27

4.3K 608 48
                                    

Arga membuka pintu apartemennya dan mendapati saudara iparnya yang lagi-lagi berdiri di sana. Total sudah dua Minggu Bani selalu datang setiap hari kemari.

Ia hanya mengangguk ketika laki-laki di hadapannya izin masuk ke dalam, dan seperti biasa Arga akan berkata, "jangan dipaksa ya kalau Kynara masih belum mau ketemu."

Dan fakta di mana Arga sudah mengucapkan kalimat itu selama dua Minggu berturut-turut memiliki arti, kalau tidak ada suatu kemajuan apapun sebagai hasil dari usaha Bani untuk membuat Kynara mau memaafkannya.

Arga harus buru-buru berangkat ke rumah sakit karena baru mendapat panggilan urgent, ia sedikit mengangguk pada Bani sebelum melangkahkan kakinya keluar dari dalam apartemen.

Dengan sebuah bungkusan sushi kesukaan Ara yang sudah ia bawa, Bani melangkah masuk ke dalam kamar tempat isterinya itu berada. Ia terlebih dulu mengetuk pintu, tapi tidak ada sama sekali sahutan dari dalam. Bani berakhir membuka pintu itu sedikit dan mendapati Kynara tengah tertidur nyenyak di dalam sana.

Bahkan saat Bani sudah meletakan bungkusan sushi di atas nakas dan ikut duduk di tepi ranjang, Ara masih belum terjaga dari tidurnya. Bani bermaksud untuk menaikan selimut untuk lebih menutupi tubuh isterinya, tapi ia terusik oleh raut wajah Kynara yang begitu terlihat resah di dalam tidurnya.

Dan ia semakin terkejut saat mendapati Kynara yang ternyata sedang menangis dengan mata yang masih terpejam. Ia mengusap pipi perempuan itu pelan, bermaksud segera membangunkan Kynara dari mimpi buruknya.

Tapi apa yang Bani dapati adalah perasaan luar biasa khawatir yang menyergap dadanya, ketika perempuan itu terdengar berucap lirih masih dalam tidurnya, "jangan... saya mohon hentikan... saya gak bisa bernapas, tolong lepasin saya. Tolong Mas Kaivan.... saya mohon sadar dan lepasin saya..."

Jujur saja, semua ini benar-benar membuat Bani terpaku dan merasa luar biasa takut. Baru saja ia mendengar semua itu terucap dari mulut Kynara yang masih terlelap dan membuat sebuah pertanyaan muncul di kepalanya.

Seberapa besar perasaan takut yang tengah isterinya itu rasakan saat ini, sampai bisa membuat Kynara kembali mengingat semua luka dan trauma yang sempat ia miliki?

***

Kynara merasakan itu semua, perasaan takut yang sudah lama tidak menyapanya.

Kenapa perasaan itu datang lagi? Napasnya begitu sesak, kini sebuah dasi terikat kencang di lehernya dan ikat pinggang membatasi pergerakan tangannya.

Ia sudah memohon sampai tenggorokannya sakit dan suaranya habis, tapi laki-laki ini seperti tidak mendengarnya. Tangan kekar itu tetap menjelajahi miliknya, dan Kynara merasa hidupnya hancur di saat itu juga.

Ia meronta dan menjerit sekuat yang ia bisa. Sampai akhirnya ia terbangun dan sadar, kalau ternyata ia hanya sedang bermimpi. Kynara menangis sejadinya, ulu hatinya masih terasa begitu sakit. Kenapa? Kenapa mimpi itu datang lagi?

Sebuah tangan terulur untuk menggenggam jemarinya dan ia refleks menyentaknya dengan teramat kasar. Setelah kesadarannya sudah terkumpul sepenuhnya, barulah Ara menyadari kalau itu adalah tangan Bani yang kini tengah duduk di hadapannya, lelaki itu ikut menyaksikan semua ini dengan wajah yang terlihat ikut terguncang.

"Kamu mimpi. Gapapa Ra, ada aku di sini."

Kynara tidak tahu apa lagi yang harus ia lakukan selain menangis. Mimpi barusan seperti begitu nyata, rasanya peristiwa itu seolah baru terjadi kemarin.

Kynara mendorong pelan saat Bani mendekat untuk beranjak memeluknya, "saya mau ke toilet." Ucapnya, dan berakhir bersembunyi di balik pintu toilet yang menutup.

Kamu dan PanaseaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang