25 Kenyataan Pahit

3.2K 182 20
                                    


Tok ... Tok ... Tok

"Assalamualaikum mami."

"Wa'alaikumsalam, sebentar nak." Mami Laras membuka pintunya.

Setelah terbuka, Farel mencium tangan Mami Laras dan langsung masuk ke dalam rumah.

"Kemana aja kamu? Lama banget pulangnya, tau gak? Reina nunggu ketoprak dari kamu juga!" Omel Mami Laras.

"Astaghfirullah! Aku lupa gak beli, aku balik lagi ya, mi. Aku mau beli ketoprak buat Reina." Farel hendak membalikkan badannya, namun terhenti ketika Mami Laras menghalanginya.

"Gak usah, Reina udah tidur daritadi."

"Loh? Tumben sih, dia biasanya gak bisa kalau ngidamnya gak diturutin," ujar Farel.

"Dia tidur, gara-gara tangannya habis ketumpahan air panas yang baru mendidih."

"HAH? KOK BISA?"

"Iya, dia melamun waktu nuangin air panas, sampai melepuh banget loh, Rel. Katanya dia terus kepikiran kamu," kata Mami Laras yang langsung membuat Farel tertampar.

Reina — mengapa naluri terhadapnya begitu kuat?

"Tapi kamu tenang aja lukanya udah diolesin salep kok, tadi papi kamu beli ke apotek."

"Huh Alhamdulillah."

"Mami heran deh tadi Reina keliatan banget gelisah mikirin kamu, kamu baik-baik aja, kan?" Tanya Mami Laras.

Farel berpikir sejenak. Hingga ia memutuskan untuk tidak memberitahu Mami Laras.

"Aku baik-baik aja, mami. Ya udah aku mau samperin Reina dulu ya."

"Ett tunggu! Mami belum selesai ngomong. Kamu kalau pulang telat kabarin Reina atuh, biar dia gak panik kaya tadi, kalau aja kamu ngabarin tadi dia gak bakal melamun sampai ketumpahan air panas kaya gini!"

"Hp aku lowbet, mam."

Lagi dan lagi, Farel berbohong.

"Hem pantesan, bawa powerbank makanya buat jaga-jaga kalau hp kamu mati. Ya udah sana tuh liat istri kamu!" suruh Mami Laras dan Farel patuh ia langsung masuk ke dalam kamarnya.

Saat sudah masuk ke dalam kamarnya, terlihat Reina sedang tertidur dengan pulas tanpa selimut yang biasa menyelimuti tubuhnya. Kebiasaan Reina seperti ini, ia selalu bilang ia suka lupa menggunakan selimut ketika akan tidur.

Dengan pelan Farel naik ke kasur, begitu pelan karena ia takut Reina bangun. Lalu pandangan Farel tertuju pada tangan kiri Reina yang sudah terbaluti salep yang mulai memudar.

Farel menyentuh tangan kiri Reina menggunakan tangan kirinya juga, "Astaghfirullah ini mah parah banget, kulitnya sampai kebuka gini, kasihan kamu, pasti sakit."

Lalu tangan kanannya mengusap rambut Reina, "maaf ya sayang karena kepikiran aku, kamu jadi kaya gini."

"Maaf juga  aku gak bisa turutin ngidamnya kamu malam ini, semoga anak kita gak ileran."

"Naluri kamu kuat banget sama aku, Rein. Segitu ngertinya kamu."

Cup!

Farel mencium kening Reina dengan sayang. Setelah itu ia menyelimuti tubuh Reina dengan mengangkat terlebih dahulu tangan Reina yang terluka sebelum ia menyelimuti tubuh istrinya.

Dara.

Tiba-tiba Farel teringat Dara.

Janjinya pada Axel? Amanah yang Axel berikan?

Axel membisikan sesuatu pada Farel.

"R-el, kalau g-gue g-ga ber-tahan hi-dup, gue —"

"Enggak! Lo gak boleh ngomong gitu!"

Wedding Zone [Tamat✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang