Gegara Drakor

20.3K 1.2K 32
                                    

Happy Reading! 😘

👶👶👶

Bintang sontak menyemburkan kopinya sedangkan Kejora terbatuk-batuk akibat tersedak ludahnya sendiri.

Adam mendengus saat bajunya basah akibat terkena semburan kopi yang keluar dari mulut Bintang. "Kok kalian sekaget itu sih? Aneh banget."

Bintang dan Kejora saling tatap-tatapan lalu menggeleng tak habis pikir.

"Gimana nggak kaget?! Seingatku, waktu itu, kau sendiri yang bilang bahwa kau tak akan pernah menikah lagi. Sampai kapan pun."

Bintang menelengkan kepalanya, memicing curiga lalu sedikit berdecak. "Jangan bilang..." Ia menuding Adam. "...kalau pengantinmu nanti bukan seorang perempuan tapi seorang pria."

Bola mata Adam nyaris keluar dari tempatnya kalau saja Tuhan tidak membuat lem yang kekuatan perekatnya melebihi lem setan untuk kedua bola matanya.

Ia mendengus kesal. "Aku lurus, bukan miring!"

Senyuman lega seketika tercetak di bibir Bintang. "Syukurlah."

Kejora menatap penasaran pada Adam. "Jadi, siapa pengantin wanitamu?"

👶👶👶

"Om kencingnya duduk atau jongkok?"

Adam mengangkat alisnya. "Berdiri."

"Ah, iya!" Freya pun manggut-manggut lalu cengengesan. Ia lupa kalau cowok kencing itu bisa berdiri, nggak kayak cewek. Kelamaan jadi cewek dan bergaul dengan cewek membuat dia lupa akan satu fakta itu.

Freya tampak berpikir sebentar. "Kalau gitu, om bisa kencing di mana aja kan?"

Adam mengangguk ragu. Pasti ada udang dibalik pertanyaan itu.

Freya menyeringai lebar. "Tunggu bentar om." Ia pun berlari ke arah dapur untuk mengambil sesuatu.

"Nih." Freya menyerahkan satu botol bekas yang sudah kosong ke tangan Adam.

Adam mengerutkan keningnya. "Botol ini buat apa?"

Freya menahan tawanya. "Tadi, katanya om bisa kencing di mana aja. Ya udah, om kencing di dalam botol itu aja."

Rahang Adam jatuh sampai ke lantai.

Ia lalu menatap tajam Freya. "Nggak lucu."

Freya seketika terdiam saat merasakan aura menyeramkan yang menguar di balik badan pria dewasa yang berdiri menjulang di hadapannya sekarang.

Waduh, bahaya nih! Si om lagi dalam mode Angry Nanny.

Freya nyengir lalu cengengesan. "Maaf om. Ya udah, kalau gitu, om pipisnya di kamar mandi aku aja." Dia pun mendorong-dorong punggung Adam supaya masuk ke dalam kamarnya. "Udah sesak kan om? Buruan masuk! Jangan sampai netes di lantai kamarku nanti."

Adam menghela nafas. Baru kali ini dia dipermainkan seperti ini oleh seseorang. Mana orang yang mempermainkannya masih bocah lagi!

"Dasar bocah tengil!" umpat Adam keceplosan. Ia pun buru-buru masuk ke dalam kamar mandi saat tersadar kalau ia sudah keceplosan mengumpat di hadapan Freya.

Freya tercengang. "Eh buset! Si om bisa ngumpat juga! Berarti, si om manusia beneran dong."

Freya bilang begitu karena selama ini, ia kira Adam adalah siluman atau sejenisnya. Hal itu dikarenakan pria itu nggak pernah marah satu kali pun padanya, padahal selama kira-kira satu minggu ini, bisa dibilang, dia tidak pernah absen satu kali pun buat menjahili apalagi menguji kesabaran Adam setiap kali mereka bertemu.

FREYDAM | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang