Happy Reading! 😘
👶👶👶
Hujan deras tiba-tiba mengguyur seluruh wilayah yang berada di perkampungan tersebut.
Adam dan Freya pun buru-buru mencari tempat teduh terdekat—sebuah gubuk kecil namun bersih.
Kini sepasang suami-istri itu sudah duduk bersebelahan dengan tatapan terkunci ke arah depan.
Sawah yang terbentang luas di hadapan mereka terlihat indah walau sedang diguyur oleh hujan deras sekalipun. Bahkan aroma petrichor—aroma tetesan hujan yang jatuh ke atas tanah—menambahkan sensasi sejuk nan menenangkan bagi keduanya.
Freya menaikkan kedua kakinya lalu menekuk lututnya sebelum kemudian ia beringsut untuk memeluk dirinya sendiri—menggigil kedinginan.
Adam yang peka akan hal tersebut pun sedikit beranjak dari tempatnya duduk lalu semakin menggeser dan mendepetkan dirinya rapat-rapat ke arah Freya.
Freya menaikkan satu alisnya—heran. "Kenapa Om makin merapat kesini?" Sudut matanya kemudian mengerling ke sisi kiri Adam yang masih kosong melompong. "Di sebelahnya Om kan masih ada banyak tempat sih. masih luas banget malah. Kenapa kita harus sampai sempit-sempitan begini sih?"
Bukannya menjawab, Adam malah beralih mengangkat tubuh Freya dan mendudukkan istrinya itu ke atas pangkuannya.
Hal itu tentu membuat Freya merasa semakin keheranan. Bibirnya kemudian mencebik kebingungan. "Ish, Om Adam sebenarnya kenapa sih? Maunya apa? Kan aku jadi bingung sendiri."
Adam terkekeh. Sebelum menjawab, Adam terlebih dulu menggerakkan kedua tangannya untuk mendekap tubuh berisi Freya.
"Kan tadi kamu bilang kalau kamu kedinginan. Makanya tubuh kamu sampai menggigil semuanya."
Freya mengangguk mengerti. Tapi ada yang tidak ia pahami. "Terus kenapa Om harus sampai meluk aku kayak gini?"
Adam menyentil dahi Freya dengan pelan. "Ya justru karena kamu kedinginan, saya peluk kamu."
Freya baru paham. Ia pun manggut-manggut mengerti sambil ber oh ria.
Pada akhirnya, ia pun memilih untuk membiarkan suaminya itu untuk terus memeluk dirinya seperti itu.
Mayanlah, biar tubuhku jadi hangat dan nggak menggigil kedinginan lagi.
Kedua netra jernih mereka pun saling beradu tatap.
Cukup lama mereka hanya saling tatap-tatapan dengan ditemani suara rinai hujan sebagai latar belakang suara, sampai kemudian Adam pelan-pelan mulai memajukan wajahnya mendekat ke wajah Freya.
Tak butuh waktu yang lama buat bibir keduanya saling menempel satu sama lain.
Bibir Adam memagut, mengulum dan menyesap bibir Freya secara bergantian dan perlahan.
Entah bagaimana prosesnya, posisi Adam kini sudah berada di atas—menindih tubuh Freya sedangkan Freya terlihat berbaring pasrah dibawah kungkungan tubuh besar Adam.
Satu tangan Adam menyusup masuk ke bawah badan Freya, melingkari pinggang Freya yang masih terlihat ramping itu dan membawa tubuh istrinya itu menghimpit badannya sendiri sebelum kemudian ia gunakan untuk menahan badannya agar tidak sampai menimpa tubuh Freya. Sedangkan tangannya yang lain, ia gunakan untuk meraih tengkuk Freya lalu sedikit mendorong dan menekannya—memperdalam ciuman mereka.
Suara ribut dari belakang menyebabkan Freya maupun Adam spontan melepaskan pagutan mesra mereka.
"SEDANG APA KALIAN DISINI?!" seru seseorang dengan suara baritonnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FREYDAM | END
RomanceAdam Ganendra (40) dipaksa ibunya untuk segera memberikan dirinya seorang cucu. Adam yang memang tidak pernah berkeinginan untuk menikah lagi pun melakukan cara lain yaitu inseminasi buatan. Ia akan mencari seorang wanita yang mau dia bayar untuk me...