Happy Reading! 😘
👶👶👶
Freya mengernyit. Menutup buku novel yang ia baca. Berjalan menghampiri Adam. "Om mau kemana pagi-pagi begini? Ini kan hari minggu."
Pasalnya, biasanya, hari minggu pagi begini, suaminya itu paling malas pergi keluar selain untuk berolahraga—jogging di sekitar taman komplek yang ukurannya cukup besar dan luas.
Dan kalau lagi malas berolahraga pun, Adam biasanya hanya akan ngapelin Freya satu harian.
Maka dari itu, Freya terheran-heran saat melihat Adam malah sudah berpakaian rapi begitu.
Adam menjawab pertanyaan Freya sambil memakai kaos kakinya sebelum kemudian memasukkan kedua kakinya yang sudah terbalut dengan sepasang kaos kaki tadi ke dalam sepatu pantofel hitam kerja miliknya. "Mau ketemu rekan kerja."
Kening Freya semakin berkerut dalam. "Ketemu rekan kerja?" Freya menatap lurus ke arah Adam yang sudah beranjak dari sisi tempat tidur dan berjalan menuju cermin dandan untuk menyisir rambutnya.
"Hari minggu begini Om masih kerja juga?" Freya geleng-geleng kepala tak habis pikir. "Lagian, kok Om tumben banget kerja di hari libur begini?"
Adam balas menatap Freya melalui kaca yang berada di depannya itu. "Pertemuan kali ini penting banget, Frey."
Freya bersedekap dada. masih setia menatap lekat ke arah kedua netra Adam. "Sepenting apa?"
Setelah memastikan kalau rambutnya sudah kelihatan rapi, Adam pun membalikkan badannya. Berdiri berhadapan dengan istri yang sedang menginterogasi dirinya itu. "Sepenting mendapatkan pendapatan dua kali lipat lebih banyak dan lebih besar daripada biasanya."
Mendengar hal itu, Freya pun menghela nafas. Kalau sudah begitu, Freya bisa apa lagi selain merelakan Adam buat pergi kerja dan meninggalkan dirinya sendirian di rumah?
Bibir Freya maju beberapa senti. "Yah, itu artinya aku sendirian dong di dalam rumah." Freya semakin cemberut. "Aku bakal kesepian banget deh, Om."
Adam terkekeh. Ia menarik Freya untuk mendekati dirinya. Kedua tangannya mampir di atas kedua bahu Freya untuk sementara waktu sebelum kemudian beralih melingkari leher jenjang istrinya itu. "Kalau begitu, kamu kan bisa ngajak sahabat kamu yang waktu itu, buat nemenin kamu jalan-jalan ke mall?"
Freya mengangkat alisnya. "Emang boleh?"
Adam mengangguk. "Tentu saja boleh. Saya kan udah janji buat ngizinin kamu pergi ngemall bareng sahabat kamu waktu itu."
Freya manggut-manggut mengerti. "Oke deh! Kalau begitu, aku mau mandi dulu deh! Om bisa menutup dan mengunci pintu depan dengan sendiri kan?"
Adam mengangguk sekilas. "Iya, bisa."
Dengan begitu, Freya pun langsung pergi ngacir masuk ke dalam kamar mandi.
Tapi sebelum itu, Adam sudah terlebih dahulu mengecup kening serta bibir Freya secara sekilas. Tak lupa, Adam juga turut mencium dan mengelus perut Freya barang sebentar—sekedar untuk say hello kepada calon anak mereka yang akan segera brojol.
Adam melirik jam tangan yang terlingkar sempurna di pergelangan tangan kirinya. Sadar bahwa ia akan terlambat kalau tidak berangkat di menit itu juga, Adam pun bergegas keluar dari dalam kamar dan berjalan cepat menuju garasi untuk mengeluarkan mobilnya.
Tak lama setelah siluet serta bayangan mobil Adam sudah menghilang sempurna dari sekitaran area pelataran rumah mereka, pintu kamar mandi pun dibuka lebar-lebar oleh Freya.
Tampak Freya keluar dari kamar mandi, masih dengan keadaan rambut yang basah total.
Freya membuka lilitan handuk yang membungkus tubuh telanjangnya tadi. Setelah itu, ia menggunakan handuk yang sama untuk mengeringkan rambutnya yang masih basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FREYDAM | END
RomanceAdam Ganendra (40) dipaksa ibunya untuk segera memberikan dirinya seorang cucu. Adam yang memang tidak pernah berkeinginan untuk menikah lagi pun melakukan cara lain yaitu inseminasi buatan. Ia akan mencari seorang wanita yang mau dia bayar untuk me...