Happy Reading! 😘
👶👶👶
Akhirnya Adam bisa bernafas dengan tenang saat ia berhasil memboyong Freya untuk tinggal di rumah besarnya dan bukannya tinggal bersama Bintang—papa mertuanya yang bisa berubah menjadi Banteng sewaktu-waktu.
Tentu saja upaya yang dikerahkan Adam sangatlah banyak dan tergolong cukup sulit. Terutama upayanya dalam membujuk serta usahanya supaya bisa menang debat dari Bintang.
Untungnya, semesta seolah mendukung dirinya untuk bisa pindah ke rumah pribadinya balik saat Bintang nyinyir soal kamar sebelah—kamar yang ditempati oleh Freya dan Adam—terlalu berisik setiap malam, bikin dia jadi gak bisa tidur karena merasa sangat terganggu saking berisiknya kedua penghuni kamar tersebut.
Tentu saja, tak mau menyia-nyiakan kesempatan emas, Adam dengan secepat kilat memutar balikkan keluhan Bintang menjadi sebuah peluang juga sebagai alasan yang bisa dijadikan untuk membawa Freya pulang ke rumahnya sendiri dan nggak tinggal di rumah Bintang dan Kejora lagi.
Kenapa Adam mau buru-buru hengkang keluar dari rumah mertuanya itu?
Tentu saja karena ia nggak mau cepat tua akibat terus-terusan merasa stres, gara-gara mendapatkan amukan dari Bintang setiap harinya. Terlebih, pergerakannya untuk mendekati Freya jadi terbatas. Lebih parahnya lagi, gara-gara keposesifan dan keprotektifan Bintang, Adam jadi hanya bisa bermesraan dengan istrinya setiap malam saja.
Menyiksa banget kan?
Gara-gara kesengsaraan serta kefrustasian Adam yang tak tertahankan lagi, ia pun cepat-cepat ingin pindah rumah saja.
Dan berhasil!
Setelah melewati waktu berjam-jam, pada akhirnya, mau nggak mau, Bintang mengalah dan dengan berat hati membiarkan putri satu-satunya itu dibawa pergi oleh sahabatnya sendiri—yang sudah naik pangkat menjadi anak menantunya setelah menikah dengan putrinya.
Adam melepehkan jajanan yang baru saja ia masukkan ke dalam mulutnya tadi. Dengan satu gigitan, Adam sudah tahu kalau jajanan ini bukan jajanan asli yang bisa dimakan oleh manusia manapun.
Adam melotot. "Kamu ditipu ya Frey, sama tukang jualannya?"
Freya mengernyit heran. "Kenapa om bilang gitu?"
Adam memisahkan dua cookies berwarna coklat kehitaman itu dan menaruh kembali salah satu cookies yang tidak memiliki cream vanilla ke piring tadi. Menyisakan cookies yang ditaburi dengan cream vanilla yang tampak menggiurkan di tangan kanannya. Ia pun menunjukkannya pada Freya. "Ini rasanya kayak bukan cream vanilla pada umumnya. Jadi, pasti si penjual menipu kamu."
Lidah Adam sibuk menelusuri gigi-giginya. Merasa-rasa sisa 'cream vanilla' tadi. Matanya melotot saat ia sudah tahu kalau benda putih itu beneran bukan sebuah krim. Tapi pasta gigi!
"Ini odol Frey, bukan cream!" adunya pada Freya. Merasa dendam pada si penjual yang sudah berani menipu istrinya. Kan jadi dia yang kena getahnya! Itu tidak adil sama sekali!
Reaksi yang ditunjukkan Freya benar-benar di luar dugaan Adam. Istrinya itu malah dengan nada santai dan raut tidak bersalah mengatakan kalau memang dialah yang sengaja menukar cream vanilla yang asli dengan pasta gigi mereka.
Adam melongo. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya tidak percaya. "Kamu serius?"
Freya hanya mengangguk membenarkan.
"Kamu seriusan sengaja menukarnya?" tanya Adam, memastikan sekali lagi. Entah kenapa ia tidak bisa percaya. Ia benar-benar menolak untuk mempercayai hal itu!
KAMU SEDANG MEMBACA
FREYDAM | END
RomanceAdam Ganendra (40) dipaksa ibunya untuk segera memberikan dirinya seorang cucu. Adam yang memang tidak pernah berkeinginan untuk menikah lagi pun melakukan cara lain yaitu inseminasi buatan. Ia akan mencari seorang wanita yang mau dia bayar untuk me...