26

4.1K 600 91
                                    

Begitu pintu di depannya itu terbuka, Kynara dapat melihat sosok Arga yang berekspresi datar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitu pintu di depannya itu terbuka, Kynara dapat melihat sosok Arga yang berekspresi datar. Walau begitu, ia tahu kalau Masnya itu pasti sedang sangat terkejut di dalam hatinya ketika mendapati Kynara datang dengan sebuah koper besar.

"Jangan bilang siapa-siapa kalau saya sementara nginep di sini ya Mas? Termasuk Ayah sama Bunda."

Kynara beruntung, memiliki kakak laki-laki seperti Arga yang tidak akan banyak bertanya tentang apapun. Arga seolah mengerti kalau adiknya itu masih perlu waktu untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Saya tidur di kamar tamu ya Mas."

Hanya satu pertanyaan saja yang akhirnya harus terlontar dari mulut Arga, "kamu gak apa-apa?"

Kynara tidak akan pernah bisa berbohong kalau yang ia hadapi adalah seorang Arga, maka dari itu ia hanya menggeleng dan berucap, "saya lagi capek Mas, capek banget."

Dan Arga langsung mengangguk mengerti. Lelaki itu membiarkan Kynara untuk cepat-cepat masuk ke dalam kamar dan beristirahat di sana. Ia hanya meninggalkan adiknya itu sebentar saja untuk membuat sebuah teh hangat sebelum ikut masuk ke dalam kamar. "Minum dulu."

"Iya, nanti Kynara minum."

Arga kemudian duduk di tepi ranjang, ia bahkan sudah membawa sendiri buku bacaannya. Sedangkan Kynara tentu tau kalau kakak laki-lakinya itu akan terus duduk dan menungguinya di sana, paling tidak sampai Arga merasa adik perempuannya itu baik-baik saja untuk ia tinggal sendirian.

"Mas gak ada praktek di rumah sakit emangnya?"

"Nanti sore."

Kynara mengangguk sebelum merebahkan tubuhnya untuk berbaring di atas ranjang dan segera menarik selimut menutupi seluruh bagian tubuhnya.

***

Walau nyatanya saat ini Arga sedang menarik lengan kemejanya sebatas siku dan bersiap-siap untuk berangkat ke rumah sakit, namun tatapannya tidak pernah lepas dari sosok perempuan yang belum mengubah posisinya sejak tadi. Tidak perlu menyibak selimut itu untuk tau kalau Ara masih meratap di baliknya.

Terdengar bunyi bel dari pintu depan dan ia beranjak keluar dari kamar untuk melihat siapa yang datang. Rupanya ada seseorang lagi yang terlihat tidak kalah berantakan daripada Kynara saat ini, dan laki-laki itu sedang berdiri di balik pintu dengan wajah nelangsa. "Kynara di dalem ya Mas?"

"Kalian berantem?"

Bani terlihat mengangguk, "Bani yang salah, Mas."

Arga tidak bicara, hanya mundur satu langkah untuk mempersilahkan Bani masuk. Kemudian ia berjalan untuk mengambil tas kerjanya di atas sofa sebelum berucap pada Bani yang masih berdiri mematung tidak jauh darinya, "saya tinggal ya, mau berangkat praktek ke rumah sakit. Kynara ada di kamar."

"Masih nangis dia Mas?"

"Hmm. Kalau Kynara masih belum mau ketemu, gak usah dipaksa. Kamu ke sini lagi aja besok."

Kamu dan PanaseaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang