33

4.2K 591 128
                                    

"Papa kapan pulang sih Ma?"

Arka tentu saja bingung. Sudah dua minggu sejak bocah itu terakhir melihat Bani, dan Arka seringkali menangis setiap malam untuk mengajukan pertanyaan yang sama pada Mamanya, lalu Kynara hanya terus membalasnya dengan ucapan singkat, "tunggu aja ya, nanti juga Papa pulang."

"Iya, tapi nantinya kapan Ma? Emangnya Papa sibuk banget sampe gak sempat telpon Arka?"

Kynara juga tidak tau bagaimana ia harus menjawab pertanyaan itu. Sebagai gantinya ia hanya mengalihkan topik pembicaraan mereka dan menyisir rambut Arka dengan rapih. "Om Kaivan udah nunggu di ruang tamu tuh, yuk, biar gak telat ke sekolahnya."

Kynara menggandeng Arka, mereka sama-sama berjalan ke ruang tamu dan mendapati sosok Kaivan segera berdiri untuk menyambut Arka yang datang ke hadapannya.

"Dadah mamaa!" Bocah itu kini berlari kecil keluar dari pintu.

Dan sebelum ikut beranjak pergi, Kaivan masih sempat bertanya dengan raut simpati, "Suamimu masih belum bisa dihubungi juga?"

Kynara mengangguk untuk menjawabnya karena ia tidak punya jawaban lain. Dan kini ia dapat merasakan tatapan simpati milik Kaivan yang turun ke perut buncitnya, berikut vokal bariton milik lelaki itu yang kembali terdengar, "kalau perlu bantuan apapun, kamu bisa hubungin aku ya Ra."

Setelah Arka dan Kaivan sudah pergi, Kynara menutup pintu dan berjalan menuju dapur sambil mengelus perut besar miliknya.

Beberapa hari kemarin ia memang hidup dalam kenestapaan, dan baru pagi ini Kynara sedikit punya niat untuk mulai memasak. Satu tangannya sedang mengaduk sup ayam yang mendidih saat ponselnya berdering dan menampakkan nama Calista sebagai penelepon.

"Iya Cal?"

"Mas Bani masih belum kelihatan batang hidungnya Mbak?"

"Belum Cal, dia masih belum pulang."

"Itu orang kenapa sih Mbak? Brian bilang Bani punya alasan sendiri menghilang kayak gini, tapi Brian juga gak mau cerita tentang apa alasannya. Terus gimana, Mbak gak mau cari Mas Bani?"

"Kalau saya dan Arka aja gak bisa bikin dia mau pulang ke rumah, mau gimana lagi?"

"Loh kok gitu sih Mbak?"

"Angkat telpon saya saja dia gak mau."

"Hah? Yang bener Mbak?"

"Iya."

"Terus waktu malem pas ngilang itu, Mas Bani katanya ada di hotel yang sama bareng Adel? Itu gak bener kan Mbak? Beneran cuma gosip infotaiment doang kan?"

Kynara menghela nafasnya, "gak tau."

Ia memang benar-benar tidak tau soal kabenarannya, tapi foto-foto yang banyak beredar di internet sampai sekarang itu, tidak mungkin berbohong kan?

"Mbak, Mas Bani pasti punya alasan sendiri deh kalau dia memang beneran dateng ke sana malem itu. Gak mungkin karena dia masih punya rasa ke Adelia, karena Mas Bani juga udah lama nge-cut itu cewek toxic dari hidupnya."

"...."

"Bisa jadi nih ya Mbak, itu cewe uler punya tipu muslihat yang bikin Mas Bani gak bisa nolak untuk ke sana."

Kamu dan PanaseaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang