38. Rizki Baik, Rizki kampret!

2.5K 178 14
                                    

Percaya deh, Rizki itu baik tapi dia juga kampret

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Percaya deh, Rizki itu baik tapi dia juga kampret.

🕊🕊🕊


"Masih kram gak perutnya?" tanya Farel pada Reina yang tengah merebahkan tubuhnya di atas kasur. Sepulang dari rumah Papi Bimo dan Mami, Laras, Reina terus mengeluh bahwa perutnya terasa kram. Bahkan tadi pun dia berjalan dengan terus memegang perutnya.

Tetapi dengan siaga Farel menelepon Dokter Kiara, rekan kerja sekaligus teman dekat Farel setelah Axel — dia menanyakan bagaimana jika kram itu terus Reina rasakan, bahaya atau tidaknya dan juga bagaimana cara menangganinya.

"Udah enggak, sayang," sahut Reina yang memang kram diperutnya sudah tidak ia rasakan.

"Alhamdulillah kalau gitu. Farel yang duduk disamping tubuh Reina, dia pun menggerakkan tangannya untuk mengelus perut Reina.

"Kamu gak perlu khawatir, aku udah biasa alami ini," ujar Reina.

"Udah biasa? Tapi kenapa kamu gak pernah bilang sama aku, hm?"

Reina terkekeh pelan sembari menatap ke arah lain, "Gimana aku mau kasih tau kamu, Rel. Sementara kita aja jarang banget ngobrol santai kaya gini, kamu selalu aja ada alasan, ngantuklah, capeklah, mau istirahatlah, dan itu semua karena kamu terlalu turutin apa maunya Dara yang udah jelas buat kamu capek," ujar Reina dengan sebal.

"Hey, hey, hey! Tapi bukan berarti hal penting kaya gini kamu gak bilang sama aku. Aku ini suami kamu."

"Hm, iya sih, kamu suami aku dan itu berarti kedudukan aku buat kamu dibanding sama Dara lebih tinggi aku, kan?" Tanya Reina.

Farel melirik kebawah sebentar, lalu perlahan ia tersenyum, "Itu udah pasti. Rein, masalah tadi siang, aku udah —"

"Iya aku tau, udah gak usah dilanjut. Itu si Dara-nya aja yang kecentilan sama kamu! Farel —" Reina memotong ucapan Farel, setelah mengucapkan itu Reina mencubit "Awas kamu, ya! Jangan diem aja kalau Dara godain kamu! Dan aku minta jangan peluk Dara! Gak boleh! Kalau kamu tetap lakuin itu —" Reina berhenti memegang pipi Farel, ia pun menunjukkan 2 jari yakni jari tengah dan telunjuknya dekat dengan mata Farel.

"Mata kamu ini, AKU COLOK!" Lanjut Reina dengan ketus.

Dan saat itu juga, Farel tertawa, ia pun membungkukkan badannya mengarah ke arah perut Reina, ia dekatkan mulutnya dengan perut Reina. "Nak, ayah gak tau bunda kamu kenapa jadi galak gini, tapi yang pasti walaupun bunda kamu galak, ayah mau kasih tugas sama kamu. Jagain bunda kalo ayah gak ada di deket kamu, ya."

Cup!

Farel mencium perut Reina yang terbaluti baju putih yang Reina kenakan.

Senyuman tipis tertampak pada wajah Reina. Sungguh, situasi seperti ini sangat membuatnya bersyukur.

"Iya ayah, kita akan saling jaga." Reina berbicara dengan menirukan suara anak kecil.

Kali ini Farel membenarkan posisinya, kepalanya bersandar pada perut Reina dengan posisi wajah yang menghadap Reina. "Anak ayah udah bisa ngomong? Ih pinter banget! Tapi tapi kenapa ya suaranya cempreng, ya?"

Wedding Zone [Tamat✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang