Bayi Besar

11.8K 404 12
                                    

Happy Reading! 😘

👶👶👶

"Jir, omongan si Om terdengar ambigu sekali. Harusnya ditambahi kata 'Kuyup' dong di akhir! Supaya otak si pendengar nggak sampai harus travelling kemana-mana," omel Jeje panjang lebar.

Maklum, otak Jeje kan rada-rada plus-plus gitu, hehe.

Freya menggeleng tidak setuju. "Eh, mana bisa begitu, Om!" Ia lalu berkacak pinggang, merasa kesal. "Kan tadi Om udah bolehin! Jadi Om nggak boleh tarik ucapan Om kek gitu dong! Nggak gentle banget!"

Adam balik ngotot. Ia pun ikut-ikutan berkacak pinggang. "Siapa suruh kamu buat saya basah begini?!"

Jeje sudah tidak tahan lagi. Lidahnya sudah gatal. Mulutnya pun mengeluarkan suara untuk berkata, "Basah kuyup, Om! Bukan basah doang!" Ia lalu cengengesan. "Soalnya, kalau hanya basah doang, artinya sudah beda lagi... Jadi berkonotasi ambigu, hehe."

Adam mengerutkan keningnya sebelum kemudian mengangguk mengerti. "Iya, itu. Maksud saya, basah kuyup."

Jeje yang mendengar itu pun tersenyum puas. Ia menepuk tangannya heboh. "100 buat Om Adam!"

Freya yang melihat tingkah kekanak-kanakan Jeje hanya geleng-geleng kepala.

Teringat kalau ia sedang dalam mode berdebat dengan Adam, ia pun buru-buru mengeluarkan argumen kontranya. "Siapa suruh Om nggak bisa menjaga keseimbangan tubuh Om sendiri?!"

Adam berdecak. "Siapa suruh kamu nggak hati-hati pas mau memeluk saya?!"

"Siapa suruh Om bikin aku senang?! Kan aku jadi gemes pengen meluk Om!"

"Siapa suruh orang yang bikin kamu seneng itu-"

"Astaga Om! Orang yang bikin aku seneng itu Om sendiri loh! Om gimana sih?!" Aneh banget suamiku ini! Keknya dah ketular virus mama Santi deh. Kebanyakan bergaul dengan mama Santi jadi gini nih.

Freya sepertinya tidak sadar diri kalau sebenarnya Adam lebih banyak dan lebih sering terpapar oleh virus absurdnya daripada virus gaulnya Santi.

Adam mengerutkan keningnya sejenak sebelum kemudian terkekeh—menertawakan kekonyolannya sendiri. "Eh, iya juga ya."

Jeje yang melihat tingkah absurd kedua orang berbeda generasi namun tetap bisa terikat dalam ikatan suci pernikahan itu pun hanya bisa menepuk jidatnya seraya geleng-geleng kepala tak habis pikir.

"Bisa-bisanya gue menyaksikan dua orang bodoh sedang berargumen seperti ini," gumamnya menghela nafas seraya mengelus-elus dadanya dramatis. "Ngabisin waktu berharga gue aja." Ia lalu tersenyum saat sebuah ide cemerlang tumben-tumbennya bisa datang melintasi otaknya yang kebanyakan berisi adegan plus-plus itu. "Daripada lanjut nonton acara gaje kek gini, mending gue ngapelin Bebeb Bian aja."

Sama seperti datang tak diundang, Jeje pun pergi tanpa pamit.

Menyadari sahabatnya menghilang bak diculik alien, Freya pun celingak-celinguk kesana-kemari hanya untuk mencari keberadaan sahabatnya itu.

Freya bahkan sampai memeriksa ke ruang penyimpanan sepatu-sepatu mereka.

Bukan apa-apa tapi Jeje emang hobi banget nyolong sepatu orang. Apalagi kalau tipe sepatu high heels yang berwarna merah mencolok dan sepatu-sepatu yang ada bling-bling nya!

Adam yang melihat istrinya seperti sedang kesetanan mencari sesuatu pun mengernyit heran. "Kamu lagi cari apa sih?"

Di sela-sela pencariannya, Freya menyempatkan diri untuk membalas, "Bukan apa, Om. Tapi Siapa."

FREYDAM | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang