama sekali bisa jaga hatinya buat lo. Seperti itulah kesetiaan, gak seperti Dara," kata Axel.

Farel mencerna ucapan Axel yang memang benar adanya.

"Lo harusnya beruntung, Rel. Punya istri kaya Reina yang begitu baik dan setia. Andai gue jadi lo, maka gue gak akan pernah tergoda sama wanita mana pun karena Reina udah cukup sempurna. Jangan pernah sakitin dia lagi, dia pantas lo bahagiain," ujar Axel yang memang ia merasa Reina adalah istri yang sempurna, walaupun ia belum kenal lama dengan Reina tapi sudah banyak kebaikan-kebaikan yang Reina lakukan dan Axel melihat itu semua.

"Iya, Xel. Gue sangat bersyukur punya istri seperti Reina dan saat ini gue gak akan pernah lagi nyakitin dia, makasih nasihat lo bikin gue sadar kalau Reina sangatlah istimewa." jawab Farel.

"Itu memang yang harus lo lakuin buat dia. Cewek kaya Reina gak pantas lo sakitin."

Farel mengangukkan kepalanya paham. "Lo udah maafin gue, Xel?" Tanya Farel.

"Gue udah maafin lo. Tapi maaf, kita gak bisa sahabatan seperti waktu itu, karena bagi gue penghianat tetap penghianat. Maaf, Rel." Axel kembali melangkahkan kakinya meninggalkan Farel seorang diri.

Wedding Zone [Tamat✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang