16

4.2K 574 84
                                    


"Ra.... Arka udah aku boboin. Kita udah bisa bicara sekarang kan?"

Perempuan yang tengah duduk di sofa ruang tamu itu hanya berdeham dan segera mematikan tv yang menyala. Bani mendekat dan ikut duduk di sebelahnya. "Pihak Label udah klarifikasi semuanya dan postan akun gosip itu udah ditake down, Ra."

"Iya, tadi sudah liat juga."

"Kamu pasti kaget ya ada foto-foto aku yang gak bener gitu di sosmed?"

"Gimana gak kaget? saya dibilang pelakor."

Saat Kynara menengok ke samping, pria itu terlihat tengah menatapinya dengan sorot bersalah. "Ra, gausah bacain komennya, itu pasti nyakitin hati kamu."

"Udah terlanjur baca, Mas."

Mereka lama terdiam setelahnya. Bani tidak tahu darimana ia harus memulai menjelaskan semuanya, ia tidak tahu seberapa banyak ia sudah melunturkan rasa percaya yang telah Kynara susah-susah berikan padanya.

Tapi Kynara menjawab ketidaktahuannya itu dengan sebuah kalimat, "tadi Brian telepon saya, dia udah jelasin semuanya."

"...."

"Katanya dia dan Danu bareng sama kamu dan Adelia juga di restoran hotel itu?"

Bani cepat-cepat mengangguk, "iya, Ra."

"Terus kenapa fotonya cuma berdua?"

"It's out of my control, waktu itu pas banget Danu keluar buat ngerokok, dan Brian lagi angkat telepon dari Calista."

Kynara hanya mengangguk-angguk tanpa menjawab apapun.

"Kamu percaya sama aku kan Ra?"

"Kalau saya gak percaya sama kamu, gak mungkin kita sampai sejauh ini Mas."

"Aku gak mungkin ngapa-ngapain sama perempuan lain di belakang kamu Ra."

Kynara mengangguk sekali lagi. Bani meraih jemari milik isterinya untuk ia tautkan dengan jemari miliknya sendiri. Ia ingin mencoba melihat apa Kynara masih marah dan akan melakukan sesuatu seperti penolakan terhadap kontak fisik dengannya, tapi perempuan itu justru melepaskan tautan mereka bukan untuk menolak. Bani mendapati bahwa jemari lentik milik isterinya itu sedang terulur untuk menyeka keningnya yang basah, "Kamu sampai keringat dingin begini, setakut itu saya gak percaya sama kamu?"

Bani cepat-cepat mengangguk. "Nih, rasain deh." Tangan Kynara yang sedang menyeka wajahnya itu, kini Bani pindahkan ke dadanya. "Aku sampai deg-degan gini Ra. Takut kamu beneran minta cerai."

"Cerai? Ngapain saya minta cerai?"

"Kan kamu yang waktu itu ngomongnya enteng banget ke Calista. Kalau aku ketauan selingkuh, kamu bilang mau cerai aja."

"Emangnya kamu beneran selingkuh?"

"Ya enggaaaak. Tapi kan aku jadi parno sendiri. Takut kamu cemburu buta."

Bani berakhir memeluk Kynara se-erat yang ia bisa, menyalurkan segala perasaan lega di dalam hatinya. "Lagian, ya kali aku berani selingkuh. Udah dikasih berkat melimpah dalam wujud kamu gini, masih mau selingkuh? How stupid I am, Kynara."

"Mas.."

"Apa sayang?"

Kynara merasa perlu terdiam sebentar karena setelah sekian lama memendam, ia baru berani mengatakan hal ini secara langsung pada Bani, "kalau boleh jujur, saya gak terlalu suka sama Adelia."

Bani ikut lama terdiam sebelum berakhir mengelus kepala isterinya sambil tersenyum dan berucap, "Itu hak kamu buat ngerasa risih sama orang."

"Saya gak akan larang kamu untuk kerja bareng dia. Kamu itu musisi, dan saya percaya kalau kamu profesional."

Kamu dan PanaseaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang